just pretty girl:
lagi apa?
[ Tentang Aku, Kau dan Dia ]
Sehabis makan siang saat dzuhur tadi yang lagi-lagi Tama dikenalkan perempuan oleh Binar, ia kini kembali melajukan mobilnya setelah mengantar Binar ke kampus.
Tujuannya adalah apartemennya untuk mangambil tugas yang tertinggal. Tama menyetir sambil sesekali bersenandung mengikuti irama lagu yang terputar diradio mobil.
Ketika sampai apartemen Tama memarkirkan mobilnya di basement. Ia kemudian pergi menuju unit apartemennya yang berada dilantai 12 menggunakan lift.
Memasukan sandi hingga pintunya mengeluarkan suara 'clek' Tama langsung memasuki unitnya, namun saat akan membuka sepatu, Tama malah melihat sepatu lain yang tidak ia kenali.
Dahinya mengerut. Penasaran, Tama segera mengecek ke dalam. Ia bergeming ketika mendapati seorang pemuda yang sedang duduk di sofa ruang tamunya sambil sibuk main ponsel.
Sosok itu menoleh saat dirasa ada yang memperhatikan. Terkaget sendiri akan kehadiran Tama, soalnya tadi ia tidak mendengar suara pintu terbuka dan tertutup.
"Eh, Tam. Sorry gue kesini nggak bilang-bilang."
Wajah ramah tamah Tama yang biasanya terlihat kini terganti dengan wajah dingin, kentara sekali kehadiran pemuda itu tak ia harapkan.
"Tau sandi apart gue dari siapa?" Tanya Tama tajam.
Pemuda itu segera berdiri. "Dari bunda."
"Cih." Tama mendecih seketika saat pemuda itu sudah berani memanggil mamanya dengan sebutan bunda.
"Bernyali juga lo manggil mama gue dengan sebutan bunda dihadapan gue langsung."
Pemuda itu meneguk ludahnya. "Gimanapun juga mama lo bakal jadi orangtua ti—"
"Ah, udahlah. Mau apa lo kesini?"
"Gue cuman disuruh ingetin lo kalo besok jangan lupa fitting baju. Soalnya pernikahan orangtua kita—"
"Ya, nanti gue usahain dateng. Udah kan? Sekarang lo boleh pergi." Usir Tama gamblang.
Pemuda itu menghela nafas kasar. Agak lelah menghadapi Tama. Tanpa membantah, pemuda itu menyambar tasnya dan pergi dari sana. Sebelum itu, ia menyempatkan diri bertanya kepada Tama saat akan melewati lelaki itu.
"Lo kenapa sih selalu dingin sama gue? Emang gue ada salah apa sama lo? Inget, kita sebentar lagi sodaraan. Gue nggak mau liat orangtua kita sedih gara-gara kita nggak akur."
Tama berdecih dan melirik datar. "Pikir aja sendiri. Dan mending lo cepet pergi sekarang juga sebelum gue bogem. Gue lagi nggak mau ribut sama lo, Mahes."
Pemuda yang disebut Mahes itu lagi-lagi menghela nafasnya kemudian berlalu pergi seperti apa yang Tama inginkan.
Ketika Tama mendengar pintu apartemennya tertutup, ia segera membanting tasnya pada sembarang dan mencengkeram kuat sandaran sofa dihadapannya untuk melampiaskan perasaannya.
Ia tertawa sinis seraya berkata, "Salah lo apa? Salah lo karena jadi anak dari lelaki yang udah menghancurkan keluarga gue, Mahes. Salah lo karena udah jadi cowok yang disuka sama cewek yang gue taksir. Semuanya salah lo."
[ Tentang Kau, Aku dan Dia ]
Malamnya, Tama merenung dikamar dengan lampu mati. Sudah cukup lama ia diam tanpa bergerak sedikitpun dari posisi duduknya diatas kasur.
Banyak yang dipikirkan dan biasanya jika sudah seperti ini ia selalu mencari Binar dan mengeluarkan keluh kesahnya kepada gadis itu. Maka, Tama memilih untuk mengambil ponselnya.
Dibukanya room chat antara ia dan Binar.
Anda: Nar.
Binar: hm?
Anda: lagi apa?
Binar: bales chat lo.
Anda: oh...
Binar: apasi?
Anda: enggak.
Binar: dih?
Anda: anak calon ayah tiri gue datang ke apartemen.
Binar: ngapain?
Anda: ngasih tahu besok harus dateng buat fitting baju.
Binar: lah iya, mama lo mau nikah. terus gimana?
Anda: gue nggak mau dateng...
Binar: kok gitu? mama lo nanti sedih kalo lo ngehindar terus...
Anda: gue nggak mau nampakin muka gue sama orang yang udah rusakin keluarga gue, Nar.
Binar: yaudah.
Anda: udah gitu doang? hibur kek.
Binar: hibur hibur ndas mu.
Tama terkekeh kecil merasa sedikit lega. Tawa itu segera luntur ketika pesan Binar selanjutnya sungguh membuat mood Tama turun.
Binar: btw, gue penasaran sama anak calon ayah tiri lo yang selalu lo ceritain selama ini. dia nggak punya nama apa? lo perasaan nggak pernah spill namanya.
Binar: kasih tahu dong.Tama membacanya dengan rahang mengeras.
Binar: kok di read doang sih?
Ia kemudian memilih mematikan ponselnya dan tidak membalas pesan Binar. Lalu membaringkan tubuhnya di kasur dengan kedua tangan sebagai tumpuan kepalanya.
Entah sampai kapan, tapi yang pasti Tama ingin menyembunyikan fakta identitas Mahes sebagai calon saudara tirinya itu dari Binar.
[ Tentang Aku, Kau Dan Dia ]
A/N:
plot twist diawal
kenapa enggak ye kan?ayo kepoin profil saya
dan siapa tahu ada
cerita yang kalian suka.see you when i see you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Aku, Kau dan Dia ✓
FanfictionTerjebak friendzone nan bersama Binar membuat Tama kesulitan untuk mendapatkan gadis tersebut, meski sudah menyatakan perasaannya beberapa kali. Ditambah keberadaan Mahes---lelaki yang disukai Binar diam-diam, tiba-tiba saja mendekati Binar yang sem...