Chapter 29

3.1K 218 42
                                    

Suasana hening menyelimuti ruang tamu apartemen milik Xiao Zhan. Yibo yang hanya diam, dan tidak memberikan komentar apapun tentang apa yang baru saja Zhan ceritakan. Sedangkan Zhan juga diam menatap Yibo, berharap orang yang ia cintai ini tidak membencinya. Namun saat ia melihat Yibo bangkit dari duduknya, membuat hatinya semakin sakit. Ia berpikir apa Yibo membencinya? Zhan tidak tahu, tapi melihat Yibo yang diam, dan melangkah menjauh membuat Zhan dengan cepat berdiri, dan menyusul Yibo. Zhan berdiri di depan Yibo, memblokir jalan Yibo untuk lewat.

"Kau marah padaku Yibo?" Akhirnya kata itu yang terucap dari belah bibir tipis milik Xiao Zhan.

"Tidak" ujar Yibo, namun ucapannya tidak sesuai dengan ekspresi yang ia tunjukkan. Wajah itu bahkan enggan untuk menoleh padanya, dan bahkan mata itu enggan menatap Zhan. Yibo terus melihat ke arah lain, dan Zhan tahu bahwa ucapan Yibo barusan bukanlah yang sesungguhnya ia rasakan.

"Yibo ak--"

"Biarkan aku sendiri Zhan!!" Yibo mengepalkan kedua tangannya erat, lalu menarik nafas dalam sebelum kembali melanjutkan ucapannya.

"Demi apapun aku sendiri bingung harus berkomentar, dan bereaksi seperti apa...jadi tolong, biarkan aku mencerna semuanya Zhan" Yibo melangkah pergi, melewati Xiao Zhan yang diam mematung di tempatnya.

Ini memang bukan tentang dirinya, ini semua tentang masa lalu orang yang ia cintai, tapi bukankah dengan Yibo mengambil keputusan untuk memilih Zhan ini semua juga menjadi urusannya? Dan lagi Yifei adalah orang yang pernah ia cintai. Yibo sendiri bingung harus berbuat apa, ia tidak marah dengan Xiao Zhan, ia juga tidak membenci laki-laki itu, hanya saja Yibo merasa kecewa dengan sikap bodoh Xiao Zhan. Sikapnya yang tidak tegas membawa kehancuran pada persahabatan mereka, dan menimbulkan kesalahpahaman yang terus berjalan sampai beberapa tahun.

"Dan sekarang Yifei pasti lebih membenci Zhan karena aku"

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hmm...acaranya dibatalkan, kau urus semuanya" Xiao Zhan memijit pangkal hidungnya yang terasa berdenyut sakit. Ia kini sedang berbicara dengan seseorang lewat sambungan telpon, entah apa yang sedang di bicarakan, tapi Zhan terlihat beberapa kali menghela nafas.

Tidak lama kemudian sambungan telpon terputus. Zhan menaruh ponselnya di atas meja, lalu ia membaringkan tubuhnya di sofa, dan menggunakan lengannya untuk menutup matanya.

"Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?" Gumamnya pelan.

"Yibo bahkan tidak mau bertemu denganku, hah" ia kembali menghela nafas. Semua rencana yang ia siapkan gagal begitu saja. Tapi bagaimana pun ini memang kesalahannya, kesalahannya yang tidak tegas di masa lalu yang berujung kesalahpahaman. Zhan ingin meminta maaf, tapi apa Yifei mau memaafkannya? Jawabannya tentu saja tidak, apa lagi Zhan tahu hubungan Yifei dan juga Yibo hancur, dan lagi-lagi ini karna ulahnya.

Saat ini kepala Xiao Zhan terasa pusing, semuanya seolah-olah tidak menemukan titik terang, ia bingung harus berbuat apa. Mungkin lebih baik ia mencoba tidur, dan besok pagi ia akan mencoba untuk berbicara lagi dengan Yibo. Ya ia harus segera menyelesaikan ini semua, Zhan tidak ingin kehilangan Yibo hanya karna hal ini. Zhan tidak akan pernah rela jika hal itu sampai terjadi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Waktu berlalu begitu cepat. Sekarang menunjukkan pukul 02:22 dini hari, namun Xiao Zhan tidak juga bisa tertidur. Ia hanya menutup matanya tanpa bisa tertidur, pikirannya terus berputar tentang Wang Yibo, dan juga masalah yang timbul saat ini.

"Arghh...sial!!" Zhan mengacak rambutnya frustasi. Ia lalu mengubah posisinya yang berbaring menjadi duduk sila diatas sofa.

"Ini tidak membantu sama sekali" Zhan bangkit. Ia lalu berjalan menuju dapur dengan langkah gontai. Zhan ingin membuat segelas kopi, setidaknya itu bisa menemaninya melewati malam yang sepi.

Tap!

Tap!

Tap!

Samar-samar Zhan mendengar langkah kaki mendekat. Ia kemudian menghentikan aktivitasnya sebentar, dan ia menajamkan indera pendengarnya. Siluet bayangan seseorang terlihat, suasana ruang tamu yang gelap tanpa pencahayaan membuat Zhan sedikit merinding. Zhan mengamati bayangan itu yang perlahan mulai mendekat padanya, dan saat ia melihat lekuk tubuh yang sangat ia hafal, Zhan kemudian bernafas lega.

Zhan mengusap-usap dada bidangnya untuk sesaat, mencoba menetralkan detak jantungnya yang seperti habis maraton.

Wang Yibo, si pemilik bayangan itu perlahan mendekat. Namun ia tidak mengatakan sepatah katapun, ia hanya melirik sekilas pada Xiao Zhan yang terus menatapnya. Yibo mengambil air dingin dari dalam kulkas, membuka tutup botolnya dengan terus mengabaikan keberadaan Xiao Zhan.

"Yibo, ak--"

"Diam!! Biarkan aku minum terlebih dahulu" Zhan segera menutup mulutnya rapat-rapat setelah mendengar ucapan Yibo. Ia tidak ingin Yibo semakin marah, ya walaupun hal ini sepele.

"Jadi, boleh aku berbicara?" Zhan berucap dengan hati-hati, takut-takut Yibo marah.

"Besok saja, aku ngantuk" Yibo berlalu begitu saja, meninggalkan Xiao Zhan yang memejamkan matanya dengan erat, dan juga menarik nafas dalam-dalam.

"Sabar Zhan! Biarkan singa betina itu tenang dulu" gumamnya pelan. Tentu saja ia berucap dengan pelan, jika ia berteriak, bisa di pastikan ia akan mendapatkan amukan maut dari Wang Yibo.

Zhan kemudian kembali fokus menyeduh kopi instan yang sempat tertunda, dan setelah selesai ia kembali ke sofa. Zhan memutuskan untuk menonton televisi, walaupun sebenarnya bukan ia yang menonton tv, tapi tv itu yang menonton dirinya, karena sejak tv itu menyala, Zhan tidak sama sekali fokus pada siaran tv itu, tapi pikirannya bercabang, dan melanglang buana entah kemana.

Zhan melirik jam dinding, dan waktu menunjukkan pukul 03:00. Malam semakin larut, dan Xiao Zhan belum juga bisa memejamkan matanya. Ia malah semakin larut dalam pikirannya, membayangkan Wang Yibo yang memutuskan pergi dari hidupnya, membuat hatinya sedikit demi sedikit mulai terasa sakit, dan sesak yang mencekik.

"Tidak, aku yakin Yibo tidak akan melakukannya" Zhan berusaha meyakinkan dirinya sendiri, walaupun pada akhirnya ia sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari.






TBC.

Aku up malem²🤭
Hayo, masih ada yang melek?

Two Crazy PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang