Chap 5. It Was

7.3K 649 30
                                    

Terkadang Taehyung juga merasa kesal dengan pikiran dan ucapannya setiap kali ia berbicara.

Tidak salah jika Namjoon selalu mengingatkan Taehyung agar berpikir terdahulu sebelum bicara — bagaimana mungkin bibir dan pikirannya tidak sinkron.

Sial, dia harus menahan malu sejak kejadian dirumah Namjoon. Rasanya canggung sekali untuk sekedar menyapa Jungkook — Haruskah ia bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun.

Tapi masalahnya adalah Jungkook yang kelewat tidak peka. Seharusnya dia bertanya maksud Taehyung kemarin namun pria itu malah tertawa dan menganggap Taehyung sedang membual.

Jungkook bersikap biasa saja tapi hati Taehyung tidak siap untuk bersikap biasa saja setelah mengeluarkan sindiran keras tersebut kenapa Jungkook tidak peka.

Ayolah... Bibirnya ini belum pernah disentuh oleh siapapun seratus persen masih bersegel.

Jadi seumur hidupnya Taehyung belum pernah merasakan ciuman — disamping itu Namjoon terlalu posesif menjaganya sehingga Taehyung sulit untuk menjalin hubungan.

Nah. Sekarang ada Jungkook status Jungkook adalah sebagai suaminya jadi tidak salah bukan jika Taehyung ingin sedikit Ekhm! Sentuhan.

"Lantai 2 jangan lupa untuk dicek dan direkap sekalian, jangan menunda-nunda." Taehyung mengangguk didalam hati mengumpat kenapa harus dia yang harus memeriksa pasien lantai 2.

Taehyung tidak pernah menyukai Shif malam.

Lihatlah sepanjang lorong tidak ada manusia, dan dia harus berjalan sendirian menelusuri lorong.

"Jungkook Sialan." Belum selesai juga rasa kesal Taehyung kepada Jungkook, ia bahkan rela mengumpati nama Jungkook sepanjang lorong.

Setelah selesai merekap semua data statis pasien Taehyung segera turun dan memberi laporannya kepada salah satu perawat.

"Shifku sudah selesai. Nanti jika bertemu Seokjin katakan kepadanya bahwa aku pulang naik taksi." Perawat didepannya menggangguk — Taehyung segera menyusun barang-barangnya yang ada di loker lalu menggantung jas dokternya, saat ia melirik jam ditangannya Taehyung terkejut sebab sudah jam 4 pagi, dimana dia bisa menemukan taksi saat jam seperti ini.

Taehyung menimang-nimang apakah ia hubungi saja Jungkook, atau tidak.

Tapi Jungkook pasti sedang tidur lagian dia juga seharian berada di kantor.

Jadi Taehyung memutuskan mencoba mencari taksi saja dahulu jika tidak ketemu baru ia akan menumpang pada Seokjin.

Karena asik dengan pikirannya Taehyung tidak sadar ia baru saja melewati suaminya pada salah satu kursi tunggu.

Jungkook mengerutkan dahinya melihat penampilan Taehyung, celana jeans dengan kaos putih polos dan juga kemeja kotak-kotak yang membungkus badannya.

Satu lagi kacamata dan rambut cokelatnya yang acak-acakan. Membuat anak itu seperti anak kuliahan pada semester akhir.

Soal rambut cokelatnya Taehyung baru saja mewarnainya dua hari yang lalu, sebelum berangkat ke rumah sakit.

Sehingga membuat Jungkook bertanya-tanya di awal saat dia melihat Taehyung, apa benar dia Taehyung.

"Taehyung..." Jungkook memanggil pelan, namun Taehyung masih berjalan.

"Taehyung...." Panggil Jungkook sekali lagi, dan lagi-lagi Taehyung Tidak menggubris.

Jadi Jungkook sentuh bahunya "Tae.." sontak Taehyung tersentak kaget dan spontan terpekik, "Namjoon!" Sepertinya dia harus memperbaiki kebiasaan terkejutnya yang selalu memanggil nama Namjoon.

Mariaged Without Dating [Kookv]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang