Salahkah aku?!
Jika hati ini mengingankan lebih dari teman? Aku tau, itu sangat egois-Infinity
Vanya berjalan santai di lorong sekolah. Datang pagi-pagi membuatnya leluasa untuk pergi ke kantin terlebih dahulu. Bell masuk masih sekitar lima belas menit lagi, dia masih memiliki banyak waktu untuk sarapan di kantin pagi ini.
"Pagi!" Vanya menayapa seorang cowok yang selalu bersamanya. Siapa lagi jika bukan Archakra Jonathan. cowok cuek yang menyebalkan baginya.
"Ngapain lo ke sini?!" Arca melirik sinis.
Vanya mendekati Arca yang tengah makan nasi goreng. Dia berdiri tepat di belakang Arca kemudian memajukan wajahnya mendekat dengan samping telinga Arca.
"Gue belom sarapan," ucap Vanya dengan nada menggemaskan.
Hembusan napas Vanya begitu terasa di pundak Arca, dengan cepat dia mendorong wajah Vanya menggunakan tangan kanannya. "Makanlahh!!"
"Aduhhhhh! Nyebelin banget sih lo pagi-pagi!" protes Vanya kemudian duduk di samping Arca dengan wajah sebal.
"Lo yang nyebelin!" balas Arca cuek.
"Gue heran sama lo. Kadang lo itu nyebelin banget, kadang cuek banget kaya gini, apa semua cowok Aries aneh kaya lo??" Vanya menopang dagunya menatap Arca dari arah samping. Wajah yang tampan, bulu matanya lentik, mata elangnya begitu indah, hidung mancung dan rambut yang sedikit kriting.
"Cuma gue yang kayak gini!" tegas Arca dan kembali melahap nasi gorengnya dengan santai.
"Gue suka lo keduanya. Tapi lebih suka lo yang nyebelin." ungkap Vanya tanpa sadar karena terlalu asyik menatap Arca dari samping seperti ini. Dia bahkan enggan untuk berhenti menatapnya. Menatap Arca dalam jarak dekat semakin membuatnya merasakan takut, takut untuk kehilangan.
"Lo suka gue?" Arca menoleh dan menatap Vanya dengan lekat yang membuatnya seketika tersadar.
"Enggaklah! Maksud gue, gue suka sikap lo!" jelas Vanya kemudian mengalihkan pandangannya dan membuka tutup botol air mineral.
Arca tersenyum simpul, "Kalo suka, bilang aja! Lagian, siapasih yang enggak suka sama gue!" ucapnya sangat angkuh.
Vanya membulatkan matanya, sungguh cowok ini sangat angkuh dan terlalu percaya diri. "Gue enggak suka. Biasa aj---!"
"Ngomong mulu. Kapan sarapannya?!" Arca memasukan satu sendok nasi goreng pada mulut cewek di sampingnya, yang terus saja berbicara sejak tadi.
"Mmm loo kok ngawsihh gue nasi gowreng?!" Protea Vanya dengan mulut yang terisi penuh oleh nasi goreng.
"Makan dulu, baru ngomong." Arca menepuk bahu kiri cewek berambut sebahu yang mulai menikmati makanan yang ada di dalam mulutnya.
Vanya menarik piring nasi goreng milik Arca yang masih sisa setengah. "buat gue ya?! Nasi gorengnya enak!" kemudian melahap lagi nasi goreng itu dengan santai.
"Punya gue!" Arca menarik kembali piring nasi goreng yang di ambil oleh Vanya.
"Pelit banget sih! Buat gue aja!" Vanya menarik kembali piring itu, dia menatap Arca kesal yang membuatnya tidak mengambil kembali sarapannya. Dia biarkan sisa sarapannya di lahap habis oleh Vanya, si gadis menyebalkan yang tak mau kalah darinya.
"Aaahhh enak banget nasi gorengnya. Makasih ya!" Vanya kembali menggeser piring kosong bekas nasi gireng ke hadapan Arca. Cowok itu menatap Vanya dengan tatapan kesal, yang membuat Vanya hanya menyengir.
"Giliran abis lo balikin sama gue!" Arca memutar bola matanya malas.
"Yuk masuk kelas." Vanya menarik lengan Arca agar dia berdiri dan ikut bersamanya menuju kelas bersama.
"Lo duluan aja! Gue mau ngerokok dulu." Arca melepaskan genggaman Vanya. Bukannya genggaman itu terlepas, malah semakin kuat, Vanya kini menatapnya dengan tatapan tajam dan sangat menyeramkan.
"MASUK KELAS SEKARANG ARCHAKRA JONATHAN!"
"Okay!" Putus Arca, dia tidak mungkin menolak Vanya yang sudah benar-benar mulai marah padanya.
"Lo masih aja ngerokok?" tanya Vanya di sela perjalanan mereka menuju kelas.
"Masih!" jawab Arca singkat.
"Kan udah gue bilang, kurangin Arca," kekeh Vanya.
"Emang lo siapa ngatur-ngatur gue? Lo bukan pacar apalagi keluarga gue!" ucap Arca ketus.
Deg
Perkatakaan Arca barusan sangat melukai hatinya. Bagaimana tidak melukai hatinya? Arca benar-benar membuat tersadar, perihal siapa dirinya untuk Arca.
Vanya merasakan sesak sekali di dalam dadanya, dia merasa ingin menangis mendengar perkataan Arca yang terdengar ketus, dia sadar dirinya bukanlah siapa-siapa untuk Arca. Tidak seharusnya dia mencampuri urusan cowok itu seperti ini.
"Lo bener, gue bukan siapa-siapa lo! Harusnya gue enggak usah peduli sama lo!" Vanya melangkah pergi lebih dulu menuju kelas. Arca yang melihat respon Vanya seperti ini, dia merasa perkataannya pasti sangat melukai hati cewek yang selama ini selalu perhatian padanya.
Arca dengan cepat menyusul Vanya yang mulai tak terlihat. Dan sudah di pastikan sekarang dia sudah berada di dalam kelas.
"Vanya." panggil Arca pada cewek yang sedang tertawa bersama dengan dua temannya. Via dan Mona, dua teman dekatnya yang selalu bersama dengan Vanya. Arca pun sedikit kenal dengan mereka karena Vanya.
"Kenapa?" tanya Vanya ramah, seakan tidak terjadi apapun pada dirinya dan Arca tadi.
"Enggak jadi," sahut Arca cuek dan berjalan menuju tempat duduknya. Kedua teman Vanya mengerutkan keningnya. Menatap Arca dengan heran.
"Dia kenapa?" tanya Via. Si cewek berambut sebahu dan tidak terlalu tinggi. Dia cewek yang sangat mungil dan imut diantara Vanya dan Mona.
"Gue enggak tau," balas Vanya mengangkat bahunya. Dalam hati kecilnya, dia tau maksud Arca memanggilnya, sudah pasti ingin meminta maaf karena perkataannya di lorong sekolah. Namun dia harus bersikap seolah baik-baik saja, karena yang di katakan olehnya itu memang benar.
"Dia aneh ya?!" Mona si cewek paling tinggi ikut menyahuti.
"Dia kan emang cowok aneh," timpal Via. Wajar saja Arca di nilai sebagai cowok aneh. Dia selalu bersikap cuek dan bodoamatan terhadapan lingkungannya. Tapi tidak menyangkut Vanya, ketika dengannya Arca terkadang bisa banyak bicara dan sangat menyebalkan.
"Udahlah, ngapain bahas dia sih!" ucap Vanya.
"Vanyaaa!" Arca kini kembali memanggilnya. Dengan cepat Vanya menoleh pada sumber suara.
"Apa?"
Apakah semua cowok Aries menyebalkan? Ku harap tidak😁 karena kalo iya, pasti banyak sekali orang yang begitu sabar menghadapinya. Seperti aku😂
Makasih kalian udah baca sampe sini💙
Bantu vote dan komennya juga ya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity [TERBIT]
Teen Fiction"Kita layaknya bilangan tak hingga di bagi dengan bilangan tak hingga maka hasilnya adalah bilangan tak pasti" -Infinity Layaknya bilangan tak hingga kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi. Tidak pernah tau akan bertemu siapa dan jatuh cinta pa...