02. Strange

36 1 0
                                    

🌧️ Rain-Du 🌧️

-

Kenapa harus mengikuti kata orang, kalau kamu bisa mengikuti kata hatimu sendiri

-Glarisa Zahra

******

Jika ada hari yang paling menjengkelkan dalam hidupku, maka hari ini lah jawabannya.

Kenapa??

Karena lelaki yang paling ku benci harus duduk satu meja denganku. Dan lebih parahnya lagi. Lelaki itu ternyata adalah sepupu temanku sendiri.

Lia yang barusan mengumumkan hal yang amat mengejutkan itu. Seakan ada suara petir yang baru saja menggelegar didekatku.

Well. Adakah yang lebih parah dari ini semua??

"Gue Jeno". Ucapnya memperkenalkan dirinya kepada kami bertiga.

Aku tidak menggubrisnya dan lebih memilih untuk menatap layar hape ku saja. Rasanya malas walau hanya memandang wajahnya sebentar.

"Kakak ketua Senat kan??". Tanya Mina dengan ramah.

Jeno tersenyum dan mengangguk mengiyakan jawaban Mina barusan.

Cihh

Hanya melihat senyumnya saja sudah membuatku jengkel setengah mati. Jika ada penghargaan Grammy award aku pasti akan merekomendasikan Jeno sebagai pemenangnya, dengan kategori Aktor hebat, aktingnya sangat baik, hingga membuat semua orang terkecoh oleh penampilannya.

Menganggap dirinya layaknya seorang malaikat. Padahal dia hanyalah si pemilik wajah palsu.

"Lo kenal gue??". Tanyanya dengan wajah menyebalkannya itu. sejak dari tadi ia melirik ke arahku. aku yakin dia sedang menertawaiku didalam sana.

Benar apa kata orang, jika kita tidak menyukai seseorang, sebaik apapun dia tetap saja terlihat jelek dimata kita dan aku bisa mengerti kata-kata itu sekarang saat mengenalnya.

"Ya kenal lah". Kata Mina dengan senyuman anggunnya seperti biasa.

"Beneran kamu kenal aku??".

Terlihat sekali kalau lelaki itu sengaja bertanya seperti itu, karena aku yang berpura-pura tak mengenalnya kemarin.

"Kakak kan terkenal. Siapa juga yang gak akan kenal kakak??". Ucap Mina dengan semangat.

"Tapi gue gak se terkenal itu deh. lo terlalu berlebihan".

"Jangan ngerendah gitu dong kak Jen. Tampang modelan elo siapa juga yang gak kenal??". sambung Lia.

"Ada". Jawabnya. ingin sekali rasanya aku mencakar wajahnya itu.

"Oh iya siapa??". tanya Lia dan Mina penasaran.

Jeno melirik ke arahku lagi. lalu ia tersenyum penuh arti. Dan tentunya aku mengerti maksud senyumannya itu.

Dia tengah mengejekku.

Siapapun tolong singkirkan lelaki yang bernama Lee Jeno itu dari hadapanku.

"Lupain. mungkin kemarin gue ketemu orang yang emang sengaja gak kenal gue". Jelasnya.

"Lo ngomong apaan sih kak, gaje amat". Timpal Lia dengan kesal.

Jeno hanya tersenyum tipis.

Lia menoleh ke arahku, sepertinya ia sadar dengan perubahan sikapku yang lebih diam dari biasanya.

Rain DuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang