Jika yang sedang kau usahakan adalah pergi dan yang sedang ku usahakan adalah bertahan. Aku tidak bisa berharap kita akan bersama untuk selamanya.
-Infinity
"Lavanyaa," panggil Bu Gina ketika Vanya dan Arca melewati ruang guru.
"Iya bu," balas Vanya.
"Ibu dengar kamu menyetujui ikut olimpiade matematika. Dan--" ucap Bu Gina kemudian menoleh pada Arca, "Arca kamu beneran siap jadi partner Lavanya di olimpiade ini?" tanya Bu Gina.
"Siap bu," sahut Arca.
"Apakah kamu yakin Arca?" tanya Bu Gina tidak yakin dengan Arca.
"Tenang saja bu. Arca dulu pernah ikut olimpiade katematika kok bu," sahut Vanya tersenyum menyakinkan, dan membuat Bu Gina mulai percaya.
"Apa itu benar Arca?" tanya Bu Gina.
Arca menganggukan kepalanya tegas. "I-iya bu."
"Baiklah. Mulai besok kita bertemu di ruang kelas setelah jam pulang sekolah. Ibu tunggu kalian di kelas dekat perpustakaan," jelas Bu Gina.
"Siap bu." ucap Vanya dengan cepat.
"Baik bu," ucap Arca.
"Ibu duluan ya." Pamit Bu Gina dan pergi.
Vanya menoleh pada Arca dan tersenyum senang. "Gue berterimakasih banyak sama lo, karena lo mau ngasih harapan besar supaya gue bisa bertahan di sekolah ini." ungkap Vanya.
"Lo juga udah bantuin gue supaya gue bisa pindah sekolah." ucap Arca tersenyum senang.
Vanya menatap Arca penuh. Melihat Arca tersenyum senang seperti ini rasanya dia sangat bahagia. Namun ada rasa tidak rela jika Arca benar-benar pindah sekolah.
"Lo beneran mau pindah sekolah ya?" tanya Vanya.
"Iyaa. Hidup gue bersama mereka, temen-temen gue di SMA Galaksi," ucap Arca.
"Kalo temen-temen lo mati, lo juga ikut mati?" tanya Vanya.
"Yaa enggaklah." tukas Arca.
"Kalo kita bisa menang gue boleh minta sesuatu enggak dari lo?" tanya Vanya.
"Apa?" Arca menangangkat satu alisnya.
Vanya tersenyum jahil. "Masih gue pikirin," ucapnya.
"Asal jangan yang aneh-aneh aja." Arca menatap Vanya tajam.
Dia tau otak jahil Vanya, karena permintaan-permintaan Vanya selalu aneh dan di luar dugaannya. Sungguh dia gadis yang sangat sulit untuk di tebak.
"Lo mau gue minta yang aneh-aneh kaya gimana?" Arca menaik turunkan alisnya dan kengedipkan sebelah matanya menggoda Vanya.
"Otak lo mulai aneh!" Vanya menoyor kepala Arca dengan santai dan pergi meninggalkan cowok berparas tampan yang selalu berada di dekatnya.
Vanya kini memasuki ruang kelas yang sudah ramai karena di pulangkan lebih cepat.
"Kok mau pada balik?" tanya Vanya menghampiri kedua sahabatnya yang sedang merapihkan alat tulis mereka.
"Mau ada rapat yayasan, jadi kita balik lebih awal," ucap Mona sangat antusias.
"Iyaa, gimana kalo kita ngumpul dulu?" usul Via.
"Ayok!" sahut Vanya.
"Rumah gue yuk!" ajak Mona.
"Ayok!" ucap Vanya dan Via menyetujui ajakan Mona.
Mereka memang selalu bertiga dan terkadang sering menginap di rumah Mona atau Via. Bisa di bilang mereka sudah sangat dekat. Sudah tau sikap satu sama lain.
"Lo mau langsung balik?" tanya Kesya menghampiri Vanya dan kedua sahabatnya.
"Mau main ke rumah Mona dulu," jawab Vanya.
"Yahh, tadinya gue mau ngajak lo kumpul di kafe deket sekolah. Bareng sama Zildan dan Rama," ungkap Keisya.
"Yaahh sorry banget nih Sya, gue udah janji duluan sama mereka," ucap Vanya tidak enak. Dia jika sudah janji lebih dulu maka dia akan tetap memilih pilihan pertama.
"Lo kalo mau pergi sama mereka juga enggak papa kok Nya, pergi aja, kita bisa kumpul besok kan," ucap Mona.
"Enggak. Gue bakal bareng kalian, kan gue udah rencana lebih dulu bareng kalian," sahut Vanya.
"Yaudah, kalo gitu gue duluan ya," pamit Keisya.
Keisya adalah sahabat dari Zildan dam Rama. Mereka selalu bertiga sejak kecil. Karena rumah mereka yang berdekatan jadi wajar saja mereka selalu bertiga.
Vanya memang sedikit akrab dengan Keisya, karena Zildan selalu cerita tentang Vanya pada Keisya. Sehingga Keisya tau tentang perasaan Zildan pada Vanya yang tak pernah Vanya respon sejak dulu. Dari situ Keisya sering menyapa dan mengajaknya main bersama.
*******
"Lagi ngapain Mah?" tanya Arca menghampiri mamahnya yang sedang memotong sayuran.
"Kamu enggak bisa liat, mamah lagi ngapain?" sahut Alisa mamahnya.
"Mamah Alisa cantik deh," goda Arca pada sang mamah tercinta. Jika dia seperti ini, sudah pasti Arca sedang menginginkan sesuatu
"Kamu mau apa?" tanya sang Mamah.
"Arca ikut olimpiade matematika. Kalo Arca bisa menang, boleh ya Arca pindah ke SMA Galaksi." mohon Arca.
"Sebuah tawaran yang bagus Archakra," ucap seorang pria yang baru saja memasuki rumah dengan setelan jas. Dia adalah Aldi, papah Arca.
"Papah," Arca menoleh pada sang Papah yang berjalan menghampirinya.
"Jangankan pindah sekolah. Apapun yang mau kamu beli, papah kasih buat kamu," ucap Aldi menatap putranya dengan bangga.
"Kalo kamu dari dulu gini. Kita enggak perlu debat tiap hari Arca." Sahut Alisa menatap putra kesayangannya.
"Kalian aja yang susah banget ngabulin permintaan anaknya." Cibir Arca memutar bola matanya malas.
"Belajar yang bener. Atau mau papah kasih guru les khusus untuk olimpiade ini?" tawar Aldi.
"Enggak usah pah, aku olimpuade berdua, dan sekolah yang bakal bantu Arca sama Vanya buat nyiapin olimpiade ini," jelas Arca.
"Vanya? Dia ikut olimpiade matematika?" tanya Alisa terkejut.
"Iyaa. Dia siswi yang paling pinter matematika di sekolah. Arca cuma jadi partner dia aja," ucap Arca.
"Mamah harus berterimakasih karena dia kamu jadi mau ikut-ikut olimpiade lagi,"
"Demi pindah sekolah." ucap Arca.
"Terserah kamu. Yang penting kamu bisa ikut olimpiade dan tidak menjadi siswa berandal lagi seperti dulu," ucap Aldi.
"Aku enggak pernah berandal. Cuma berontak aja kok. Dan kalo aku menang, aku minta kalian izinin aku buat main musik." pinta Arca.
"Sesuka kamu Arca. Papah akan turuti semua kemauan kamu. Bahkan kalo kamu mau punya ruang musik sekalipun papah kasih buat kamu."
"Okay!"
Cocok gak kalo jadi Lavanya Carolyn?
Note :
Apa harapan kalian sama Arca dan Vanya?
Jangan lupa tinggalkan jejak ya❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity [TERBIT]
Teen Fiction"Kita layaknya bilangan tak hingga di bagi dengan bilangan tak hingga maka hasilnya adalah bilangan tak pasti" -Infinity Layaknya bilangan tak hingga kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi. Tidak pernah tau akan bertemu siapa dan jatuh cinta pa...