Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♠️ Lampu kota kian temaram, menandakan hari mulai malam. Aktifitas di kota London mulai agak surut. Hanya tertinggal hingar bingar dunia malam.
Pemuda pekerja yang bernama Hwang Hyunjin berjalan terburu buru membawa setumpuk berkas di stasiun MRT. Berharap semakin cepat ia pulang akan lebih baik.
Karena hari ini pasti kekasihnya menunggu dirinya datang dan saling berbagi pelukan hangat satu sama lain.
Yah setidaknya itu kebahagian klise Hyunjin. Tapi perkiraannya salah, saat ia berjalan di sepinya lorong MRT, ia ditabrak oleh bocah kecil yang sialnya mampu membuat semua map berkas kerja Hyunjin berceceran, ingin rasanya Hyunjin mengumpat akan tetapi memandang wajah si anak yang memerah dan hendak menangis Hyunjin mengurungkan niatnya.
"Hei jangan menangis, aku tidak apa apa. Siapa namamu ?" Ucap Hyunjin lembut pada si bocah.
" Darren Dragomir " jawabnya gagap.
"Such a wow name, apakah kamu sendirian." Tanya Hyunjin lagi, karena tidak lucu jika pada jam 11 malam seorang anak kecil berkeliaran di lorong MRT. Kan jadi serem.
" With Papa" jawabnya lugu. Ia memandang Hyunjin takut. Hyunjin hendak menggandeng anak itu bersamanya jika saja tidak ada suara yang menginterupsi mereka.
"Mau kau bawa kemana anakku tuan." Hyunjin menoleh kebelakang dan menemukan sosok pria kecil mirip dengan bocah dihadapannya.
Hyunjin memandang lekat pria yang berjalan dihadapannya, melihat wajahnya hati Hyunjin seperti teriris bilah pisau paling tumpul. Sangat sangat sakit.
Pria kecil bernama Felix itu tertegun pasal melihat Hyunjin meneteskan air mata. " Maaf tuan, tapi apakah anakku mengganggu mu, kenapa anda menangis."
Hyunjin tersentak, ia buru buru menghapus air mata yang entah datang dari mana. Ia tersenyum lembut terhadap Felix.
" Ah tidak, Darren hanya sedikit menubruk ku. Tak masalah." Jawab Hyunjin enteng, namun mungkin tidak untuk Felix melihat betapa banyak kertas berterbangan disekitar mereka.
" Dari mana kau tahu namanya." Tanya Felix sambil menunjuk anaknya.
"Ah tadi dia mengenalkan diri." Jawab Hyunjin singkat yang di tanggapi anggukan.
Felix berjongkok, Hyunjin mengernyitkan dahi, lalu tersadar ketika Felix mulai memungut satu persatu kertas berkas Hyunjin yang berceceran lepas dari map nya.
Hyunjin pun ikut berjongkok mengambil kertas begitu juga dengan Daren. Hanya lima menit lalu semua berkas sudah terkumpul ditangan Hyunjin.