"Diundur?"
"Iya."
"Kenapa kok diundur?"
"Karena Mama dan Wikan sepakat untuk ngadain pernikahan sesudah kamu dan Mahes wisuda, biar jadwalnya nggak bentrok. Minggu depan kamu wisuda, ditambah pernikahan Mama dan Wikan niatnya diadain minggu depan juga, jadi ya gitu."
Tama lantas mengangguk paham, ia melanjutkan memakan makanan yang Shopia buatkan. Mamanya itu menyempatkan diri datang ke apartemennya dan memasak untuk dirinya.
Akhirnya, setelah sidang skripsi kemarin, Tama dinyatakan lulus dan tinggal mempersiapkan wisuda. Begitupula Mahes, dan Binar.
Ngomong-ngomong sudah satu minggu sejak Mahes dan Binar jadian, akan tetapi selama itu Tama tidak bertemu dengan Binar, baik di kampus atau dimanapun. Selain disibukkan dengan skripsi, Tama juga berusaha menata diri kembali setelah patah hati.
Dan selama satu minggu itu juga, Tama sudah berpikir matang akan masa depannya. Untungnya hari ini Shopia datang, Tama jadi bisa membicarakan hal itu sekarang.
"Ma." Panggil Tama kepada Mamanya yang sibuk membersihkan dapur.
Shopia berbalik. "Hm?"
"Duduk dulu coba, ada yang mau aku omongin." Ujar Tama yang dituruti Shopia.
"Kenapa?" Tanya Shopia setelah duduk.
"Aku mau lanjut S2, Ma."
"Loh, bagus itu. Lanjut kemana?"
"Amrik."
Shopia bergeming. Ia kira Tama akan melanjutkannya di kampusnya saat ini, ternyata keluar negeri. Ia terdiam karena tidak begitu siap sampai berpikir kesana-kemari.
"Terus... kapan berangkat?"
"Sesudah pernikahan Mama, maybe?"
Tama melanjutkan, "Mama nggak larang aku?"
Wanita itu menggeleng seraya tersenyum tipis, tangannya terangkat mengusap wajah Tama. "Buat apa Mama larang kamu mencari ilmu? Lagian kamu sudah besar, Tam. Dan Mama yakin, kamu sudah memutuskan yang terbaik untuk diri kamu sendiri."
"Makasih, Ma."
Tidak lebih yang bisa Tama ucap selain syukur karena memiliki Mama sepengertian Shopia.
[ Tentang Aku, Kau dan Dia ]
Binar segera menyimpan ponselnya ketika Mahes datang sambil menyerahkan segelas minuman untuknya. Sebagai pasangan baru, keduanya hampir tidak pernah absen jalan-jalan setiap harinya.
"Makasih, Hes."
"Iya. Sehabis pulang kamu mau ngapain?"
"Makan sekeluarga, rayain kelulusan aku. Kalo kamu?"
Mahes nampak berpikir. "Mungkin nggak beda jauh kayak kamu, aku juga palingan makan-makan bareng Ayah." Jawabnya seraya menyelipkan anak rambut Binar ke belakang telinga.
Lalu tangannya merambat menuju tangan Binar dan menggenggamnya erat, lantas membawanya mendekat ke arah bibir dan mengecupnya pelan. "Aku sayang kamu."
Binar membalasnya dengan semburat merah di pipi. "Aku juga sayang kamu."
Seketika itu juga Binar lupa bahwa ia sempat menunggu ucapan selamat lulus dari Tama, yang kini ingin melihat wajahnya saja terasa amat berat.
[ Tentang Aku, Kau dan Dia ]
A/N:
banyak yang salah paham
sama note saya yang ituu.maksud saya tuh, karena sebelumnya
kalian pada ngomen 'Tama sama aku aja' gara-gara Tama disakitin mulu sama Binar,
terus jadinya pas saya baca komen
itu saya ngerasa kalian gemesin.jadi maksud saya bukan 'kalian
pada mau Binar sama Tama', begituu.memang sepertinya ketikan saya
bikin salah paham, maaf! T Tbonpic:
see you when i see you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Aku, Kau dan Dia ✓
FanfictionTerjebak friendzone nan bersama Binar membuat Tama kesulitan untuk mendapatkan gadis tersebut, meski sudah menyatakan perasaannya beberapa kali. Ditambah keberadaan Mahes---lelaki yang disukai Binar diam-diam, tiba-tiba saja mendekati Binar yang sem...