10. Question Mark

17 1 0
                                    

🌧️Rain-Du🌧️

(Aku pikir setelah kita selesai, aku akan bangkit dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Aku pikir setelah kita selesai, aku akan bangkit dengan cepat. Ternyata aku salah, hanya melihatmu dari kejauhan saja sudah membuatku goyah. Lalu aku harus apa?? agar bayangmu tak terus menghantuiku)

-

Takdir begitu lucu sekali, disaat aku merindukannya sosoknya sangat sulit untuk kujumpai, tapi, di saat aku memilih untuk melupakannya justru dia selalu berada disekelilingku.

Saat ini Winwin tengah berjalan ke arahku, aku tau dia tak bermaksud untuk menghampiriku hanya kebetulan lewat berpapasan saja denganku. Aku bingung harus bersikap seperti apa dihadapannya saat ini, kuremat jemariku dengan kuat membentuk sebuah kepalan.

Bukan. Bukan untuk melayangkan tinju padanya, aku hanya membentuk kepalan sebagai bentuk pertahanan untuk menetralisir kan perasaanku yang begitu terguncang hanya karena melihat wajahnya.

Tak ada lagi senyuman manis seperti biasanya, kini hanya ada wajah dingin dan tak bersahabat sama sekali yang terpancar dari dirinya. Hingga membuatku tak.mengenali dirinya lagi. Sosok Winwin begitu terlihat asing.

Saat kami berpapasan Winwin sama sekali tak memandangku barang cuma sebentar, seakan diriku transaparan olehnya.

Menyakitkan.

Aku menghentikan langkahku, berbalik memandangnya. Kutarik nafas ku degan susah payah, sesak itu kian terasa.

Bodohnya aku yang terlalu berharap bahwa dia menghentikan langkahnya, berbalik memandangku dan memeluk tubuhku yang lemah karena harus berpisah dengan cara seperti ini padanya . Dan lagi-lagi aku hanya bisa menelan kekecewaan karena harapan itu.

Aku masih berdiri memandangnya dari kejauhan, hingga bayangan dirinya sudah tak terlihat lagi.

"Lo pikir dengan lo berdiri natepin dia disini, dia bakalan berbalik".

Aku segera berbalik dan terkejut mendapati kak Yuta yang telah berada dihadapanku.

Lelaki itu tersenyum mengejek.

"Akhirnya lo tau wajah asli pacar lo yang sebenarnya".

"Kasihan Lo bela-belain dia mati-matian ternyata dia cuma cowok munafik".

Aku tak menggubris ucapannya dan memilih diam. Mengabaikannya, memilih untuk pergi. Tapi sebelum itu terjadi, lelaki itu dengan sigap menahanku. Hingga membuatku tak ada pilihan lain selain tetap berdiri didepannya.

Kutepis kasar tangan kak Yuta dari lenganku dan menatapnya tajam. Aku kesal sekali rasanya. Kenapa dia selalu ingin tau urusanku.

"Kenapa?? Lo gak terima". Tanyanya dengan nada meremehkan.

"Bukan urusan Lo kak". Kataku ketus.

Kak Yuta masih tak memberiku ruang untuk lewat, memblokir jalanku.

Rain DuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang