mas hee kalo mau kondangan
telepon saya aja, saya siap jadi
pendamping. eaaa. /krik krik#TamaBinar or #MahesBinar?
[ Tentang Aku, Kau dan Dia ]
"Mama?"
Wanita itu tersentak kaget ditempatnya berdiri ketika suara sang anak yang sudah lama tidak ia dengar mengagetkannya yang sedang memasak. Shopia—wanita itu, berbalik badan dan wajah bantal Tama lah yang ia dapati.
Mematikan kompor, Shopia melangkah mendekat dan langsung membawa Tama dalam pelukan. Ia sungguh rindu anak semata wayangnya ini.
"Kangen mama sama kamu, Tam." Ujarnya setelah melepaskan pelukannya dan mengusap pipi Tama penuh sayang.
Tama tersenyum manis. "Aku juga kangen mama."
Shopia mengangguk dan menuntun Tama duduk dimeja makan, disana sudah tersedia berbagai macam jenis makanan kesukaan Tama termasuk tempe bacem yang Shopia buat beberapa menit lalu.
"Sarapan dulu. Ini semua mama bikin khusus untuk kamu seorang." Kata Shopia yang reflek membuat Tama terkekeh.
"Makasi banyak, ma." Balas Tama tulus.
"Sama-sama, sayang. Udah yuk makan. Biar mama ambilin."
Shopia mengambil piring Tama dan mengisinya dengan nasi serta lauk pauk yang banyak agar anaknya tidak kurus.
Karena Shopia sempat merasa bersalah dan merasa gagal menjadi orangtua setelah melihat anaknya itu seperti kekurangan gizi, padahal dulu sewaktu kecil Tama anaknya gembul dan tembem.
Shopia memandangi Tama yang lahap menyantap hidangannya. Ia mengulas senyum dan mengelus rambut Tama.
"Enak?"
Tama mengacungkan jempolnya. "Inwi ywang twerbwaik pwokoknya." Jawabnya dengan mulut penuh dan lanjut makan.
Shopia tertawa kecil dan tidak bisa melunturkan senyumannya. Tiba-tiba saja memori dimana mereka masih menjadi keluarga utuh terputar, bagaimana Tama yang masih baik-baik saja dan selalu ceria dalam kondisi apapun.
Ia merasa bersalah karena tidak bisa mempertahankan keluarganya, hingga membuat Tama menjadi seorang anak dewasa sebelum waktunya. Selalu berusaha mengerti dirinya dan tidak pernah protes bila Shopia sibuk dengan pekerjaan sampai melupakan anak itu.
Ia tidak tahu perkembangan anaknya sendiri setelah Tama memilih tinggal terpisah dengannya beberapa tahun lalu. Padahal dulu tinggi sang anak baru seperut, sekarang bahkan sudah melibihi tinggi mamanya sendiri.
Tiba-tiba saja penglihatan Shopia memburam, wanita itu meluncurkan setetes air mata. "Maaf, Tam. Maafin mama." Ujarnya diiringi tangis yang menjadi isakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Aku, Kau dan Dia ✓
FanfictionTerjebak friendzone nan bersama Binar membuat Tama kesulitan untuk mendapatkan gadis tersebut, meski sudah menyatakan perasaannya beberapa kali. Ditambah keberadaan Mahes---lelaki yang disukai Binar diam-diam, tiba-tiba saja mendekati Binar yang sem...