Part 18

717 65 6
                                    


Naruto © Masashi Kishimoto

Sasuke x Hinata

Musim dingin tiba. Beku udaranya seolah ikut merasakan kesedihan keluarga Hyuuga. Setelah kepergian Hinata dan Neji, rumah mewah itu kehilangan kehangatan.

Hari masih pagi. Tapi mobil Fugaku terlihat sudah terparkir didepan kediaman Hyuuga. Memantapkan hati, ia hendak memberitahu rencana sekaligus meminta izin. Fugaku tahu ini memang hal yang sangat kurang ajar. Dia rela jika nanti Hiashi menghajarnya hingga babak belur. Karena dia tak punya pilihan lain.

Saat pintu rumah dibuka, sosok ibunda Hinata menyambut. Gurat kesedihan jelas masih begitu kentara. Seulas senyum yang dipaksakan Fugaku dapat. Membuat kemantapan hatinya goyah.

Hiashi dan istrinya telah berkumpul di ruang keluarga bersama Fugaku. Mereka berkumpul dalam suasana muram. Fugaku berkali-kali meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja.

" Sebelumnya aku benar-benar minta maaf pada kalian. Aku tahu aku akan menyampaikan hal kurang ajar yang pasti membuat kalian marah. Aku sungguh tak bermaksud melukai harga diri Hyuuga sedikit pun. Karena aku juga merasakan duka yang sama."

Jeda sejenak. Hiashi masih belum menanggapi. Fugaku menarik nafas panjang dan melanjutkan.

" Ada suatu hal yang harus aku sampaikan pada kalian. Ini mengenai metode pengobatan Sasuke. Kondisinya semakin parah sekarang. Tapi ia harus bangun. Bukan hanya untukku, tapi juga untuk kepentingan di kepolisian."

Fugaku lalu menyampaikan semua rencana yang telah ia persiapkan bersama Tsunade. Dia berhati-hati memilah kata yang tepat untuk menyampaikannya. Setelahnya Fugaku menunggu.

Hal pertama yang dia dapatkan ibunda Hinata menangis terisak tanpa mengatakan apapun. Hiashi menatap tidak percaya. Ada kemarahan disana meski Fugaku tahu Hiashi mencoba menyembunyikannya.

" Apa? Apa maksud paman? Paman mau menggantikan kakakku?"

Hanabi tiba-tiba muncul. Dia baru saja kembali dari dapur untuk mengambil minum. Raut wajahnya menunjukkan amarah. Berbeda dengan Hinata, sang adik mudah tersulut emosinya.

Dia berjalan menghampiri Fugaku meminta penjelasan. Sang ibu mencoba menenangkan. Penjelasan Fugaku tidak diterima. Suasana semakin tegang saat Hanabi membanting gelas yang dibawanya. Ia menangis berlari menuju kamarnya. Kemudian ibunya menyusul.

Fugaku menatap Hiashi putus asa.

" Aku sungguh tidak bermaksud menggantikan putrimu, Hiashi. Kau tahu Sasuke hanya mencintai Hinata dan hanya Hinata satu-satunya menantuku. Tapi aku tak bisa membiarkan keadaan Sasuke terus seperti ini. Hanya sementara. Aku bahkan takut akan resiko gagalnya rencana ini. Aku tak bisa membayangkan jika nanti Sasuke tahu yang sebenarnya."

" Pulanglah Fugaku. Kedatanganmu hanya menambah luka kami."

" Baiklah. Kuharap kau bisa mengerti. Aku benar-benar butuh kerjasama kalian untuk rencana ini. Aku tahu permintaanku kurang ajar. Kau bahkan boleh menghajarku Hiashi. Sekali lagi aku minta maaf."

Fugaku beranjak keluar dari kediaman keluarga Hyuuga. Belum tangannya menyentuh gagang pintu, pundaknya ditarik paksa. Sebuah pukulan telak mengenai pipi kirinya. Fugaku terhuyung. Saat menemukan pijakannya kembali dilihatnya Hiashi tengah menatapnya penuh amarah.

Black RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang