Epilog

139 22 7
                                    

5 tahun kemudian.

Perempuan berumur 27 tahun itu membereskan skrip-skrip di atas mejanya untuk dibawa ke ruang siaran radio. Mengecek kembali takut ada barang yang tertinggal.

"Mbak Binar!" Panggil seorang perempuan dengan rambut kepang dua, seorang anak baru di divisi Binar.

"Ayo cepet, mbak! 20 menit lagi kita on air!"

Binar terkekeh pelan, mengangguk dan mengampiri. "Iya iya sabar, Laras. Ini mbak mau kesana."

Laras manyun dan merangkul lengan Binar, menariknya agar laju berjalan mereka lebih cepat. "Aku nggak bisa sabar kalau nantinya bakal dimarahin Mbak Eunbi." Keluhnya.

Binar hanya bisa menurut ketika badannya dibawa ke ruang radio dengan cara ditarik anak piyik ini. Sesampainya disana, ia dipelototi Eunbi dan disuruh untuk segera masuk ke dalam ruang siaran.

Sempat menyengir, Binar akhirnya masuk dan siap-siap untuk siaran hari ini.

Lima tahun adalah waktu yang lama dan Binar sudah berada di titik yang selama ini diimpikan, menjadi seorang penyiar radio. Meski karirnya lancar jaya, namun kisah cintanya masih seperti jemuran. Menggantung.

Di balik ruangan, aba-aba dikeluarkan. Sampai tangan itu menunjukkan tiga jari, Binar membuka siaran radio dengan baik. Seperti sudah terbiasa dan begitu menikmatinya.

"Wow, pendengar hari ini meningkat 2 kali lipat dari biasanya. Kalau begitu mari kita lihat komentar-komentar kalian yang terlihat antusias sedari tadi."

Aku ke sini gara-gara tiktok!

Cerita yang waktu itu seruuuu.

Kak Binar, tolong lanjutin cerita yang waktu itu dong!

Binar terkekeh membacanya, agak sedikit bingung. "Dari tadi pada bahas cerita yang waktu itu, tolong kasih tahu dong cerita yang mana. Soalnya aku udah banyak ceritain kisah-kisah kalian di sini."

Yang kalau nggak salah kisahnya kakak kasih judul tentang aku, kau dan dia.

Cerita yang buat gue mau dengerin radio ini.

Itu viral banget di tiktok.

Binar membuka mulutnya tanpa suara, seakan berkata oh. Ia tersenyum kecil, tidak tahu jika cerita itu akan diminati banyak orang. Cerita asli dia, Tama juga Mahes yang di anonimkan olehnya.

Lanjutan kisahnya sendiri hubungan Binar dan Mahes kandas, lalu Tama pergi tanpa berpamitan dan hingga sekarang tidak ada kabar, kemudian ia yang masih kontakan dengan Mahes yang kini sudah beristri.

Saat mendatangi wedding lelaki itu, yang Binar harapkan adalah bertemu Tama. Namun tidak kesampaian karena seberapa keras ia mencari, lelaki itu tak kunjung ia temukan.

Mungkin, luka yang ia torehkan pada Tama terlampau banyak. Hingga untuk bertemu dengannya pun Tama tidak ingin.

Di tengah-tengah siaran radio ini, Binar berusaha tegar. Kini, jika mengingat Tama bawaannya pengen sekali menangis.

"Ah, cerita tentang aku, kau dan dia? Kelanjutannya bagaimana, yaaa?"

Jangan gantung! Ayo lanjut!

Aaaa, serius mau diceritain lagiii?

Lanjutin, kak! Jangan buat gue penasaran!

"Hahaha, oke oke. Aku lanjutin, ya. Meski ini tidak ada di skrip. Demi kalian, akan tetap aku ceritain."

"Setelah Gantari putus dengan Lesmana, dari sana nggak ada yang berubah selain perginya Reswara ke Amrik."

Gantari adalah nama belakang Binar, Lesmana adalah nama belakang Mahes dan Reswara adalah nama belakang Tama. Ia tidak mungkin jika memakai nama panggilan mereka.

"Gantari dan Lesmana baik-baik saja dan sukses dijalan mereka masing-masing. Berita baiknya, Lesmana sudah menikah 3 bulan lalu dan sekarang istrinya sedang hamil 2 minggu. Mari doakan agar istri dan anak Lesmana dapat sehat selalu."

Binar menerawang ketika akan menjelaskan Tama. "Reswara sendiri... sepertinya sehat dan mungkin... sudah bahagia di Amrik. Dari info yang aku dapat, Reswara bagai hilang ditelan bumi dan sampai sekarang aku, maksudnya Gantari, tidak tahu kabarnya bagaimana."

Hahhhh?! Yang bener Lesmana udah nikah?! Kapal gue karam dongg.

Sehat selalu buat istri dan anaknya Lesmana!

Gue pengen banget punya cowok kayak Reswara, Tuhan.

Gantari ini sebenarnya brengsek sih kata gue.

Apa Reswara juga jangan-jangan udah punya istri kayak Lesmana?!

Di komentar terakhir, mata itu bergulir ke kanan. Sakit hati membacanya. Jika memang lelaki itu bukanlah jodohnya, Binar ikhlas. Asal tolong pertemukan dia dengan lelaki itu untuk yang terakhir kalinya.

Matanya kosong, seperti tidak ada harapan. Lalu isi hatinya bergejolak, ingin memberi pesan kepada lelaki itu.

"Kata Gantari, dia nggak tahu Reswara dengar radio ini atau tidak. Tapi Gantari tetap ingin memberi pesan. Begini pesannya; dimanapun lo berada, gue harap lo selalu sehat. Maaf atas segala sakit yang gue berikan. Kalau ketemu, gue cuman pengen ngomong satu hal yang gue sesali kenapa nggak dari lama gue ngomong gini ke elo. Kalau sebenarnya... gue sayang banget sama lo."

Hari itu, bebarengan dengan menetesnya air mata Binar. Segala harap yang selalu dilambungkan jauh ke langit, ia tarik kembali. Penungguannya atas Tama, ia akhiri sampai sini.

[ END ]

A/N:

what do you think?
kayak jemuran juga ya
ini endingnya?! hehe.

mari akhiri disini,
dan berikut foto terakhir
mereka di cerita ini.

mari akhiri disini,dan berikut foto terakhirmereka di cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

see you when i see you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

see you when i see you.

Tentang Aku, Kau dan Dia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang