14. Lulus

50 23 4
                                    

"1, 2, 3, lempar!"

Puluhan topi wisuda itu berterbangan bersamaan setelah aba-aba diucapkan. Hari spesial bagi setiap mahasiswa yang ditunggu-tunggu.

Dengan berbagai rintangan, keringat, dan perjuangan. Mereka akhirnya dapat menyandang gelar yang selama ini mereka perjuangkan. Menjadi awal dari kehidupan baru, suasana baru dan pekerjaan baru.

Binar tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis begitu kedua orangtuanya menghampirinya. Memeluknya dengan perasaan bangga.

"Selamat lulus, Binar."

Binar balas memeluk tak kalah erat. "Makasih Mah, Pah."

Mahes datang bersama dengan Wikan. "Binar, Om, Tante." Panggilnya.

Ketiganya menoleh serentak, memberi senyum tulus kepada Mahes dan Wikan.

"Kenalin, ini Ayah saya." Ujar Mahes memperkenalkan Wikan kepada orangtua Binar.

Mereka bertiga berjabat tangan dan Binar menyalimi Wikan. "Binar, Om."

"Halo Binar, saya Wikan. Cantik sekali kamu. Selamat lulus, ya." Puji Wikan yang membuat Binar tersenyum malu.

"Terimakasih, Om."

"Selamat lulus juga untuk kamu, Mahes." Balas kedua orangtua Binar.

"Terimakasih, Om, Tante." Ujar Mahes berseri-seri.

Setelah mengobrol sebentar, Binar dan Mahes ditinggal berduaan oleh orangtua mereka. Seakan tahu sepasang kekasih itu membutuhkan ruang untuk berdua.

Mahes menggenggam kedua tangan Binar hingga mereka terlihat berpegangan tangan sambil bertatapan. Saling melemparkan tatapan bahagia dan senyum merekah pada bibir, menyalurkan rasa senang lewat sana.

"Selamat lulus, sayang."

"Selamat lulus juga, sayangku." Balas Mahes manis.

Kemudian lelaki itu menarik kedua tangan Binar, membiarkannya memeluk pinggang dan ia yang melingkarkan tangannya pada bahu Binar, saling berpelukan diantara ramainya orang yang berlalu lalang.

"Aku bersyukur karena kamu yang menjadi pendamping aku waktu wisuda." Gumam Mahes menghirup lepas aroma Binar dalam pelukannya.

Binar tersenyum samar. "Aku lebih bersyukur lagi, Tam--ah, Hes." Mengapa harus salah sebut sih? Untungnya Mahes tidak begitu mendengarkan.

Saat Binar sedang nyaman-nyamannya berada dalam pelukan Mahes, tidak sengaja netranya mendapati Tama yang sedang tertawa bersama Arsan. Lelaki itu nampak bahagia tanpanya, dan seharusnya Binar turut bahagia. Namun kenapa tidak?

Seakan-akan ia tidak terima Tama baik-baik saja tanpanya.

Sampai kedua mata itu beradu, Binar tidak tahu jika kini ketika Tama memandangnya, lelaki itu hanya akan merasakan rasa sakit, bukan lagi rasa bahagia seperti dulu.

Binar melepaskan diri dari Mahes, tidak ingin menatap Tama lebih lama. Yang tanpa sadar keduanya saling bergumam dalam hati untuk orang yang dulu dekat namun kini terasa jauh.

Binar menunduk dan memejam.

Selamat lulus, Tama Reswara.

[ Tentang Aku, Kau dan Dia ]

Selesai foto jurusan, Tama dihampiri puluhan orang yang mengucapkan selamat dan memberinya bunga. Untung ada adik tingkat kenalannya, jadi ia tidak terlalu kerepotan membawa bunga-bunga yang diberikan tadi.

"Selamat lulus, bro." Ujar Arsan menyaliminya dan memeluknya sekejap.

"Selamat lulus juga, bro." Balas Tama.

"Mama lo mana?" Tanya Arsan sambil menjinjing kamera film ditangannya.

"Sehabis pengumuman sama foto berdua, Mama gue langsung pergi lagi karena ada kerjaan di luar kota yang nggak bisa diundur." Jawab Tama seraya memperbaiki toga wisudanya.

"Padahal udah lama nggak ketemu, gue niatnya hari ini mau nyapa."

"Lain kali ajalah, lo sengaja main ke apartemen gue kek kalo gitu."

"Dih, anjing. Gue sering kesana tapi Mama lo jarang ada, ya."

"Lah, bener juga."

"Bego." Umpat Arsan, lalu keduanya tertawa bersamaan.

Lalu tak sengaja tatapan Tama terpaku kearah dua orang yang sedang berpelukan di tengah ramainya lalu-lalang orang-orang. Binar menatapnya pula.

Tatapan yang dulu selalu sukses membuat hatinya bertalu-talu dengan perasaan membahagiakan, namun kini tatapan itu terasa seperti sayatan silet yang berulang.

Tama masih memandangi ketika Binar memilih untuk tidak melanjutkan acara tatap-tatapan mereka. Mata lelaki itu tak secerah tadi, yang tersisa hanya redup dan, sakit.

Meremat bunga yang ada dalam genggaman, Tama lagi-lagi harus menguatkan hati entah yang keberapa kali. Tatapannya beralih dengan nafas berat ia kian memejam.

Selamat lulus, Binar Gantari Banurasmi.

[ Tentang Aku, Kau dan Dia ]

A/N:

selamat lulus Tama, Binar dan Mahes.
semoga dichapter selanjutnya
ada bahagia untuk kamu ya, Tam. xixi.

i love pain, guys. :)

see you when i see you.

Tentang Aku, Kau dan Dia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang