mulai sekarang boleh panggil saya aunty, tante, onty juga sok.
terkijoring oleh Tama.
udah sarapan kah
apa belum?! jan lupa
makan ya.[ Tentang Aku, Kau dan Dia ]
Besoknya, Tama tidak ada kelas. Mangkanya sekarang asik rebahan sambil baca Webtoon. Lelaki dengan paras tampan ini juga tidak berniat datang untuk fitting baju seperti apa yang Mahes katakan kemarin.
Lalu notifikasi pesan dari Binar mengalihkan fokusnya. Mengubah posisi menjadi duduk, ia segera mendial nomor Binar.
"Kenapa?" Suara Binar disebrang sana terdengar disertai bisingnya suara kendaraan, sepertinya sedang dijalan.
"Mau ngapain kesini?" Tanya Tama to the point. Ya, memang tadi isi pesan dari Binar, cewek itu mengatakan akan berkunjung ke apartemennya.
"Ini loh mami gue rewel banget suruh nganterin tempe bacem kesukaan lo sama makanan lainnya." Tama memang dikenal dekat oleh keluarga Binar, tidak heran ia sudah dianggap keluarga kedua.
"Udah berangkat? Mau gue anter?"
"Nggak usah, gue bentar lagi nyampe. Gue tutup ya."
"Yaudah hati-hati."
"Woke."
Tut!
Sambungan terputus dan Tama menyimpan ponselnya pada nakas lalu berjalan keluar kamar untuk menunggu kedatangan Binar di ruang tamu sambil nonton TV.
Sekitar 10 menit menunggu, Binar akhirnya datang dan Tama membukakan pintu untuknya.
"Panas banget gila. Gue minta minuman ya." Keluh Binar sambil menyerahkan barang bawaannya kepada Tama dan ia pergi menuju kulkas untuk minum minuman dingin.
Tama menerimanya lalu berjalan menuju dapur dan menaruhnya disana. Mengeluarkan satu persatu lauk pauk yang mami Binar berikan.
"Banyak banget ngasihnya, ada acara kah?"
Tanya Tama kepada Binar yang sudah duduk dimeja makan sambil menyeruput susu pisang favorit Tama. Yang biasanya bikin Tama keliatan pelit karena dia tidak mau berbagi jika soal susu pisangnya. Tapi untuk Binar apa sih yang enggak?
"Iya, nanti malem keluarga besar datang jadinya mami masak banyak banget." Jawab Binar.
"Oh iya, yang kemarin lo cerita tentang anak calon ayah baru lo itu sebenarnya namanya siapa sih? Kok cuman diread doang?" Lanjut tanya Binar masih dibuat penasaran membuat Tama menghentikan gerakan tangannya.
"Iya gue emang cinta sama lo." Balas Tama tidak nyambung dan lanjut dengan kegiatannya.
Binar sontak terhenyak dan menjawab nyolot. "Hidih, gendeng!"
Tama hanya tersenyum saja, merasa sudah terbiasa. Menjadi dirinya memang harus sabar. Padahal tadi dia serius loh. Cuman ya respon Binar selalu seperti itu.
"Mangkanya, nggak usah tanya-tanya dia deh. Nggak suka gue, Nar." Gitu katanya. Yang membuat Binar mengangguk, merasa tahu batasan.
"Mau pulang kapan?"
"Nanti sore aja deh. Males kalo sekarang mah, nanti disuruh-suruh." Jawab Binar yang sudah berganti tempat dan duduk didepan TV. Sedang mencari channel yang seru menggunakan remote.
Tama bergabung setelah memasukkan semua makanannya kedalam kulkas. Ia merebahkan kepalanya dipaha Binar, ikut menonton.
Menggapai tangan Binar yang nganggur, Tama menyimpannya pada rambut miliknya. Dan tanpa berucap, Binar mengusap rambut Tama lembut. Mata Tama memejam menikmati usapan Binar.
Tidak apa-apa selalu ditolak, asal perhatian Binar padanya tidak boleh berkurang sedikitpun.
[ Tentang Aku, Kau dan Dia ]
aunty up, guys.
sikit je dulu ya.see you when see you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Aku, Kau dan Dia ✓
FanfictionTerjebak friendzone nan bersama Binar membuat Tama kesulitan untuk mendapatkan gadis tersebut, meski sudah menyatakan perasaannya beberapa kali. Ditambah keberadaan Mahes---lelaki yang disukai Binar diam-diam, tiba-tiba saja mendekati Binar yang sem...