Untuk kali ini biarkan aku menjadi pemeran tunggal. Berharap dengan sangat Tuhan tidak lagi membuatku bertemu denganmu secara "kebetulan". Karena semua kebetulan yang lalui dan itu terikat padamu hanya akan menghasilkan luka.
.
.
.
"Yesungie?"
"Yesungie?"
Donghae akhirnya menyerah memanggil Yesung dan memilih menyenggol badan laki-laki itu dengan pelan, dan anehnya Yesung langsung tersentak kaget karenanya.
"Yak! Lee Donghae! Jangan sering membuatku kaget, untung saja aku tidak punya penyakit jantung!"
Donghae juga ikut kaget dengan reaksi Yesung yang agak keras itu dan akhirnya memilih untuk duduk di kursi meja Ryeowook, Ryeowook? Dia sedang rapat sekarang.
"Kenapa kau malah marah? Aku sudah daritadi memanggilmu Yesungie astaga bahkan kau terus-terusan melamun. Ada apa? Ada masalah?"
Ini adalah hari ketiga seusai Yesung mengetahui tentang kehamilannya, dan selama itu untungnya orang tuanya tidak begitu curiga dengan perubahan fisik Yesung karena sejujurnya Yesung boleh bersyukur karena saat ini kehamilannya belum terlalu nampak meskipun mual yang dia alami setiap pagi membuatnya sedikit kelelahan untuk menjalani hari. Semenjak itu juga Yesung jadi sering melamun memikirkan bagaimana nasibnya untuk kedepan bersama bayinya?
'Bagaimana jika orang tuanya tau?'
'Bagaimana jika mereka memaksa untuk mengetahui siapa ayah dari bayinya?'
"Aku baik-baik saja Donghae-ya, mungkin memang agak lelah. Laporan bulan ini saja sudah tak terhitung berapa jumlahnya" Yesung berusaha untuk menjawab sambil tersenyum pada teman kantornya itu
"Kau terlihat pucat, ayo makan siang. Mungkin nanti baekhyunee dan wookie akan menyusul, mereka masih rapat" hal itu membuat Yesung melihat jam tangan yang dia pakai dan ternyata memang sudah waktunya makan siang, sepertinya mulai saat ini dia harus melupakan tentang dietnya dan mulai makan dengan banyak, "Ayo!"
- - - -
Laki-laki dengan wajah arogan itu sedang duduk di meja kerjanya sedangkan tangan dan matanya sibuk membuat laporan-laporan perusahaan yang diminta oleh ayahnya tadi. Meskipun arogan dan angkuh, anak pemilik perusahaan tak membuat Kyuhyun menjadi anak yang malas. Dia adalah murid yang berprestasi dulu disekolahnya bahkan saat lulus kuliah dia meraih predikat cumlaude dan juga meraih banyak penghargaan. Sebagai seorang pewaris Choi Corp dia memang tau bahwa tanggung jawabnya nanti akan besar dalam memimpin perusahaan maka sejak daridulu dia selalu berusaha sendiri dalam pendidikan tanpa ikut campur tangan orang tuanya.
Tidak berselang lama, kesunyian yang hanya diisi dengan suara keyboard komputer tersebut tiba-tiba teralihkan menjadi kepada orang yang tiba-tiba datang dengan tidak sopannya, tapi bagi Kyuhyun itu sudah biasa terjadi dan tidak perlu ditanyakan siapa orang tersebut.
"LEE HYUKJAE, BISAKAH MEMBUKA PINTU LEBIH SANTAI?" Kyuhyun sebenarnya malas menanggapi sahabatnya itu tapi kali ini benar-benar membuatnya kaget
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Will Gonna Happy Ending?
FanfictionIni hanya perkara permainan takdir, namun membuat dua orang yang saling membenci satu sama lain dengan sangat, pada akhirnya harus memilih berdamai dengan dirinya sendiri dan berdamai satu sama lain atau bahkan... tetap membenci?