O - 27

1.5K 376 1
                                    

Jauh di depan sana, perbatasan sudah nampak jelas. Menjadikan kedua orang di dalam mobil itu hanya diam tanpa ekspresi senang. Jaehyuk memang berhasil keluar, namun ia masih memikirkan nasib Asahi juga Yoonbin. Dia tidak begitu bahagia di saat kedua sahabatnya itu belum tentu selamat.

Jeongwoo sudah pasrah. Wajahnya menatap jendela. Pemuda berambut hitam itu menghela nafas berat. Ia tak begitu yakin Haruto akan bertahan. Lagipula, Jeongwoo tau, Haruto itu sungguh lemah jika di hadapkan hal yang seperti ini.

Udara busuk, pemandangan menjijikan, makhluk aneh dan bertahan hidup sangat di benci Haruto yang penakut akut.

Air mata jatuh begitu saja dari matanya. Jeongwoo cukup terisak saat membayangkan Haruto tidak ada di perbatasan membuatnya tidak bisa berikir jernih. Jeongwoo masih mau bertengkar soal jam pulang bermain, mendengarkan Haruto mengatai ia gelap dan hal-hal lain yang menyenangkan meski saat itu sangat menjengkelkan.

Saat ini, Jeongwoo bahkan tidak masalah kalau di suruh rap di lapangan sekolah dan berakhir malu habis-habisan.

Asal.. Ia bisa lagi melihat tawa jahanam Haruto di salah satu sisi penonton sembari bertepuk tangan mengejek.

"Gua gak bisa.. Dada gua sesek kalo gak liat dia di perbatasan.." Tangis Jeongwoo pecah. Tangannya memegang dadanya yang sakit. Hatinya benar-benar berat meninggalkan Haruto. "Ini salah gua, seharusnya gua gak ninggalin dia.. Gua jahat! Gak setia sebagai sahabat! Gua egois, cuma mikirin diri sendiri!! Gua nyesel.."

Jaehyuk menepuk bahu Jeongwoo prihatin. Tidak hanya Jeongwoo saja, ia juga tidak bisa meninggalkan Asahi juga Yoonbin di sana.

Memang Jaehyuk tidak memiliki banyak kenangan dengan Yoonbin. Tapi pemuda Ha itu sering menjajani Jaehyuk juga Asahi. Jaehyuk tau, Yoonbin berusaha keras mencari uang, tapi Jaehyuk dan Asahi justru tetap meminta di belikan karna tau, Yoonbin terlalu baik untuk menolak. Meski terkadang, pemuda itu bersikap tidak ikhlas.

Jaehyuk memiliki banyak kenangan dengan Asahi. Saat Yoonbin saat itu benar-benar tidak mau mengeluarkan uang, mereka bertiga memasak di dapur untuk makan. Jaehyuk bagian melihat di internet sedangkan Asahi dan Yoonbin memasak, mengikuti intruksi Yoon Jaehyuk.

Tapi Asahi tidak bertahan lama langsung drop. Tidak kuat lagi masak dan berakhir tidur di sofa. Jaehyuk terkekeh sedangkan Yoonbin menggelengkan kepala sambil tersenyum. Asahi terlalu lucu.

Saat masakan siap, Jaehyuk lah yang membangunkan Asahi. Memanggil pemuda Hamada itu dengan sebutan 'bayi' membuat Yoonbin muntah di buat-buat.

Jaehyuk menangis kala mengingat kejadian saat itu di penthouse Yoonbin. Pemuda bermarga Ha itu memang sangat kaya, tetapi malah ingin bekerja susah-susah.

Semakin dekat dengan perbatasan, Jaehyuk menarik nafas dalam. "Berhenti menangis. Yakinlah, sahabatmu itu pasti sudah sampai disana. Aku tau, sahabatmu itu.. Lemah, tapi seseorang yang lemah belum tentu akan gugur lebih dulu. Jadi, percaya saja kalau dia pasti bertahan." Ujar Jaehyuk menenangkan Jeongwoo yang sesegukan.

Pemuda berumur 17 tahun itu menganggukan kepala.

Jaehyuk menarik sudut bibirnya, tersenyum manis. "Nah, ayo kita lihat, keadaan sahabat kita disana Park Jeongwoo."

***

"Bukankah itu perbatasan?"

Asahi yang lemes-lemes itu langsung mendadak semangat mendengar Mashiho mengatakan perbatasan.

Jihoon tidak semangat meski perbatasan di depan mata. Sahabatnya yang lain belum tentu keluar dan itu sangat membuat Jihoon bersalah. Hyunsuk, Yoshi, Yedam, Haruto, Jeongwoo, dan Junghwan mereka ada dimana? Jihoon takut tidak bisa melihat sahabatnya itu.

[I] OUT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang