Pertemuan yang paling buruk dan rasa sesal yang paling tidak kau inginkan akan selalu kau dapatkan dimulai saat takdir membuat kita terperangkap diantara jebakan-jebakannya.
.
.
"Pakai ini, aku tidak mau semua orang tahu apa yang telah aku lakukan" Kyuhyun melempar sebuah setelan baju ke kasur saat Yesung sudah menyelesaikan mandinya
"Kau memang bajingan Cho Kyuhyun"
"Aku memang membencimu tapi aku masih punya akal dan pikiran membiarkanmu keluar dari apartemenku dengan keadaan kacau seperti tadi"
"Haha, apa tadi yang dia katakan? Akal dan pikiran? Apakah dia seolah lupa apa yang telah dia lakukan tadi malam? Dasar brengsek" Yesung terus mengumpati laki-laki yang ada di hadapannya dalam hati sembari mengambil pakaian yang telah Kyuhyun beri tadi
"Kau bisu? Aku berbicara dengan manusia bukan?" Kyuhyun mulai emosi karena sedari bangun pagi hari tadi Yesung tidak sekalipun berbicara meskipun Kyuhyun berbicara padanya
Yesung menghela nafas, dia masih merasa sakit hati dengan kejadian tadi malam dan dia sangat menyesali kenapa dia harus membantu manusia bajingan ini jika kejadian tadi malam adalah hal yang harus dia dapatkan?, "Apa yang harus aku jawab? Bukankah setiap aku berbicara itu tidak ada artinya bagimu? Kubilang hentikan tapi kau tetap melakukan, Ku bilang kau akan menyesal nantinya tetap kau lakukan"
Senyum licik terulas dari bibir Kyuhyun "Aku tidak peduli dan yang jelas aku tidak akan menyesal. Itu harga yang harus kau bayar karena melukai kekasihku dulu"
Setelah itu Yesung tidak berbicara dan kembali ke kamar mandi dan menangis sejadi-jadinya, dia salah apa sampai Kyuhyun melakukan itu padanya? Dia bahkan berani bersumpah jika dia tidak melukai siapapun saat kejadian tawuran 9 tahun lalu, sambil memakai baju yang diberikan oleh Kyuhyun tadi, orang tuanya pasti khawatir pikirnya dan ini sudah jam 10, sepertinya dia harus segera menghubungi Pak Shindong untuk mengabari dia cuti hari ini.
- - - -
Yesung menaiki taxi saat ini untuk pulang kerumahnya, badannya masih bergetar hebat dan masih menangis mulai saat dia menaiki taxi hingga saat ini. Supir taxi awalnya bingung dan khawatir tapi urung untuk menanyakan ada apa dengan Yesung. Tadi dia hanya mengabari Pak Shindong dan untungnya Pak Shindong mengerti, tapi dia bertekat tidak akan memberi tahu orang tuanya kejadian malam tadi, dia takut orang tuanya semakin khawatir dan ini akan menjadi beban bagi orang tuanya, bagi Yesung sudah cukup dia merepotkan keluarganya termasuk Ayah Ibunya karena rasa panik hebat yang dia alami selama ini. Untuk ini, biarkan Yesung yang menyimpannya sendiri. Setelah sampai di depan rumah, Yesung sebisa dan sekuat mungkin menahan tangisnya dan gemetar di tubuhnya, Ibunya jangan sampai melihat
"Ibu, aku pulang" ucap Yesung, ini adalah kebiasaan yang dia lakukan
"ASTAGA SUNGIE KAU DARIMANA SAJA? IBU SANGAT KHAWATIR ANAK NAKAL" Heechul langsung memeluk Yesung dan menangis tersedu-sedu
"Maafkan aku ibu, telfonku mati dan aku tidak membawa charger. Tadi malam aku dirumah teman" Itu adalah alasan yang bisa Yesung berikan untuk saat ini
"TAPI KAN KAU BISA PINJAM HANDPHONE TEMANMU" Yesung sangat senang saat ibunya seperti ini, meskipun sebenarnya dia berpikir kenapa suara ibunya sangat keras sekali tapi dia menyukainya
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Will Gonna Happy Ending?
FanfictionIni hanya perkara permainan takdir, namun membuat dua orang yang saling membenci satu sama lain dengan sangat, pada akhirnya harus memilih berdamai dengan dirinya sendiri dan berdamai satu sama lain atau bahkan... tetap membenci?