- FIRE ROADS -

1.3K 136 13
                                    

Di jalan panas dan berbatu itu aku menemukan dirimu beradu paru dengan ban yang berkobar api mengiringi setiap orasi-

Di jalan panas dan berbatu itu aku menemukan dirimu beradu paru dengan ban yang berkobar api mengiringi setiap orasi-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ꜰɪʀᴇ ʀᴏᴀᴅ

-ʜʏᴜɴᴊɪɴ x ꜰᴇʟɪx-
Local Au
_

_________________________________________




















Bau ban yang terbakar menyeruak ganas memasuki paru paru, berulang kali terbatuk parah bahkan singsingan sinar matahari bekerja sama untuk membakar kulit.

Puluhan, ratusan, ribuan mahasiswa berteriak keras, menentang ganas-nya kiklik-an pekok dari para penggagas bangsa.

Berdiri pemuda dengan almamater kuning, ikat kepala merah menambah kesan gahar di wajahnya.

"Apa yang kalian janjikan pada kita tak lebih dari bualan semata. Lalu apa guna laksana pemilu jika yang di pihak hanya perusahaan yang mampu mengisi dompet tiap detiknya. Bangsat mati saja kalian kami rela-"

Megaphone berdengung keras seolah olah menandakan persetujuan dari pemuda tadi. Gagahnya ia berdiri mencolok di panjangnya jalan kota depan gedung yang digadang gadang isinya setan semua.

Pemuda tadi melihat sekeliling, merasa miris melihat teman temannya masih berusaha mendesak mereka yang duduk manis terkena AC agar keluar dan mengesahkan undang undang.

Pundaknya ditepuk dari belakang, membuatnya mau tak mau menoleh dan turun. "Jin, gawat- aparat dateng bawa damkar, smoke bom, siur siur ada polisi yang take way. Lo kudu ati-ati. Mereka ngincer lu."

Hyunjin mengrenyit, jadi apa yang ia simpulkan selama ini benar. Mereka takut terkuak, mau membungkam dirinya. Rajendra Hyunjin Poernomo. Aktivis yang tak pernah tau waktu, malam pun ia nyalakan terang agar rakyat dapat melihat. Dirinya Bom waktu bagi para pemimpin palsu.

"Mark lu suruh anak anak jangan kepisah deh, paling gak mereka berkubu kubu deh- ati ati. Sementara gw kudu terus maju ke depan. Gw harus masuk." Mark mengrenyit khawatir.

"Njing mikir- lu maju sendiri gitu ? Goblog kalo Lo ilang yakin masih ada tuh nyawa." Hyunjin menggeram frustrasi.

"Tenang Mark, gw sama temen gw bakal ikut kelompok ini." Datang pria tak melebihi tinggi keduanya menimbrung.

Almamater hijau tua di kenakan keduanya, ikat merah terpasang cantik di lengan masing masing.

"Kenalin Jin, dia Reyhan." Han mengulurkan tangannya yang segera di Jabat Hyunjin.

"Saya Felix- baru satu semester jadi mahasiswa." Kenalnya canggung.

Reyhan tertawa. Ia menghela napas berat. "Gini tadi udah denger gw rencananya Hyunjin. Gw setuju sih. Nah buat kawal Hyunjin masuk anak anak gw dah siap tuh depan pager kek rumput ijo ijo."

 Classic || HyunLix Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang