13. Attention

6 1 0
                                    

Aku kira tubuhku akan kuat menghadapi segala macam perubahan yang terjadi, termasuk cuaca. tapi ternyata perkiraanku salah besar. Karena saat ini yang kulakukan hanya bisa pasrah tidur terbaring lemah diatas ranjangku.

Aku demam

Ternyata aku masih la manusia biasa yang tetap merasakan sakit.

Tadi pagi aku sudah mengirim pesan singkat pada Lia, memeberitahunya kalau aku tidak bisa datang ke kampus hari ini dan tentunya gadis itu langsung menelponku dan menanyakan rentetan pertanyaan yang begitu banyaknya hingga membuat telingaku panas dan pada akhirnya aku pun mematikan panggilan secara sepihak.

Tiba-tiba kepalaku terasa berdenyut dan membuatku enggan untuk memainkan handphoneku. Ku lempar benda persegi itu asal diatas tempat tidurku. sepertinya itu pengaruh light blue.

Ah sepertinya aku butuh istirahat lagi.

-

Sekitar pukul 3 sore aku terbangun dari tidurku. Tidak langsung beranjak dari tempat tidur, melainkan masih berbaring kesana kemari, mencari posisi ternyamanku.

Suara mama yang sedang berbincang dengan seseorang mengusikku. sepertinya ada yang datang berkunjung, mungkin Lia dan Mina yang sedang datang bermaksud menjengukku.

tapi agak aneh jika benar mereka, mengingat sikap mereka yang akan menyelonong masuk lebih dulu.

Baru saja rasa penasaran menyerangku, seseorang lebih dulu masuk kedalam kamarku.

"Jeno," kagetku.

Jeno tersenyum simpul, lalu langsung mendekat ketempatku berada.

"Gimana kabar lo, masih pusing?" tanyanya khawatir.

"Ah, lumayan," jujurku.

Jeno tiba-tiba mendekatkan punggung tangannya ke arah keningku dan hal itu membuatku tertegun dengan perilakunya.

aku ingin menpis tangannya, tapi tidak aku lakukan.

"Masih panas ternyata," ucap Jeno lagi. Lalu ia mengambil kursi yang ada di meja belajarku.

"Lo makan dulu ya, tadi gue uda beli bubur buat elo."

Jeno mengangkat bungkusan plastik yang sejak dari tadi ia bawa lalu mulai mengeluarkan isinya.

"Lo sejak kapan dateng?" tanyaku.

Jeno melirik jam yang berada didinding kamarku, lalu kembali menoleh ke arahku. "Dari jam 1 gue uda disini?"

Aku membulatkan mataku penuh. "Selama itu lo ada disini?"

Jeno mengangguk pelan.

"Kenapa gak ngomong?"

"Lo lagi tidur soalnya, kasihan juga di ganggu."

"Kuliah lo gimana?"

"Kelas gue buat hari ini uda selesai. Makanya gue langsung ke sini," terangnya.

"Jadi selama itu lo ngapain aja?" tanyaku lagi, mengingat lebih dari 3 jam Jeno berada dirumahku.

"Gue ngobrol sama mama lo diruang tamu."

Tiba-tiba pikiran aneh terbesit didalam pikiranku mengenai apa yang dilakukan Jeno dirumahku.

"Lo gak lagi gali informasi soal gue lewat mama kan?" tanyaku dengan selidik.

Jeno tidak langsung berucap, ia tampak berpikir dan hal itu semakin membuatku menaruh rasa curiga terhadapnya.

Bukannya langsung menjawab, malahan Jeno mendekatkan wajahnya di depanku.

Rain DuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang