"Banyak hal yang harus aku pikirkan tapi mengapa disekian banyaknya hal, kamu tetap punya satu tempat untuk menjadi hal yang wajib aku pikirkan?"
.
.
.
Donghae segera melangkah dengan cepat menuju unit apartemennya. Dia ingin segera menanyakan berbagai hal yang dia dengar malam ini dari Yesung. Sudah sekitar jam setengah 9 malam saat dia melihat jam tangannya dan Hyukjae tidak memberi kabar untuk pulang telat jadi dia pasti sekarang sedang di apartemen. Akhirnya Donghae sampai di depan unitnya dan memasukkan password.
"Hyukjae-yaaaa!" Donghae berteriak sambil melemparkan tubuhnya ke sofa yang ada di ruang tamu mereka. Sejujurnya dia merasa lelah tapi rasa penasarannya lebih mendominasi.
"Aku di dapur, sebentar" Hyukjae menginterupsi.
"Ada apa sayang? Kenapa teriak?" Hyukjae menanyakan hal tersebut sambil memposisikan dirinya duduk disebelah Donghae.
Donghae langsung berubah menjadi serius, yang semula dia bersandar di sofa, sekarang dia duduk dengan tegap.
"Aku ingin bertanya sesuatu dan tolong jawab pertanyaanku ini dengan jujur dan jangan di tutup-tutupi", melihat hal tersebut, Hykjae sedikit terkejut dan bingung. Memangnya dia ada salah apa?
"Ada apa? Kenapa kau berubah serius begini? Sejujurnya sedikit menakutkan tapi tetap menggemaskan" Hyukjae mencairkan suasana sambil mencubit pelan pipi kekasihnya itu.
"Aku sedang tidak ingin bercanda Lee Hyukjae. Sekarang jawab jujur, kau sebenarnya mengenal Yesung kan?", mendengar itu Hyukjae langsung terdiam, bagaimana Donghae tau jika dia mengenal Yesung? "Jangan diam saja!"
Hyukjae menarik nafasnya dan dihembuskannya lagi pelan, "Awalnya aku tidak tau siapa itu Yesung karena aku mengenalnya sebagai Kim Jong-woon. Itu nama dia saat SMA jadi saat kau bercerita tentang Yesung dulu aku juga tidak tau dan aku juga tidak pernah bertemu dengannya"
"Lalu kau tau tentang hubungan Kyuhyun dengan Yesung?", perkataan Donghae membuat Hyukjae terkejut lagi. Apakah Donghae sudah tau tentang semuanya? "Aku sudah tau semua, aku pulang telat karena bertemu dengan Yesung bersama Baekhyun dan Ryeowook. Yesung menceritakan semua dan aku merasa seperti orang bodoh karena aku mengenal dekat Kyuhyun, apalagi kau adalah kekasihku Hyukjae tapi aku tak tau semua itu. Aku sudah tau tapi aku ingin mendengar semuanya dari dirimu. Aku yakin Kyuhyun juga sudah menceritakan semuanya padamu."
Hyukjae kembali terdiam, mungkin sekarang harusnya dia menceritakan semuanya pada Donghae toh semuanya sudah terbongkar bukan?
"Dulu saat semasa SMA, sekolah ku dan Kyuhyun terlibat perkelahian dengan sekolah Yesung atau Kim Jong-woon. Kekasih Kyuhyun juga ikut padahal sudah dilarang oleh Kyuhyun, namanya Sungmin dan sepertinya aku sudah menceritakan tentang Sungmin padamu kan?" Donghae pun mengangguk. "Saat Kyuhyun selesai menghajar salah satu siswa dari sekolah Yesung, dia melihat dari kejauhan Sungmin tersungkur tidak sadarkan diri tapi sepertinya itu hari sial Yesung karena dia berada di sebelah Sungmin jadi Kyuhyun menganggap bahwa yang menyakiti Sungmin adalah Yesung atau Jong-woon. Kyuhyun menjadi sangat merah karena hal itu dan dia melakukan hal yang tidak pantas kepada Yesung. Setelah itu beberapa hari kemudian sebelum Sungmin meninggal, dia menceritakan semuanya kepada Kyuhyun jika sebenarnya Jong-woon bukanlah yang menyakitinya tapi orang lain, Yesung malah membantunya saat dia akan di hajar lagi oleh orang lain. Beberapa tahun kemudian mereka bertemu yang ternyata ayah Jung-woon adalah asisten pribadi ayah Kyuhyun tapi saat itu mereka tidak saling tau, atau mungkin Yesung sudah tau tapi dia terlihat tidak bercerita kepada ayahnya."
"Lalu cerita tentang Yesung yang ditiduri oleh Kyuhyun? Kau pasti tau kan?" Hyukjae menganggukkan kepalanya, "Iya aku tau, saat aku menghampiri Kyuhyun di perusahaannya dia menceritakan semuanya dan aku sangat marah. Aku berkata bahwa dia adalah orang yang bodoh, padahal sudah sangat jelas dulu Sungmin sudah mengatakan jika Yesung bukan pelakunya. Dia hanya berkata "aku gelap mata, saat melihatnya aku jadi teringat Sungmin. Aku masih merasa bahwa dia lah penyebabnya meskipun Sungmin sudah menjelaskan semuanya". Lalu aku mengingatkannya jika ada hal yang tidak diinginkan berarti kau harus bertanggung jawab akan hal itu tapi wajahnya seperti acuh tak acuh."
"Dan sekarang Yesung hamil, aku tidak tau jika ada orang yang sebodoh dan se egois dia. Yesung menderita sendirian dan harus berjuang sendirian demi bayi nya. Untungnya ayah dan ibunya bisa menerima Yesung dan bayi nya dengan tulus." Donghae kesal karena Kyuhyun yang selama ini dia kenal ternyata punya sisi jahat seperti itu, karena setahunya Kyuhyun yang dia kenal adalah orang yang baik meskipun terkadang sikapnya memang menyebalkan.
"Lalu bagaimana selanjutnya? Apakah Kyuhyun benar-benar ingin bertanggung jawab? Karena saat aku bertemu Yesung tadi, dia seakan-akan tidak ingin Kyuhyun ikut andil dalam hidupnya apalagi bayi nya meskipun Kyuhyun adalah ayah kandung anak tersebut." Hyukjae memandang keatap lalu menghembuskan nafasnya kembali, "Aku tidak tau langkah apa yang akan dia lakukan kedepannya tapi semoga semuanya baik untuk keduanya karena akhir-akhir ini pun aku merasa tidak bisa membaca pikiran Kyuhyun."
- - - -
Malam itu Yesung merasa gelisah, entah mengapa tidurnya tak begitu tenang. Dia merasa bayinya sedang menyalurkan rasa ingin bertemu Kyuhyun, tapi dia berusaha untuk menepisnya karena dia benar-benar ingin memutus segala hal yang berhubungan dengan Kyuhyun. Akhirnya dia bangun dan menyandarkan dirinya ke tepian kasur sambil mengelus perutnya yang sudah terlihat membesar, "aegi-ya, ibu tau bahwa kau merindukannya tapi maafkan ibu ya karena ibu benar-benar tidak ingin bertemu dengannya. Kau benar-benar anak yang baik, meskipun dia tidak menganggapmu tapi ternyata kau merindukannya bukan? Ibu janji akan berusaha memperbaiki segalanya tapi tidak sekarang ya? Ibu mencintaimu."
Heechul malam itu terbangun karena tenggorokannya terasa kering dan dia lupa untuk membawa air ke dalam kamar seperti biasanya. Untuk sampai ke dapur dia akan melewati kamar Yesung, saat dilihat ternyata kamar anaknya itu masih terang "mungkin Yesung ketiduran", saat dia melangkahkan kakinya menuju kamar tersebut, tangannya sudah berada di gagang pintu tapi dia terdiam dan memutuskan untuk tidak membukanya dan berakhir melangkah pergi sambil menahan suara tangisnya. Anaknya itu, mengapa nasibnya terasa buruk sekali? ".......kau benar-benar anak yang baik, meskipun dia tidak menganggapmu tapi ternyata kau merindukannya bukan? Ibu janji akan berusaha memperbaiki segalanya tapi tidak sekarang ya? Ibu mencintaimu."
Ya, Heechul mendengarnya dan malam itu dia habiskan untuk menangis dengan suara tertahan di dapur sederhana keluarga mereka. Heechul tidak tau bagaimana perasaan anaknya saat ini, tapi yang pasti itu melelahkan bagi Yesung. Tanpa membuat suara yang terlalu keras, Heechul memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan dilihat lampu anaknya sudah gelap yang artinya Yesung-nya sudah tidur.
Kyuhyun masih terjaga malam ini, dia masih memikirkan bagaimana untuk bisa bertemu dan mendapatkan maaf dari Yesung karena posisinya terancam untuk menjadi pewaris perusahaan ayahnya. Jika kalian menyangka bahwa Kyuhyun memikirkan tentang bayinya? Itu mungkin hanya tersedia tiga persen dalam otaknya. Dia memang tidak bisa menyangkal hasil tes DNA itu tapi dia juga merasa bahwa tidak merasa ada kontak batin apa-apa dengan bayi itu. Untuk masalah itu dia berpikir bisa saja nanti dia hanya akan menanggung biaya anak tersebut tanpa harus ada ikatan dengan Yesung. Karena rasanya seperti tidak mungkin baginya untuk bersama meskipun diantara keduanya banyak ikatan ikatan yang terhubung.
Halo, aku balik lagi tapi nggak janji buat update cepet karena lagi masa masa fokus buat skripsi. Aku down selama aku nggak update jadi aku memilih untuk stop dulu. Terimakasih yang udah dukung cerita ini. Aku nggak mau terlalu panjang tapi gatau lagi ya. I love u, maaf buat typonya<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Will Gonna Happy Ending?
FanfictionIni hanya perkara permainan takdir, namun membuat dua orang yang saling membenci satu sama lain dengan sangat, pada akhirnya harus memilih berdamai dengan dirinya sendiri dan berdamai satu sama lain atau bahkan... tetap membenci?