10. Jangan Bersuara #1

363 100 16
                                    

"Pemenang misi kali ini adalah Tim Merah, selamat. Kalian mendapatkan poin plus dan bisa mengetahui misi selanjutnya."

Suara speaker itu menggema di setiap sudut gedung. Lantas Yuna tersenyum bangga. "See? Tim gue bakal menangin semua misi ini," ujarnya lalu pergi meninggalkan Yujin sendirian di koperasi.

Yujin dengan cepat berlari menuju aula. Aneh sekali, padahal seharusnya timnya yang memenangkan misi ini. Bagaimana bisa Tim Merah mendapatkan darah raja di timnya lebih cepat?

Begitu tiba di aula Yujin melihat Sunghoon dan Isa yang bersimbah darah di bagian tangannya. Ditambah dengan memar di wajah Sunghoon membuat matanya membelalak dan jantungnya terasa berhenti untuk beberapa saat.

"Kak Sunghoon! Kak Isa!" serunya lalu berlari mendekati kedua anggota timnya. "Kok bisa gini?" tanyanya.

"Ya apa lagi kalo bukan gara-gara Tim Merah? Namanya juga mainan, gak sakit juga kok. Tapi gak tau Isa gimana," balas Sunghoon lalu melirik ke arah perempuan di sampingnya yang diam membeku memandangi lengannya yang terluka.

"Sa, sini aku obatin." Jay datang menghampiri Isa sambil membawa kotak p3k. Perlahan ia membersihkan luka di lengan Isa dengan kain basah. "Sa, aku minta maaf. Selanjutnya aku bakal pastiin kamu gak luka lagi kayak gini," ujarnya penuh sesal.

"Gapapa, aku ngerti. Namanya juga permainan. Bener apa yang kamu bilang, kita harus tega ngelakuin apa pun demi tim," balas Isa datar. Ia memandangi Jay dari ekor matanya. Entah kenapa ia tidak bisa menerima permintaan maaf Jay begitu saja. Ada satu sayatan di benaknya yang tidak terlihat.

○●

Tim Merah berspekulasi kalau raja di Tim Biru adalah Isa. Maka dari itu mereka menghampiri tempat perempuan itu berada dan mengambil darahnya menggunakan cutter. Untuk sementara Tim Merah mengesampingkan rasa iba mereka demi kemenangan tim.

Sunghoon berusaha menjadi tameng Isa, keributan yang cukup besar terjadi saat itu. Wajahnya dihantam tinjuan oleh Taeyoung yang terpancing emosi. Jake dan Jay berusaha memisahkan mereka sebelum keadaan semakin runyam.

Wonyoung dan Jihan menahan Isa agar tidak memberontak, mereka pura-pura tuli saat Isa meraung berteriak kalau perempuan itu bukanlah rajanya. Begitu tempat darah terisi penuh, mereka meninggalkan Isa lalu menghampiri Taeyoung dan Jake.

Taeyoung dan Jake bergegas menuju aula dan memeriksa darah milik Isa, tetapi ternyata Isa bukanlah raja Tim Biru. Akhirnya Tim Merah kembali ke markas Tim Biru, mengepung Sunghoon dan mengambil darahnya.

Mau sekeras apa pun Isa berusaha menghalangi mereka, ia tidak akan berhasil. Ditambah Jay yang selalu menyuruhnya untuk pergi menjauh dari mereka.

"Jay! Sunghoon itu temen kamu! Bisa gak jangan kasar gitu? Kalian udah pukulin dia, sekarang kalian ambil darah dia secara paksa," tegur Isa dengan tangan penuh darahnya yang mencengkeram erat lengan Jay.

"Sa, misi aku harus selesai. Salah satu dari kita harus ada yang berkorban. Salah satu dari kita juga harus tega ngelakuin apa pun demi tim. Lagian semakin cepet selesai semua misi semakin cepet juga kita bebas," balas Jay. Bisa dibilang ini adalah perdebatan serius mereka untuk pertama kalinya semenjak berpacaran.

"Jay, tinggalin cewek lo dulu! Ayo ke aula!" perintah Taeyoung yang sudah membawa tempat darah Sunghoon.

Lelaki itu melepas cengkeraman Isa secara paksa. Meninggalkan Isa dan Sunghoon yang sudah sangat frustrasi. Mereka berlari secepat kilat menuju aula bersamaan dengan Tim Biru yang sedikit lebih lambat dibanding mereka. Hasil akhirnya Tim Merah lah yang menjadi pemenangnya karena mereka lebih dulu menuangkan darahnya ke alat pemeriksa darah.

ÉvasionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang