Bagian 3

4.9K 474 37
                                    

Wang Yibo keluar dari dalam kamar setelah selesai menata barang-barangnya, ia tertidur cukup lama dan tanpa sadar waktu sudah menunjukan pukul tujuh malam. Saat ia membuka pintu hal yang pertama kali ia lihat adalah ruangan yang sepi dan gelap, seperti sebuah rumah yang memang tidak berpenghuni. Dengan perlahan Wang Yibo mencari keberadaan saklar lampu berada, dan saat lampu berhasil menyala ia menghela nafas lega.

Wang Yibo mengedarkan pandangannya kesegala arah, mencari sosok laki-laki menyebalkan yang beberapa jam lalu berdebat dengannya, namun sepertinya Xiao Zhan memang tidak berada di apartemen. Wang Yibo mengangkat bahunya acuh, ia lebih memilih membawa langkah kakinya ke dapur dan mencari makanan apa yang bisa meringankan rasa laparnya.

"Tidak mungkin laki-laki sialan itu tidak punya persediaan makanan bukan?" monolog Yibo pada dirinya sendiri. Ia kini sedang berada di dapur, mencari makanan di setiap sudut tetapi hasilnya nihil.

Wang Yibo melihat sekeliling dan menemukan lemari es di sana, dan dengan segera ia menuju lemari es itu lalu membukanya dengan tidak sabaran.

"IH MISKIN" Wang Yibo kembali menutup lemari es itu, ia bahkan tanpa perasaan menutup pintu lemari es itu dengan membantingnya.

Bagaimana tidak kesal. Sebuah apartemen mewah yang ditempati oleh anak dari keturunan keluarga Xiao ternyata isi dari lemari esnya tidak semewah itu, di dalamnya hanya ada berbagai jenis minuman kaleng, satu bungkus roti dan satu butir telur.

Wang Yibo menghembuskan nafasnya kasar "Aku lapar sekali" Wang Yibo kembali membuka lemari es itu, mengambil satu-satunya bungkus roti di sana. Ia membolak-balik roti itu, takut-takut rotinya sudah berjamur.

"Masih bisa dimakan tidak yah?"

"Bisa" suara bass yang berbisik tepat di belakangnya membuat wang yibo refleks membalikan tubuhnya.

"YAK, SETAN DONGO" suara teriakan Wang Yibo menggema dipenjuru ruangan. Ia begitu terkejut saat memutar tubuhnya dan mendapatkan wajah Xiao Zhan begitu dekat dengannya, membuat ia berteriak karena terkejut bahkan sampai mundur dan punggungnya yang terbentur lemari es.

"Eh ganteng gini dikatain setan...mana dikatain dongo pula" ujar Xiao Zhan sedikit kesal.

"Emang kaya setan...tiba-tiba sudah ada di belakang, dan tidak tahu kapan masuknya" balas Yibo tidak mau kalah.

Xiao Zhan malah terkekeh menanggapi ocehan Wang Yibo. Ia dengan santainya semakin maju dan mendekatkan wajahnya pada telinga Yibo, membuat Wang Yibo menelan ludahnya gugup, dan hal itu membuat Xiao Zhan menarik sudut bibirnya, "Jika aku katakan ingin masuk sekarang apa kau mengizinkan?" ujar Xiao Zhan. Ia bahkan menjilat kuping Wang Yibo, Wang Yibo mendelikan matanya dan menatap tajam pada Xiao Zhan sedangkan sang pelaku hanya tersenyum menang.

"Bangsat, otakmu memang terlalu kotor...menyingkir dari hadapanku sialan" Wang Yibo mendorong tubuh Xiao Zhan agar memberikan jalan untuk ia pergi.

"Kau mau kemana?"

"Pesan makan" balas Yibo singkat. Seharusnya inilah yang ia lakukan sejak tadi. Memesan makanan sehingga tidak perlu susah-susah mencari di dapur.

"Pesan yang banyak Yibo, aku juga lapar" ujar Xiao Zhan yang kini mengikuti langkah Wang Yibo menuju ruang tamu.

"Lapar?" tanya Yibo heran "Bukankah kau dari luar?"

"Hmm, tapi aku tidak bisa makan dengan tenang karena kekasihku" balas Xiao Zhan.

"Aku akan pergi mandi, dan saat aku selesai, semua makanan harus sudah ada" ujar Xiao Zhan lagi. Dan setelahnya ia pergi memasuki kamar.

"KAU PIKIR AKU PEMBANTUMU SIALAN"

"BUKAN, TAPI KAU ADALAH ISTRIKU"

"SAMPAI MATIPUN AKU TIDAK SUDI" balas Yibo dengan berteriak sekuat tenaga.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Xiao Zhan keluar dari dalam kamar dengan mengenakan pakaian santainya, yaitu celana pendek selutut dan baju kaos. Ia terlihat lebih segar karena sehabis mandi.

Mata tajam Xiao Zhan terlihat berbinar ketika menemukan begitu banyak makanan di meja ruang tamu. Dengan cepat ia menjatuhkan bokongnya di sofa tepat disamping Yibo, dan langsung mengambil satu potong ayam gorong.

Wang Yibo yang berada tepat disamping Xiao Zhan memicingkan matanya tidak suka.

"ITU PUNYAKU" teriak Wang Yibo tepat di kuping Xiao Zhan, membuat Xiao Zhan terlonjak kaget dan menjatuhkan potongan ayam itu.

"Lama-lama tinggal denganmu kupingku bisa budek" ujar Xiao Zhan sambil mengelus kupingnya yang terasa berdengung.

"Aku tidak perduli...kau harus ganti ayam yang kau makan"

"Ya ya ya...nanti aku ganti" balas Xiao Zhan sambil kembali mengambil satu potong ayam.

Wang Yibo berdecak pelan, namun kali ini ia lebih memilih melanjutkan acara makannya yang tertunda.

Untuk beberapa saat suasana di apartemen itu begitu sunyi karena keduanya yang hanya diam menikmati makan malam. Dan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

"Aku selesai" ujar Xiao Zhan yang telah menghabiskan makanannya. Dan setelahnya ia meninggalkan tempat itu begitu saja tanpa membereskan bekas makannya. Tak ayal hal itu membuat Wang Yibo menggeram marah, ia bukan babu Xiao Zhan yang harus menyiapkan makanan dan membereskan bekasnya.

Tuk.

"SETAN" maki Xiao Zhan saat merasakan sakit di bagian belakang kepalanya. Ia merasakan sebuah benda keras melayang begitu saja mengenai belakang kepalanya. Ia mengusap-usap bagian yang terasa sakit itu.

Xiao Zhan menundukan kepalanya untuk melihat benda apa yang berani-beraninya menimpuk kepalanya, dan saat itu juga matanya membulat tidak percaya saat menemukan remot AC tergeletak di lantai. Ia langsung mengambil remot AC itu, dan setelahnya tatapannya tertuju pada sosok mungil yang menatapnya dengan menyeringai.

"Kau" Xiao Zhan menggeram tertahan berusaha agar tidak emosi saat menghadapi Wang Yibo. Ia tentu tahu siapa pelaku yang telah membuat kepalanya terasa sakit, dan orang itu tentu saja sosok setan kecil yang berada di hadapannya.

"Rasakan...beraninya kau pergi tanpa membereskan kekacauan ini" ujar Yibo dengan menatap tajam Xiao Zhan.

Xiao Zhan memutar bola matanya malas saat tahu alasan itu yang membuat ia mendapatkan rasa sakit. Xiao Zhan menyeringai sepertinya memberikan pelajaran pada Wang Yibo bukan hal yang buruk.

Xiao Zhan maju mendekat pada Wang Yibo dengan seringaian yang tidak luntur dari bibir seksinya. Sedangkan Wang Yibo yang melihat hal itu memicingkan matanya curiga, ia harus berhati-hati.

"Mau apa kau?" tanya Yibo sedikit gugup, dan hal itu semakin membuat Xiao Zhan merasa senang.

Wang Yibo sudah akan melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana, namun dengan cepat Xiao Zhan menarik pergelangan tangan Yibo.

Cup.

Xiao Zhan mencuri satu kecupan singkat di bibir tebal Yibo secara tiba-tiba, dan hal itu ampuh membuat Wang Yibo membulatkan matanya tidak percaya. Tidak ada yang bisa ia lakukan, seluruh tubuhnya terasa sangat kaku dan tidak bisa di gerakan.

Setelah aksinya yang tiba-tiba dan membuat Wang Yibo terpaku di tempat, Xiao Zhan dengan santainya mengecup ibu jarinya dan menempelkannya pada bibir tebal Yibo, dan setelahnya ia mengatakan.

"Bibirmu manis Yibo, lebih manis dari bibir kekasihku" ujarnya dengan suara rendah menggoda. Setelahnya ia pergi begitu saja meninggalkan Wang Yibo yang masih mematung di tempatnya.

"Good night baby" Ujar Xiao Zhan lagi sebelum ia benar-benar menghilang di balik pintu.











TBC.

Semoga kalian suka.
Maaf aku lama up hehe.

Two Crazy PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang