🌧Rain-Du🌧
--
Kukira permasalahan yang sebelumnya terjadi telah usai.
Tapi, siapa sangka hal yang mengejutkan kembali menghampiriku. Seolah-olah masalah tidak ingin berdamai denganku barang cuma sebentar.
Pagi ini kulihat di lorong kampus menuju kelasku kak Yuta tengah berdiri disana.
Aku harap ia sedang menunggu orang lain yang tak ada kaitannya denganku. Karena aku sama sekali tak ingin mengenal ataupun berurusan lagi dengannya.
Aku berjalan cepat saat jarak ku dengannya hanya tersisa beberapa centi lagi. Lalu hal yang amat sangat aku hindari pun terjadi.
"Aku ingin bicara," Ucapnya padaku.
"Maaf kak aku sibuk," Kataku tanpa berniat menoleh ke arahnya.
Kakiku yang mulai menjauh darinya tiba-tiba harus terhenti. Tas ransel yang hari ini kukenakan ditarik paksa olehnya dan secara terpaksa aku berbalik menatapnya.
"Harus kayak gini baru lo mau ngeliat gue," ucapnya dengan kilatan amarah.
Aku menghempaskan tangannya, melepaskan pegangannya pada tasku.
"Lo mau apa sebenarnya kak? Urusan kita kan uda selesai," kataku dengan amarah yang sudah susah payah kutahan.
"Selesai? Yang mana? Urusan kita bahkan belum juga mulai."
Aku tercengang dengan perkataannya. Apa dia sudah gila. Pikirku.
"Please jangan libatkan gue lagi."
Aku berbalik dan lagi-lagi ia berhasil menahan ku. Kali ini tasku di tarik paksa lagi olehnya.
Oh sial. Kenapa disaat seperti ini aku harus mengenakan tas ransel ini. Andai saja waktu bisa diputar beberapa menit sebelumnya. Aku bersumpah tidak akan mengenakan tas ini lagi.
"Lepasin!" Teriakku dengan suara lantang.
"Gue cuma sebentar, suka gak suka lo harus ikut."
Aku menepis tangan kak Yuta dengan kasar. "Gue gak mau harus terseret sama masalah elo lagi!"
"Tapi elo uda terlanjur masuk kedalam masalah yang elo ciptain sendiri."
"Masalah elo dan gue". Lanjutnya.
Aku terpanah, muak sekali rasanya.
"Gue sebenarnya ada salah apa sih sama elo? Gue dan Winwin bahkan uda putus."
Tadinya aku tidak ingin mengingat ataupun mengungkit permasalahan ini lagi. Karena hatiku yang masih rentan dan goyah setiap mengingat nama Winwin. Tapi aku tidak ada pilihan selain membahas hal itu pada kak Yuta berharap ia segera membiarkanku pergi.
"Salah elo, karena lo uda ngebuat gue mikirin lo terus-terusan dan mulai sekarang gue gak akan ngelepasin elo."
Aku merotasi kan bola mataku dengan malas. "Elo sinting ya. sadar lo itu uda punya tunangan kak."
"Iya gue emang uda punya tunangan, tapi gue gak pernah menginginkan itu semua yang gue mau cuma elo."
aku memejamkan kedua mataku rapat, rapat. sudah hilang kesabaranku.
"Gue gak peduli," kataku sembari berbalik meninggalkannya.
"MULAI SEKARANG ELO PACAR GUE DAN GAK AKAN ADA YANG BISA NGEJAUHI ELO DARI GUE. ELO HARUS TAU ITU".
"Ini namanya pemaksaan. Gue gak ada rasa sama elo."
"Gue gak peduli."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Du
FanfictionDua kata yang mampu menggambarkan semuanya tentang dirimu dan juga kisah kita berdua.