"Hubungan ini apakah mungkin? Karena rasanya apapun yang berhubungan denganmu, aku tidak merasa itu adalah hal yang baik pada akhirnya."
.
.
.Pagi ini suasana di keluarga Choi masih terasa dingin, sesungguhnya Kibum membenci hal ini karena bagaimanapun dia lebih menyukai suasana hangat yang biasa ditampilkan oleh suaminya. Kyuhyun juga hanya diam saja sambil memakan makanannya dengan enggan. Sementara sang anak perempuan nya lebih memilih diam karena mungkin dia tidak ingin ikut campur, menurutnya hal ini terlalu rumit baginya jadi lebih baik menjadi diam. Namun tiba-tiba suara Siwon memecah keheningan, "Bagaimana? Apa kau sudah berhasil meminta maaf? Ayah bukan orang yang penuh dengan rasa sabar seperti ibumu." Mendengar itu, Kyuhyun hanya bisa menghela nafasnya "Aku sudah berusaha ayah, tapi dia juga tidak ingin kutemui dan akses menujunya seakan ditutupi oleh keluarga serta teman-temannya". Kyuhyun ingat sekali bagaimana teman-teman Yesung dengan garang mengusirnya saat mereka tidak sengaja bertemu di sebuah pusat perbelanjaan, atau mungkin itu sengaja karena Kyuhyun mulai menyewa orang untuk mengikuti kemanapun Yesung pergi jadi dia bisa tau dimana dan kapan Yesung berada tapi dia selalu bersama orang-orang terdekatnya jadi kesempatan untuknya berbicara adalah tidak mungkin.
"Ya gunakan otakmu, berlututlah padanya jika itu perlu. Ingat Kyuhyun, ancama ayah tidak pernah main-main. Kalau bisa kau harus menikahinya juga, kau juga harus bertanggung jawab atas bayi itu. Itulah kenapa ayah selalu mengajarkan jangan melakukan hal diluar kendali disaat pikiran kalian bahkan tidak pada tempatnya". Kyuhyun sebenarnya sudah muak dengan keadaan seperti ini, kenapa ayahnya selalu membela Yesung itu? Dia jelas menolak keinginan ayahnya tersebut "aku tetap akan meminta maaf padanya sesuai apa yang ayah inginkan dan menjamin anak yang dikandungannya nanti, aku akan menjamin kehidupannya dengan uang tapi tidak dengan menikahinya! Aku sudah pernah katakan jika aku tidak ingin menikahinya ayah, kenapa selalu memaksa?". Siwon tidak habis pikir dengan Kyuhyun, bagaimana bisa anaknya itu berkata demikian padahal semua masalah terjadi karenanya "Lalu kau hanya akan bertanggung jawab atas anakmu? Padahal yang kau sakiti adalah keduanya? Jangan lupakan juga apa yang telah kau lakukan, kau membuatnya terkena serangan panik sampai sekarang!"
Kyuhyun terdiam, dia hampir lupa bahkan dia sudah menorehkan dua luka hebat ke Yesung tapi entah mengapa hati Kyuhyun benar-benar tidak ingin menikah dengannya. Meskipun malam itu ibunya sempat membuatnya merasa tercabik-cabik akan perasaan bersalah, namun hanya itu, dia tidak memikirkan untuk lebih apalagi pernikahan. "Aku tetap pada apa yang telah aku pilih, bertanggung jawab atas anak yang didalam kandungannya dan tidak menikahinya. Aku berangkat" final Kyuhyun, dia dengan segera membawa tas dan kemeja kerjanya kemudian pergi ke kantor. Melihat itu Kibum hanya terdiam sambil mengusap-usap punggung suaminya agar meredakan emosi yang hampir meledak jika Kyuhyun tidak segera pergi ke kantor tadi. "Aku tidak tau jika dia sekeras kepala itu, aku berangkat. Kau tenang saja, aku bisa mengendalikan diriku. Ayah pergi dulu ya" pada akhirnya Siwon pun juga ikut berangkat ke kantor, tidak lupa untuk memberikan kecupan pada istri dan ciuman di kepala pada anak perempuannya. Saat sudah berangkat, Ara akhirnya berbicara pada ibunya "Sebenarnya sifat keras kepala itu ya dari ayah" sambil menata diri dan berangkat kerja, dalam hati Kibum hanya membenarkan sambil membersihkan meja makan dibantu oleh asisten rumah tangga mereka.
- - - -
"Yesungiee, ayo kita belanja perlengkapan untuk aegiii. Ibu tidak sabar melihat pakaian bayi yang lucu-lucu ituuu" Heechul benar-benar tidak sabar dengan kehadiran aegi dan dia juga ingin cucu pertamanya terlihat keren. Yesung yang mendengar rengekan ibunya hanya menggeleng-geleng kepala, "ini ibu yang akan punya bayi saja sih sepertinya, tapi ibu....kan beberapa minggu lalu kita sudah membeli pakaian bersama ayah dan bagiku itu sudah cukup bukan? Bayi itu cepat besarnya, aku tidak ingin bajunya jadi sia-sia nanti"
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Will Gonna Happy Ending?
FanfictionIni hanya perkara permainan takdir, namun membuat dua orang yang saling membenci satu sama lain dengan sangat, pada akhirnya harus memilih berdamai dengan dirinya sendiri dan berdamai satu sama lain atau bahkan... tetap membenci?