2. Aula

542 124 4
                                    

"Babe, ayo pulang. Kamu gak mau pulang apa?"

"Enggak."

Sudah 3 jam lebih setelah pulang sekolah, yang artinya sekarang sudah jam 6 sore dan Haruto tidak mau beranjak dari kursinya. Wonyoung hampir frustasi, ia tidak mau membiarkan kekasihnya—Haruto—sendirian di sekolah ini. Apalagi sebentar lagi hari berganti menjadi malam.

"Di sini serem kalo malem, emang kamu berani?" tanya Wonyoung.

Haruto bergeming. Untuk sekedar membuka mulutnya saja ia malas. Entah kenapa hari ini ia sangat tidak ingin pulang ke rumahnya.

"Haruto ayo lah, atau kamu aku tinggal," ancam Wonyoung. Sayangnya ancaman itu tidak berpengaruh, Haruto tetap diam mematung. Seketika Wonyoung berpikir kalau yang di depannya ini bukan Haruto melainkan mahkluk lain yang menyerupai Haruto.

Wonyoung menghela napasnya. "Yaudah lah aku duluan ya, aku takut dimarahin mami. Kalo kenapa-napa telpon aku aja," katanya lalu berjalan menuju pintu kelas. Tetapi langkahnya terhenti saat mendengar suara speaker.

"Bagi siswa Ragair Academy yang masih berada di sekolah dimohon untuk menuju aula."

"H-hah? Emangnya masih ada orang selain kita?" gumam Wonyoung. Setahunya, guru-guru sudah pulang sejak jam 4 sore tadi. Sekolah juga sepi, jadi ia pikir semua murid selain dirinya dan Haruto sudah pulang.

Ia pun kembali lagi menghampiri Haruto. "Sayang, itu dipanggil. Ayo ke aula," kata Wonyoung sambil menarik lengan Haruto. Mau tidak mau Haruto menurutinya, selama tidak disuruh pulang ia tidak masalah.

Wonyoung dan Haruto pun berjalan menuju aula. Mereka berdua terkejut karena ternyata ada murid lain yang belum pulang. Beberapa dari mereka juga merupakan teman seangkatan mereka.

"Jihan? Lo tumben banget masih di sini?" tanya Wonyoung saat berpapasan dengan teman seangkatannya, Jihan.

"Aslinya udah mau pulang ini, tadi aku abis nemenin Yoon. Dia lagi ngerjain tugas yang belom selesai, eh malah bablas sampe sore gini," jelas Jihan. Wonyoung menganggukkan kepalanya.

"Yaudah ajak Yoon juga, kalian mau ke aula kan sekarang?" tanya Wonyoung.

Jihan mengangguk lalu membalikkan tubuhnya ke arah kelas. "Yoon! Ayo, beres-beresnya cepetan," desak Jihan. Yoon pun mempercepat gerakannya.

"Udah ayo." Yoon sudah siap. Mereka pun berjalan ke aula bersama. Begitu sampai di aula, mereka duduk di kursi yang tersedia di sana.

"Loh! Kakak? Kok di sini?" tanya Yoon kepada orang yang ia panggil kakak tadi.

Jake terkejut saat melihat sang adik yang berdiri tidak jauh darinya. "Lah? Lo juga kenapa di sini?" tanya Jake. Ia kira Yoon sudah pulang, tapi ternyata belum.

"Abis ngerjain tugas, Kakak ngapain? Aneh-aneh ya? Awas loh pulang nanti Yoon aduin mama," ancam sang adik sambil memicingkan matanya.

"Dih sok tau, gue juga aduin lo ntar. Ngerjain tugas kok sampe malem gini," balas Jake. Karena tidak ingin berdebat, akhirnya Yoon mengalah. Ia memilih diam dan duduk tenang.

"Kak, ini kita mau dihukum apa gimana sih?" bisik Taeyoung, murid kelas 2A.

"Gak tau, lagian sih lo TikTokan mulu sampe lupa waktu," balas Minhee, murid kelas 3B.

"Kan, jadi dihukum kita. Kamu sih sok-sokan mau paranormal experience, padahal sendirinya juga takut ujung-ujungnya," omel Isa, murid kelas 3A.

"Ya kan kepo Sa, lagian kalo kamu gak mau ikut juga gapapa. Aku sama Jake sama Sunghoon aja," balas Jay, murid kelas 3A.

Isa mendengus kesal. "Giliran sekarang bilangnya gapapa pulang, tadi yang minta tungguin siapa?" balas Isa sambil meninggikan suaranya.

ÉvasionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang