Chapter 27

2K 180 18
                                    

Xiao Zhan duduk tenang di atas motor sport hitam miliknya. Jari-jari tangannya dengan lincah terus memainkan ponsel pintarnya, sesekali ia tersenyum saat menemukan hal lucu di sana. Xiao Zhan kini berada di parkiran sekolah, ia berniat menunggu kedua sahabatnya yang tak lain adalah Lin Yi, dan juga Yifei. Namun sudah hampir setengah jam ia menunggu, ke dua sahabatnya itu belum juga muncul, dan pesan yang ia kirimpun belum mendapatkan balasan.

"Apa mungkin Yifei sedang menyatakan cintanya?" Zhan bertanya, namun tentu saja tidak akan ada yang menjawab, karena saat ini parkiran sedang sepi.

Dari arah belakang seorang laki-laki manis sedang mengendap-endap menuju ke arah Xiao Zhan, dan setelah berjarak kurang lebih dua langkah ia tersenyum dan.

Dooorrr!!

"YAK SETAN!" Xiao Zhan terperanjat kaget, ia bahkan melompat turun dari atas motor.

"Ahahah, Zhan kau lucu" si pelaku malah tertawa terpingkal-pingkal, ia bahkan memegangi perutnya yang terasa nyeri karena terus tertawa.

Sedangkan Zhan mendengus kesal. Ia memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

"Kau membuatku jantungan Yi"

Pemuda yang di maksud malah cekikikan, sedangkan Xiao Zhan hanya tersenyum maklum. Sudah sangat terbiasa dengan sikap nakal sahabatnya yang satu ini, Yi atau yang bernama lengkap Lin Yi itu tersenyum manis setelahnya.

"Zhan ada yang ingin aku bicarakan dengan mu" nada suara Lin Yi terdengar lebih serius, hal itu membuat Xiao Zhan mengerutkan dahi bingung.

"Tentang apa?" Tanyanya, ia cukup penasaran tentang hal yang akan di bicarakan oleh Lin Yi. Ia penasaran karena sahabatnya ini jarang terlihat serius tentang sesuatu hal, sebaliknya Lin Yi malah akan bertingkah konyol di hadapannya, dan juga Yifei.

Ngomong-ngomong tentang Yifei, apa mungkin hal yang ingin Lin Yi bicarakan ada sangkut pautnya dengan Yifei? Apa gadis itu sudah benar-benar mengatakan perasaannya? Jika memang iya, Zhan benar-benar salut atas keberanian gadis itu.

"Zhan aku menyukaimu"

"Hah?" Zhan membulatkan matanya tak percaya. Ia yang semula berkecamuk dengan pertanyaan tentang Yifei, dan juga Lin Yi seolah-olah di tarik begitu saja ke dunia nyata. Zhan menatap Lin Yi yang kini menunduk malu-malu.

"Yi, jangan bercanda!" Ujar Zhan dengan tersenyum kikuk.

"Aku serius Zhan. Aku menyukaimu sejak pertama kali melihatmu" Lin Yi mengangkat wajahnya, menatap Xiao Zhan langsung pada manik hitamnya. Ia tidak bercanda tentang perasaannya pada Zhan, ia benar-benar menyukai laki-laki tampan di hadapannya ini.

"Tap--"

Ucapan Xiao Zhan terhenti saat tiba-tiba saja Lin Yi memeluknya, menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Zhan dengan nyaman. Sedangkan Zhan hanya diam tidak membalas pelukan sahabatnya itu.

"Aku benar-benar menyukaimu Zhan, aku mohon jadilah pacarku"

Deg!!

Jantung Zhan seolah berhenti berdetak saat mendengar kata yang Lin Yi ucapkan. Ia tidak pernah menyangka persahabatan mereka bertiga ternyata bukanlah seperti yang ia pikirkan, ia pikir rasa sayang, dan perduli yang selama ini mereka tunjukkan hanyalah sebatas kasih sayang antar sahabat, dan tidak ada hal yang spesial, tapi ternyata ia salah, amat sangat salah.

Zhan menolehkan kepalanya ke samping, dan saat itu juga jantungnya seolah berhenti untuk kesekian kalinya. Di sana, di balik tembok Zhan menemukan Yifei yang menatapnya penuh kebencian, dan jangan lupakan wajah cantik itu sudah dipenuhi air mata yang menyedihkan. Zhan kemudian melihat Yifei yang berlari pergi, menjauh dari area parkir dengan menangis pilu.

Zhan mengepalkan tangannya kesal, "situasi macam apa ini?" Batinnya bertanya.

"Lin Yi lepaskan aku!!" Zhan sedikit mendorong tubuh Lin Yi agar pelukannya terlepas, dan dengan berat hati Lin Yi melepaskan pelukannya.

"Maaf Lin Yi aku tidak bisa"

"Kenapa? Bukankah kau juga menyukai ku?" Lin Yi menatap Xiao Zhan dengan kebingungan. Seingatnya laki-laki yang ada di hadapannya ini begitu perhatian padanya, seolah menunjuk bahwa ia juga memiliki rasa yang sama.

"Kenapa kau bisa menyimpulkan seperti itu? Yi aku menyukaimu itu jelas karena kau sahabatku, aku menyukaimu sebagai seorang sahabat, tidak lebih...Dan harus kau tahu, aku bukan gay" Zhan menjelaskan semuanya dengan hati-hati, tapi walaupun begitu ia tetep bisa melihat mata Lin Yi yang mulai berkaca-kaca karena ucapannya.

"Jadi kau tidak bisa menjadi kekasih ku?" Suaranya mulai bergetar, dan satu tetes air mata mulai menuruni pipinya, dengan kasar ia segera menyeka air matanya.

"Maaf Lin Yi!! Lagi pula ada seseorang yang me--"

"Hanya beberapa hari"

"Hah??" Zhan mengerutkan dahi bingung. Lin Yi tiba-tiba saja memotong ucapannya, dan bahkan Zhan ragu Lin Yi mendengarkan apa yang ia ucapkan barusan.

"Berpura-pura lah menjadi kekasihku beberapa hari Zhan. Hanya hiks...hanya beberapa hari, aku mohon hiks" Lin Yi menunduk, menyembunyikan air matanya yang tidak bisa ia tahan.

"Tapi Lin Yi, aku tidak bisa" Zhan menolak. Yifei sudah salah paham, dan ia tidak mau menambah runyam masalah diantara mereka.

Lin Yi mendongak, menatap Xiao Zhan memohon. "Hanya 2 hari Zhan aku mohon...hanya perlakukan aku sebagai kekasihmu selama 2 hari, dan setelah itu kita akan kembali sebagai sahabat" Lin Yi berusaha meyakinkan Xiao Zhan.

Sedangkan Zhan, ia merasa bingung, bingung harus berbuat apa. Ia sendiri tidak yakin hubungan persahabatan mereka akan baik-baik saja setelah ia berpura-pura sebagai kekasih Lin Yi selama 2 hari, ia yakin Yifei akan semakin salah faham, dan hubungan persahabatan mereka tidak bisa di perbaiki.

"Zhan hiks...aku mohon" Lin Yi kembali memohon.

"Tuhan bisakah kau cabut nyawaku sekarang?" Zhan membatin, ia lebih baik mati daripada menghadapi situasi yang membuat otaknya serasa ingin pecah.

Zhan menghela nafas kasar, "semoga keputusan ku tidak salah" ia kembali membatin. Kemudian ia menatap Lin Yi yang juga masih menatapnya.

"Baiklah, hanya 2 hari oke" pada akhirnya ia setuju, dan semoga saja ia tidak salah jalan.

"Terimakasih Zhan" Lin Yi langsung memeluk tubuh Zhan, ia merasa senang walaupun ini semua hanya berpura-pura.

"Lin Yi lepas!! Lebih baik sekarang kau pulang" Zhan kembali menjauhkan tubuh Lin Yi. Entah kenapa ia mulai merasa risih dengan sikap Lin Yi.

"Kau tidak ingin mengantarku?"

"Tidak" ujar Zhan dengan cepat, ia harus mencari Yifei untuk meluruskan permasalahan.

Lin Yi mengangguk mengerti, ia tidak boleh berharap lebih dengan hubungan pura-pura ini.

"Baiklah, sampai jumpa Zhan" Zhan menganggukan kepalanya sebagai jawaban, dan setelah Lin Yi benar-benar pergi dari sana, Zhan berlari ke arah Yifei pergi. Semoga saja gadis itu belum pergi jauh.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kau melihat Yifei?" Xiao Zhan terus bertanya pada setiap siswa/siswi yang ia temui di lorong sekolah. Tapi jawaban yang sama juga ia terima, yaitu. "aku tidak melihatnya" seperti itulah jawaban dari setiap orang.

"Apa ia sudah pulang?" Ia bertanya pada dirinya sendiri, menolah ke kanan, dan kiri berharap ia menemukan Yifei di sana, tapi ternyata hasilnya nihil.

Zhan menghembuskan nafasnya pasrah, ia sudah cukup lelah hari ini, mungkin ia akan berbicara dengan Yifei besok pagi saja. Dan lebih baik sekarang ia pulang. Ya sepertinya itu ide yang bagus, daripada ia berkeliling tidak jelas seperti ini.






TBC.

Udah jelas yah akar permasalahan Yifei, dan Zhan adalah salah faham🤭

Two Crazy PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang