Bagian 23

2.5K 238 37
                                    

Hembusan angin malam yang menerpa wajah cantik, dengan cipratan air hujan yang sesekali mengenai beberapa bagian tubuhnya, hal itu tidak sama sekali membuat Wang Yibo merasa terganggu. Sebaliknya laki-laki muda dengan paras rupawan itu memejamkan mata dengan erat, menikmati setiap hembusan angin malam yang terasa dingin menembus sampai ke tulang. Wang Yibo diam termenung di atas balkon kamar apartemen Xiao Zhan, dengan jari-jari lentiknya mengapit sebuah batang nikotin yang membuat semua orang candu. Tubuh rampingnya menyandar pada pagar pembatas, dengan kepalanya yang sedikit mendongak ke atas. Kemudian tangan ramping itu membawa batang nikotin tersebut pada belah bibirnya, menghisapnya, lalu mengepulkan asap rokok yang tidak terlalu banyak.

"Kau ada masalah?" Suara bass milik seseorang yang begitu Yibo kenal masuk ke indra pendengarannya, membuat mata itu terbuka, dan memperlihatkan manik indah milik Wang Yibo.

Yibo menatap Xiao Zhan sebentar, lalu ia menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, sebelum kembali menghisap rokok yang ada di tangannya.

Xiao Zhan yang melihat reaksi Wang Yibo merasa heran, pasalnya selama tinggal bersama laki-laki cantik ini, Xiao Zhan tidak pernah sekalipun melihat sisi Wang Yibo yang seperti ini, dan lagi ia baru mengetahui bahwa Wang Yibo suka merokok.

Xiao Zhan mengambil langkah maju, lalu mengambil tempat di sisi kanan Yibo, dan ikut menyenderkan punggungnya pada pagar pembatas.

"Bisa bagi rokoknya?" Zhan menoleh pada Yibo, namun Yibo hanya fokus ke depan, dan hanya menyodorkan satu kotak rokok yang masih utuh.

"Silahkan, kau bisa ambil sebanyak yang kau mau" ujar Yibo, yang kembali mengepulkan asap rokoknya.

"Terimakasih"

Yibo hanya mengangguk pelan menanggapinya, ia lalu menyodorkan pemantik rokok yang menyala pada Xiao Zhan. Zhan yang mengerti segera membawa ujung rokok miliknya pada pemantik tersebut.

"Aku baru tahu kau suka merokok"

Yibo terkekeh pelan mendengar ucapan Xiao Zhan, "Hmmm...hanya saat-saat tertentu saja aku melakukannya"

"Hmmm...saat memiliki masalah maksudmu?" tebak Xiao Zhan yang tentu saja tepat sasaran.

"Jangan katakan tidak Yibo! Aku tahu kau ada masalah" ujarnya lagi, tidak memberikan celah untuk Yibo mengelak.

"Kenapa kau begitu yakin?" Yibo memutar tubuhnya ke samping, dan kini ia menghadap Xiao Zhan.

"Entah" Zhan ikut memutar tubuhnya, dan kini posisi keduanya saling berhadapan.

"Hatiku mengatakan seperti itu" Zhan mencolek hidung mancung Yibo, lalu mendaratkan kecupan ringan di sana.

"Katakan! Kau ada masalah? Sayang kau tahu, kau bisa bercerita apapun padaku" Zhan tidak menyerah, ia masih berusaha mempertanyakan apa yang membuat Wang Yibo seperti ini.

"Kau tahu? Ada banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan pada seseorang"

"Lalu?"

"Tapi aku ragu untuk menanyakan hal itu" ujar Yibo dengan menghela nafas panjang.

"Apa yang membuatmu ragu?" Xiao Zhan menghisap rokok miliknya, lalu mengepulkan asap rokoknya tepat di wajah Wang Yibo, hal itu membuat Yibo memejamkan matanya menikmati bau asap rokok yang menyeruak masuk ke dalam indra penciumannya.

Mata yang terpejam, bibir merah alami yang sedikit terbuka, bulu mata lentik, dan hidung yang mancung, membuat Xiao Zhan mati-matian menahan hasratnya untuk menerkam bibir Yibo, dan memberikan beribu-ribu kecupan di wajah cantik itu. Setidaknya Zhan masih memiliki sedikit kewarasan untuk tidak melakukannya sekarang, karena bagaimanapun waktunya tidak tepat. Wang Yibo sedang dalam suasana hati yang buruk, bisa-bisa ia akan mendapatkan luka lebam di wajahnya.

Two Crazy PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang