Chap 2. Anfair

8.7K 893 158
                                    

Dulu sewaktu Namjoon hendak menikahi Seokjin — Taehyung melarang Namjoon dan menangis histeris sembari memeluk kaki Namjoon.

Memohon agar Namjoon tidak menikah, karena pertama kali dipikirannya saat mendengar Namjoon akan menikah adalah Namjoon akan segera meninggalkannya dan hidup bersama Seokjin — hal itu yang membuat Taehyung takut setengah mati.

Berpisah lebih dari dua hari saja sudah membuatnya hampir mati sedangkan Namjoon memutuskan untuk menikah muda.

Katanya, "Agar ada yang menjagamu selain Hyung." Namun, Taehyung menggeleng dan menolak mentah-mentah pendapat Namjoon.

Saat itu Taehyung masih duduk di bangku SMP — semester pertama.

Karena Namjoon yang bersikeras untuk menikah mau tak mau Taehyung menerima dengan setengah hati.

Namun, hal itu tidak seburuk apa yang dia pikirkan — Taehyung merasa pekerjaan Namjoon sedikit terbantu dengan adanya Seokjin.

Seokjin selalu memasak, membuat cemilan, atau sekedar kudapan manis yang seratus persen sangat disukai oleh Taehyung.

Dulu Namjoon selalu kelimpungan, dia harus segera berangkat kerja dan juga harus menyiapkan Taehyung.

Taehyung berdiri disudut ruangan memperhatikan, Seokjin yang membersihkan rumah.

Seokjin selalu menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum dia berangkat kuliah.

Benar, kala itu Seokjin masih kuliah sedangkan Namjoon bekerja di kantor hukum sembari menyelesaikan kuliahnya, Namjoon mengambil keputusan untuk lanjut kejenjang selanjutnya setelah ia menyelesaikan kuliah pertama.

Dan Taehyung masih merasa sangat kecil, semua keperluannya diurus oleh Namjoon dan Seokjin.

Sejak itu Taehyung merubah pendapatnya tentang pernikahan, ternyata pernikahan tidak seburuk itu.

Walaupun Seokjin sangat cerewet Taehyung tetap menyukai kakak iparnya itu.

Selama Seokjin membuat Namjoon merasa bahagia, dia akan tetap menyukai Seokjin.

.
.
.

Taehyung berdengung malas, didalam hati mengumpat — sungguh dia baru tidur setelah 12 jam operasi dan sekarang sudah ada suara gangguan dari handphonenya.

"Kim Taehyung! Kau dimana?" Taehyung menyerngit mendengar suara panik Seokjin.

"Apa..." Rengek Taehyung tak terima jam tidurnya diganggu.

"Ibumu datang!" Alhasil Taehyung berdecak kesal ia bangkit duduk dari kasur dan mengumpat keras kepada Seokjin.

"Aku tidak punya Ibu! Apakau punya gangguan didalam kepalamu? Aku dan Namjoon tidak memiliki...." Suara Taehyung tercekat di ujung kalimat seiring dengan mata kian melebar.
— "Mertuaku!"

Rasa kantuk yang sebelumnya menumpuk mengambang begitu saja, tanpa pikir panjang Taehyung berlari menelusuri koridor rumah sakit.

"Hyung dimana?" Berganti Taehyung yang panik.

"Cafetaria," lekas Taehyung berbelok ke arah kiri dari kejauhan terlihat Seokjin dan mertuanya duduk berhadapan.

"Taehyung." Seokjin mencoba menahan teriakannya begitu melihat penampilan Taehyung.

Sedang Mertuanya, berkedip bingung melihat baju Taehyung yang berantakan dan yang lebih buruknya rambut Silver Taehyung mencuat seperti sarang burung.

Taehyung yang masik panik tiba-tiba memberi salam formal hingga bersujud.
— Seokjin tertawa untuk memecahkan keheningan dan jelas terdengar paksa "Taehyung kau masuk mengantuk ya?" Kata Seokjin pura-pura lembut.

Mariaged Without Dating [Kookv]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang