Prolog

61K 3.9K 244
                                    

Sebelum mulai baca, aku minta tolong kalau ada typo pada tulisanku, tandain pake komentar ya. . supaya mempermudah mengoreksi yang salah♡ Karya ini masih belum sempurna, tapi aku harap kalian bisa tinggalkan komentar dan juga vote ><


♡ 𝐻𝑜𝓌 𝓉𝑜 𝑀𝑜𝓋𝑒𝑜𝓃 ♡


       Langit Parahiyangan nampak lebih gelap dari pada siang tadi. Titik-titik air yang mulanya kecil, kini bertambah lebat mengguyur hampir seluruh kota. Sore itu, Juanda Albiyan menangis tersedu-sedu sembari memakan cuanki yang nampaknya masih panas mengepul diiringi suara nyaring dari speaker memutar lagu To The Bone milik Pamungkas. Entah karena lagunya sedang viral atau memang bisa relate dengan keadaan hatinya saat ini, yang jelas lagu itu mampu membuat rasa galau berada dalam tahap maksimal.  

       Tadi siang setelah membeli beberapa buku pengantar untuk pembuka perkuliahan, sang kekasih tiba-tiba memutuskan hubungan dengannya. Di parkiran Gramedia, sembari memegang Ice cream cone yang mulai meleleh, Jeno Davian mengutarakan permintaan putus padanya dengan alasan terkonyol paling klasik—ingin fokus pada studinya. Hal itu membuat posisi Juan seolah hanyalah pengganggu dalam perkuliahan yang bahkan baru akan dimulai.

       Rencana romansa masa kuliah yang sudah ia susun dengan Jeno di dalamnya, tentu saja menjadi berantakan. Tiga tahun hubungan mereka yang sangat berharga, nyatanya harus berakhir tragis dilembaran baru semester ini. Sebenarnya Juan tak paham apa yang ada di pikiran pria itu, ia merasa hubungannya baik-baik saja selama ini, tetapi tiba-tiba semuanya berakhir tanpa aba-aba, membuat dirinya tak siap.

       "Juan!"

       Suara seorang pria terdengar dari luar sana bersamaan dengan ketukan pada pintu kamar kost yang terdengar keras. Sebenarnya Juan cukup malas menanggapi namun akhirnya mau tak mau dirinya bangkit untuk membuka pintu.  

       Sosok yang muncul di sana tak lain dan tak bukan tentu sahabat dekatnya sekaligus tetangga kost. Pria itu datang dengan balutan hoodie coklat dan celana pendek. Kedua tangannya terlihat sibuk membawa semangkuk cuanki yang masih panas. Lagi-lagi cuanki, makanan khas yang nampaknya memang menjadi penyelamat perut bagi anak-anak kost.

       "Minggir, panas nih!" pria itu langsung masuk ke kamar Juan, karena sudah tak tahan dengan rasa panas dari mangkuk yang hampir membuat tangannya terbakar.

       Dia Haidar Januar, sahabat dekatnya sejak masih SMP. Pria berkulit kecoklatan itu, kini sudah nyaman duduk bersandar pada tembok sembari mengaduk cuanki yang ditambah indomie kuah. 

       "Jadi beneran putus?" todongnya ketika Juan baru saja mendaratkan tubuhnya di kasur.

       Tak ada respons apapun dari Juan selama beberapa detik sebelum akhirnya ia kembali menangis. Tunggu, jangan sok menghakimi bahwa Juan lemah. Bukankah menangis hal yang wajar untuk situasi seperti ini? siapa juga yang tidak sakit hati setelah putus cinta pasca menjalani hubungan yang baik-baik saja.

       "Jahat banget sumpah!" Juan menyeka air matanya kemudian melahap dua siomay sekaligus kedalam mulut, sebelum akhirnya melanjutkan, "When pamungkas said, kalau makan cuanki gak bisa pake sambel, tapi kalau udah putus sama kamu.... sambelnya 5 sendok." 

       Tidak jelas memang si Juan ini. Padahal yang patah hatinya, tapi pikirannya juga jadi ikut kacau hingga melontarkan kalimat aneh yang bahkan membuat Haidar melotot.

       "Kapan anying Pamungkas ngomong kitu?" (Kapan anjing Pamungkas ngomong gitu?)

       Hanya helaan nafas berat serta rasa prihatin yang saat ini dominan sebagai respons dari kondisi Juan. Selama ini Juan selalu terlihat mengagumkan dengan wajah tampan miliknya, namun kini ketampanan itu seolah sudah pudar dalam sekejap mata. Ia tak menyangka jika fase putus bisa membuat temannya itu sangat mengerikan. Pipi dan hidung yang merah, air matanya berkumpul di pelupuk, rambut acak-acakan, belum lagi pakaian kusutnya yang dibalut selimut biru bergambar Elsa Frozen seolah menambah naasnya keadaan Juan.

       "Udah jangan nangis, manusia kaya Jeno tuh banyak di kampus," Haidar menepuk-nepuk bahu Juan pelan, mencoba sedikit menenangkan sang sahabat yang sedang mengalami masa galau.

       "Kata siapa?! nggak ada lagi yang seganteng dia, sebaik dia, semanis dia, sesoft dia. Gak ada lagi! Gue maunya cuma Jeno aja, Dar!"

       "Selama ini mata lo tuh udah ketutup bucin Jeno, makanya ga bisa liat yang lain. Gue jamin banyak yang lebih dari dia, udah jangan nangis, emang dia nangisin lo? orang tadi aja dia pamit mau latihan band, nggak ada tuh gue liat dia galau."

       Kalimat tadi membuat Juan bingung, ia baru tahu fakta yang barusan Haidar sebutkan, "Dia ke sini?" tanyanya.

       "Iya, nganterin buku punya lo, katanya ketinggalan di mobilnya. Terus ngambil gitar."

       Juan baru teringat dengan buku yang ia beli memang tertinggal di mobil Jeno. Karena tadi siang setelah Jeno minta putus, ia langsung keluar, dan memilih pulang naik angkot, yang tentu saja membuat dirinya jadi pusat perhatian karena menangis sendirian di tengah padatnya orang, ia sampai melupakan buku-buku kuliah miliknya.

       "Dia latihan band?" 

       "Iya, dia kan direkrut sama band fakultas jadi gitaris. Emang gak cerita?"

       "Dia ga cerita sama gue. Anjir banget katanya mau fokus kuliah eh taunya join band! Niat banget emang mau putus sama gue sampai pake alasan gak logis."

       Beberapa jam putus dengan Jeno, rasanya sudah berat. Juan tak bisa membayangkan bagaimana hari-hari berikutnya nanti? pasti tidak mudah. Selama ini ia selalu bersama dengan sosok Jeno, tak pernah terbayangkan akan kehilangan pria itu seperti ini. Apakah ia bisa melakukan semuanya dengan normal setelah ini?




Juanda Albiyan(Fakultas Ekonomi Bisnis)+ Mint Hoodie kebanggan +

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juanda Albiyan
(Fakultas Ekonomi Bisnis)
+ Mint Hoodie kebanggan +


Jeno Davian(Fakultas Kedokteran)+Gitar Kesayangan+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno Davian
(Fakultas Kedokteran)
+Gitar Kesayangan+

How to Moveon ㅣNOMIN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang