05. Hold your hand

31 1 0
                                    

🌧️Rain-Du🌧️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌧️Rain-Du🌧️

-

Aku menopang daguku sendiri, merasa bosan, seraya mendengar ayat-ayat yang Lia katakan padaku. Sudah hampir dua jam gadis itu mengomeliku perkara insiden kemarin, hingga rasanya kedua telingaku memanas mendengar celotehannya yang seakan tak akan pernah selesai.

Padahal hari ini aku sedang dalam mode malas untuk berdebat. Terlebih saat aku tak menemukan tanda-tanda keberadaan Winwin sejak dari pagi.

Apa mungkin dia diancam tanpa sepengetahuanku??

Rasa khawatir menjalar didalam rongga dadaku, rasanya aku ingin berlari mencari keberadaan Winwin. Tapi balik lagi dengan kenyataan bahwa aku tidak mungkin bisa melakukannya, ada Lia yang sedang memarahiku.

Dengan cepat aku menggelengkan kepalaku kuat, mengusir segala hal-hal negatif yang memasuki pikiranku. Semoga saja itu tak pernah terjadi, jika iya. aku ingin segera berlari menyusulnya seperti kemarin.

"Lo dengerin gak sih gue ngomong apa dari tadi??".

"Hmm".

"Apanya yang hm??".

"Lo bilang kalo gue gak boleh ngelakuin hal nekat seperti kemarin". Jawabku dengan malas.

"Bagus kalo lo paham, pokoknya gue gak mau tahu, mulai sekarang lo harus jauhin Winwin".

"Gak akan".

"Lo sadar gak sih, kalo permasalahan ini berasal dari Winwin dan lo juga harus ingat, gimanapun kak Yuta itu masih mentor elo".

"Gue tau kak Yuta itu mentor gue, tapi gue gak peduli. Winwin korban disini dan gue gak akan tinggal diam ngeliat dia diperlakuan seperti sebelumnya".

Lia terlihat shock dengan ucapanku barusan. "Jadi lo mau bertingkah seperti pahlawan kesiangan gitu?? dan lo gak akan mikirin efek yang akan lo terima kalo lo ngelawan kak Yuta".

"Gue gak peduli".

"Wah!". Lia bertepuk tangan heboh, lalu kembali menatapku lekat. "Lo gila".

Aku tak menggubris ucapannya itu  yang telah mengataiku.

"Gue gak ngerti jalan pikiran lo itu, Lagian elo juga gak tau kan Winwin orang yang kayak apa?? Jangan-jangan emang dasar dia yang salah sebenarnya".

Aku menatap Lia dengan tatapan tidak suka secara terang-terangan. Kenapa harus kata-kata itu yang ia ucapkan, setelah apa yang telah di alami Winwin kemarin.

Apakah menolong seseorang dari penindasan adalah perbuatan dosa?? Kalo iya, tolong katakan dibagikan mananya??

"Lo kenapa harus ngomong gitu??".

"Kenapa lo gak terima??".

Aku menghelakan nafasku kasar. Aku sungguh tak ingin bertengkar dengan Lia. Cukup masalah yang baru saja ku alami membuat kepalaku sakit, jangan dengan dia juga.

Rain DuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang