04. Paper Bag

132 43 15
                                    

Hey, Tayo! Hey, Tayo!

hidung aunty pesek, Hes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hidung aunty pesek, Hes.
coba sini bagi dikit.

[ Tentang Aku, Kau dan Dia ]

Binar tidak bisa berhenti mengeluh ketika matahari terik menyorotnya langsung. Didepan gedung FH, ia menunggu Tama yang katanya ingin mengajaknya makan diresto yang baru-baru ini buka.

Kelas Yusra sendiri sudah selesai sejak tadi, sedangkan kelas Tama belum juga selesai sejak ia menunggu disini 20 menit lalu. Padahal pembelajaran sudah berlangsung dari 2 jam lalu. Agak kesal sih, tapi demi traktiran, Binar berusaha menunda kekesalannya.

Ia merunduk memainkan ponselnya, tidak berniat mencari tempat lebih adem. Kelewat tanggung, karena mungkin Tama sebentar lagi juga selesai. Biarlah, ia menanti Mahes juga bisa dijabanin, ahay.

"Hai, lo Binar kan?" Suara sedikit berat yang Binar pastikan datang dari seorang lelaki itu menyapa indra pendengaran.

Ia mendongak dan terpaku dengan pupil melebar. Merasa tidak percaya orang yang baru terpikir olehnya tadi, sekarang sudah berada dihadapannya.

Binar tidak menjawab, hingga membuat Mahes sedikit heran sekaligus canggung karena ditatapi sebegitunya oleh Binar.

"Hai, lo Binar kan?" Ulang Mahes membuat Binar mengerjap sadar dari lamunannya.

Berdehem meredakan gugup, Binar menjawab sambil memegang rambutnya. "Hai, iya gue Binar. Kenapa ya?"

Percayalah, Binar berusaha tenang meski debaran jantungnya tidak berhenti berdetak kencang. Mahes menerbitkan senyum dibibir, membuat Binar menahan diri untuk tidak menjerit.

"Syukur deh gue bener. Gue ada titipan buat Tama. Lo keberatan nggak kalo kasihin ini ke Tama? Setau gue, lo temen deketnya kan?" Ujar Mahes mengangkat sebuah paper bag yang tidak bisa Binar tebak apa isinya.

Binar membalas cepat. "Iya gue temennya. Nggak kok! Nggak keberatan sama sekali! Tenang aja!"

Satu alis Mahes naik, namun ia masih tersenyum meski agak sedikit heran mengapa gadis dihadapannya ini membalasnya begitu antusias. Tapi, entah pikirannya saja atau tidak. Ia merasa Binar nampak manis bersikap seperti tadi.

Mahes lantas mengangguk dan menyerahkan paper bag itu pada Binar. "Bilangnya dari mamanya gitu. Jangan dari gue." Pesan Mahes.

Paper bag itu sudah berpindah tangan. Binar mendongak menatap Mahes yang sedikit lebih tinggi darinya itu. "Loh, emang kenapa?"

"Enggak papa. Gue minta tolong banget ya. Makasih."

"Oh oke. Sama-sama."

"Duluan."

"Iya, hati-hati."

Mahes mengangguk lalu berbalik pergi. Binar memegang dadanya lemas, akan tetapi segera berdiri tegak ketika Mahes malah kembali lagi.

Tentang Aku, Kau dan Dia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang