Zhan berjalan santai menyusuri lorong menuju kamar tempat ia menginap, bersiul dengan jari tangannya yang tidak bisa diam, memutar dan memainkan kunci motor di tangannya. Dan setelah ia menemukan kamar yang tertera nomor 69 ia terkekeh pelan.
"Nomor yang sangat cantik" ujarnya dengan sudut bibir terangkat membentuk seringaian. "Coba kita lihat apa aku dan Yibo bisa melakukan 69 di kamar nomor 69".
Zhan meraih kenop pintu, namun kemudian keningnya berkerut bingung saat ia berusaha membuka pintu itu, dan pintunya tidak juga bisa di buka.
"Shit! Yibo kau mengunci pintunya?" Ia menggedor pintu cukup keras, tidak perduli kalau-kalau tetangga kamarnya keluar dan memaki.
Zhan merogoh handphone di saku celananya untuk menghubungi Wang Yibo. "Mati?" Ia menatap tidak percaya ponsel di tangannya. "Sialan! Aku membeli dengan harga mahal tapi kena air hujan saja sudah meninggal" ia berdecak kesal.
"YAK! WANG YIBO BUKA PINTUNYA!" ia kembali berteriak dan memukul-mukul pintu di hadapannya.
Samar-samar Xiao Zhan mendengar suara kunci di buka, dan setelahnya.
"MAAF SAYA TIDAK MENERIMA TAMU" Wang Yibo berteriak tepat di depan wajah Xiao Zhan setelah membuka pintu. Dan setelahnya ia kembali berniat menutup pintu itu, namun Xiao Zhan dengan cepat menahannya, dan menerobos masuk.
"Eh. Kenapa kau masuk?"
Zhan mendengus kesal mendengar pertanyaan Yibo. "Apa kau lupa? Aku hanya memesan satu kamar bodoh".
"Aku pikir kau hanya memesan kamar untukku, dan kau sendiri menjadi gembel di jalanan" ujarnya asal.
Zhan tidak memperdulikan ocehan Yibo. Ia malah melangkah menuju kamar mandi, karena bagaimanapun ia tidak mungkin berlama-lama dalam keadaan memperihatinkan seperti ini.
"Eh! Tunggu, tunggu, mau apa kau?" Yibo buru-buru menghalangi Xiao Zhan untuk masuk ke dalam kamar mandi, dengan berdiri dan merentangkan kedua tangannya di depan pintu kamar mandi.
"Apa yang kau lakukan? Minggir! Aku mau mandi" Zhan berusaha menyingkirkan tubuh Yibo, tapi Yibo tetap bersikeras tidak mau melakukannya.
"Enak saja. Aku duluan" Yibo membalikkan tubuhnya berniat memasuki kamar mandi, tapi sebelum ia berhasil melakukannya Xiao Zhan dengan cepat memeluk pinggangnya, dan mengangkat tubuhnya. Tak ayal hal itu membuat Yibo memekik terkejut, terlebih lagi saat ia sadar kini posisinya menjadi terbalik, dimana kini Xiao Zhan yang berdiri di tempatnya tadi.
"Aku duluan, dan kau duduk tenang menunggu suamimu ini mandi" setelah mengatakannya, Zhan dengan pedenya berniat memasuki kamar mandi. Tapi sebelum itu terjadi Yibo terlebih dulu mencengkram kerah baju bagian belakang Xiao Zhan, dan dengan sengaja menariknya cukup kencang.
"AKHH AP-APA YANG KAU LAKUKAN YIBO? LEPAS! AKU TIDAK BISA BERNAFAS" Zhan berontak, tapi Yibo tidak perduli.
"Akan aku lepaskan, tapi aku yang pertama mandi"
"Baiklah, kau menang...sekarang lepaskan!"
Yibo melepaskan tangannya setelah mendengar perkataan Xiao Zhan, dengan bangga ia menggeser tubuh Xiao Zhan ke samping untuk memberikan akses ia masuk. Tapi bukan Xiao Zhan namanya jika ia tidak memiliki ide apapun di otaknya. Zhan menyeringai, terlihat sekali bahwa Zhan mempunyai rencana gila dan.
"YAK! XIAO ZHAN KENAPA KAU MENDORONGKU?" pekikan Yibo sangat jelas menggambarkan apa yang baru saja terjadi, Xiao Zhan dengan tidak berperasaan mendorong tubuhnya masuk ke dalam kamar mandi, membuat ia tersungkur, dan duduk di atas lantai yang dingin. Sialnya Xiao Zhan juga ikut masuk, dan dapat ia lihat Xiao Zhan menutup, dan mengunci pintunya.
"Daripada kita ribut tidak jelas, sepertinya mandi bersama itu ide bagus Yibo" ujar Xiao Zhan sambil membuka baju yang ia kenakan. Tak perduli Yibo yang sudah menatap horor padanya, dengan bola mata membulat sempurna.
"Ka-kau duluan, ak-aku bisa menunggu" suara Yibo terdengar gugup, dan itu semua semakin mengundang seringaian lebar di bibir tipis Xiao Zhan.
"Kau takut?" Zhan melempar asal bajunya, berbalik menatap Yibo yang sedang berusaha mati-matian untuk tidak menatap tubuh atas Zhan yang telanjang.
"Tentu saja. Siapa yang tidak takut berada satu ruangan dengan orang mesum sepertimu" Zhan terkekeh pelan mendengar omongan Yibo.
"Apa kau pikir orang mesum ini akan membiarkanmu keluar begitu saja?" Zhan mengambil langkah mendekat, membuat Yibo bertambah gugup. Tapi jika ia mundur maka Xiao Zhan akan senang karena berhasil membuatnya takut.
"Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang wahai Tuan mesum?" Yibo mengangkat dagunya menantang Xiao Zhan, ia bahkan mengambil langkah maju, sehingga hanya satu langkah lagi maka tidak ada jarak di antara keduanya.
"Kau ingin tahu?" Zhan menatap lekat wajah Yibo. Ia tidak tahu kenapa begitu menyukai menatap wajah cantik Yibo, terlebih lagi jika wajah itu terlihat marah, dan kesal karena ulahnya.
"Aku ingin--"
"AKAH KENAPA LAMPUNYA MATI?" Yibo menjerit takut saat tiba-tiba saja lampu mati, bahkan ia dengan refleks melompat kedalam pelukan Xiao Zhan, untung saja refleks Xiao Zhan bagus sehingga kini ia sedang menggendong Wang Yibo ala koala.
"Xiao Zhan ini pasti ulah mu...iya kan?"
"Kenapa menjadi salahku? Apa kau pikir aku punya kekuatan mematikan listrik" balas Zhan tidak mau kalah.
"Lalu sekarang bagaimana?" Bahu Yibo sedikit bergetar. Ia tidak suka gelap, sangat tidak suka.
"Ada apa denganmu? Kenapa kau begitu te--"
"Aku tidak suka gelap" ujarnya memotong ucapan Xiao Zhan.
Zhan mengerutkan kening bingung, tapi ia tidak ingin bertanya untuk sekarang, apa dan mengapa Yibo begitu tidak menyukai gelap.
"Yibo buka bajumu!"
"DI SITUASI SEPERTI INI KAU MASIH SEMPAT MEMIKIRKAN HAL MESUM XIAO ZHAN...KAU GILA" Yibo tanpa sadar berteriak tepat di dekat kuping Xiao Zhan, membuat sang empu mati-matian untuk tidak membanting Yibo.
"Sepertinya bukan aku yang mesum, tapi kau Yibo" ujar Zhan dengan malas. "Kau akan masuk angin jika tetap memakai baju ini...lebih baik buka bajumu, dan ganti menggunakan bathrobes" ujar Zhan panjang lebar, dan berusaha menurunkan Wang Yibo dari gendongannya.
Yibo turun dari gendongan Xiao Zhan, tapi tangannya masih setia melingkar di leher Xiao Zhan.
"Aku janji tidak akan kemana-mana Yibo, kau tidak perlu takut hmmm" Zhan mengelus pipi Yibo dengan lembut, mencoba memberi tahu Yibo bahwa ia tidak akan pernah pergi kemanapun untuk meninggalkannya. Dan Yibo mengangguk mengerti, lalu dengan perlahan mulai melepaskan tangannya dari leher Xiao Zhan.
Yibo mulai membuka satu persatu baju yang melekat pada tubuhnya, dan hal itu tidak lepas dari pengamatan mata elang Xiao Zhan, walaupun tidak terlihat jelas karena lampu mati.
"Zhan!" Yibo memanggil Xiao Zhan setelah selesai mengganti baju dengan bathrobes. Tapi tidak ada sautan dari Xiao Zhan, membuat Yibo menggigit bibir bawahnya takut, takut jika Xiao Zhan meninggalkannya di kamar mandi sendirian.
"Zhan!" Panggilnya lagi, ia bahkan menjulurkan tangannya mencari-cari keberadaan Xiao Zhan tapi tidak ada, karena Xiao Zhan sengaja menjauh dari Yibo.
"Zhan!" suaranya bergetar, tapi Xiao Zhan masih diam mengamati, enggan untuk menjawab. Ya Xiao Zhan hanya ingin sedikit bermain-main.
"Zhan ge!"
Deg.
Jantung Xiao Zhan berdetak kencang saat mendengar panggilan itu, terdengar begitu manis, dan Xiao Zhan ingin mendengarnya lagi dan lagi. Tapi mendengar suara Yibo yang mulai bergetar memanggil namanya membuat ia tidak tega lebih lama mempermainkan Yibo, maka dengan cepat ia menghampiri Yibo, dan kembali menggendongnya ala koala. Tenang saja ia juga sudah mengenakan bathrobes.
"Aku di sini! Tidak perlu takut Yibo" Zhan mengelus dengan lembut punggung sempit Yibo, sedangkan Wang Yibo membenamkan wajahnya di ceruk leher Xiao Zhan.
TBC.
Mohon maaf membuat kalian menunggu😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Crazy People
RomansaDua orang yang sama gilanya, sama keras kepalanya, egois, dengan tingkat kemesuman yang sama. Ditempatkan ditempat dan ruangan yang sama. Apa yang akan terjadi? apakah mereka akan menjadi temen atau sahabat, dengan kepribadian yang sama, atau mereka...