"Jih, are you okay?" tanya Wonyoung yang menyadari teman terlihat tidak baik-baik saja sedari tadi.
Jihan lantas menggeleng pelan. "Enggak, gapapa. Aku cuma masuk shok gara-gara peluru tadi," balasnya lirih.
Para murid kembali ke kantin dan fokus dengan aktivitas masing-masing sembari menunggu pemenang misi sebelumnya diumumkan. Sejujurnya mereka tidak peduli siapa yang menjadi pemenangnya, mereka hanya ingin pulang dan tidur di atas kasur yang empuk.
"Leader dari masing-masing tim silakan menghampiri aula untuk mengetahui siapa pemenangnya."
Begitu mendengar suara dari speaker, para leader pun pergi menghampiri aula. Langkah mereka terseret karena tenaganya yang mulai berkurang. Sesekali mereka menguap dan mengusak mata mereka.
Di sinilah mereka—Minhee dan Yuna—di tengah aula menghadap ke arah tembok yang disinari oleh proyektor. Hanya cahaya merah terang, tidak ada gambar atau tulisan apapun.
"Mana sih? Katanya mau ngumumin pemenangnya, mana puyeng banget gue liat itu tembok warna merah," gerutu Yuna sambil memicingkan matanya.
Saat itu juga sinar merahnya berubah menjadi tulisan pemenangnya, yang memenangkan misi kali ini adalah Tim Merah karena berita yang mereka sebar lebih menarik perhatian banyak orang.
Sontak Yuna membelalakkan matanya saat melihat jumlah retweet dan reply berita yang mereka buat. Bahkan ini setara dengan ramainya berita-berita artis terkenal. Apakah Jay dan Isa memang seterkenal ini?
"Ck! Yaudah abis ini kita harus ngapain?" Minhee sedikit kecewa karena kekalahannya tapi ia tidak mau ambil pusing. Ia ingin cepat-cepat mengetahui misi selanjutnya.
"Pilih satu anggota tim kalian untuk menjadi perwakilan misi kali ini. Kalian juga bisa mengajukan diri kalian sendiri."
"Emang misinya apa?" tanya Minhee.
"Akan dijelaskan setelah kalian memilih satu perwakilan dari tim kalian."
Minhee berdecak sebal. Kalau ia tidak mengetahui misi selanjutnya ia tidak akan bisa memilih anggota yang memiliki potensi untuk menang. Bagaimana kalau nanti ia salah memilih anggota? Bukannya ia membandingkan anggotanya, ia hanya ingin memilih anggota yang pantas untuk melakukan misi kali ini.
"Saya beri waktu 5 menit untuk berdiskusi bersama tim kalian. Mulai dari sekarang."
Minhee dan Yuna kembali ke kantin tempat mereka berkumpul. Untuk saat ini markas mereka sedikit tidak berguna karena mereka memilih untuk berkumpul bersama dibanding berpisah.
"Siapa yang mau jadi perwakilan buat misi kali ini?" tanya Yuna kepada anggota timnya tepat setelah perempuan itu duduk di kursi meja kantin.
"Buset tar dulu dong, yang menang tadi siapa?" tanya Taeyoung.
"Kita," jawab Yuna singkat.
Lantas wajah anggota Tim Merah menjadi sedikit lebih cerah dari sebelumnya. Realistis saja, siapa yang tidak senang mengetahui kalau timnya memenangkan suatu misi?
"Udah jangan seneng dulu, waktunya dikit nih cuma 5 menit," lanjut Yuna.
"Emang misinya ngapain?" tanya Jay.
Yuna menggeleng. "Gak tau, disuruh tentuin perwakilan doang satu orang. Siapa yang mau?"
"Biar adil gambreng aja gimana?" usul Jihan. Karena sudah beberapa puluh detik mereka berdiam diri karena tak kunjung ada yang mau mengajukan diri untuk menjadi perwakilan misi kali ini.
Setelah melakukan metode gambreng, Wonyoung pun terpilih untuk menjadi perwakilan Tim Merah. Sedangkan Tim Biru adalah Yoon. Berbeda dengan Tim Merah, Yoon dengan mandiri mengajukan dirinya sendiri untuk menjadi perwakilan Tim Biru dengan alasan, "gue bosen."
KAMU SEDANG MEMBACA
Évasion
FanfictionSelamat datang di permainan Évasion. Hanya orang-orang bernyali besar yang mampu menjalankan semua misi dalam permainan ini dan hanya orang tertentu yang bisa menyelesaikan permainan ini dan kembali hidup bebas. Dari mana permainan ini berasal? Enta...