Part 20

680 65 12
                                    


Naruto © Masashi Kishimoto

Senandung kecil terdengar dari dapur keluarga Uchiha. Shion tengah memasak sarapan pagi. Dua bulan sudah ia berperan menjadi Uchiha Hinata. Sama sekali tak menyangka segalanya berjalan begitu mudah.

Terdengar suara langkah mendekat. Ia tersenyum tanpa menoleh, berpura-pura tak tahu. Shion hafal kebiasaan Sasuke setiap pagi. Pria itu akan meemeluknya dari belakang ketika ia memasak. Bertanya masak apa hari ini lalu mengecup pipinya.

Tangan kiri melingkar diperut Shion. Senyumnya semakin mengembang saat tubuh Sasuke mendekat padanya. Tapi ada hal yang tak ia duga. Sebuah logam dingin tiba-tiba menempel dilehernya.

Tubuh Shion menegang. Perasaan takut seketika meluap. Dua polisi yang berjaga semalam berpamitan pulang dan mengatakan akan kembali saat siang. Penjagaan mulai longgar karena selama dua bulan Sasuke tak menunjukkan hal yang mencurigakan.

Keringat dingin mulai muncul di keningnya. Namun ia tetap mencoba tenang.

" Sa-sasuke kun. A-apa yang kau lakukan?"

Shion tak bisa mencegah suaranya bergetar. Sungguh dalam hidupnya ia tak pernah merasa setakut ini. Bahkan ingatan masa kecil suram ketika ibunya menghajar dan mengurungnya digudang gelap tak sebanding dengan rasa takut kali ini.

" Siapa kau?"

Suara dalam dan dingin Sasuke membuat Shion semakin gentar. Terbayang kematian akan datang menjemputnya hari ini.

" A-apa maksudmu Sasuke-kun? Aku Hinata istri-"
" JANGAN PERNAH BERANI MENYEBUT NAMA HINATA! DASAR KAU WANITA JALANG!"

Sasuke menghempaskan Shion. Tubuhnya terlempar dan menabrak lemari dapur. Shion meringis merasakan sakit dipunggungnya. Ia jatuh terduduk menangis ketakutan.

" Beraninya kau! BERANINYA JALANG SEPERTIMU MENGAKU SEBAGAI HINATA!"

Shion semakin gemetar. Ia tak berani menjawab. Suara keras Sasuke terasa begitu menyakitinya. Dalam hati berharap siapapun datang menolongnya. Dia beringsut mundur ketika Sasuke mendekat. Pria Uchiha itu mencengkeram rahangnya. Menatap tajam si gadis malang.

" Kau pikir kau bisa menipuku hah? Hinata tak pernah menatapku dengan menjijikan seperti yang kau lakukan! Kau pikir kau siapa sampai mengira kau bisa meniru istriku?!"

Air mata Shion mengalir semakin deras. Isakannya terdengar menyedihkan. Namun Sasuke tidak memperdulikannya.

" Apa kau yang telah membunuh istri dan anakku?"

Suara Sasuke semakin dingin menusuk. Shion hanya mampu menggeleng lemah. Rahangnya sangat sakit.

" LALU APA YANG DILAKUKAN JALANG SEPERTIMU DISINI?? KAU KIRA AKU TAK TAHU SIAPA DIRIMU?? DASAR WANITA JALANG!!"

Sasuke menghempaskan wajah Shion. Amarah sudah begitu menguasainya. Tangannya terangkat hendak menampar wanita didepannya. Shion hanya mampu pasrah memejamkan matanya.

Sebuah genggaman menahan tangan Sasuke dan menguncinya. Sasuke meronta. Fugaku datang tepat waktu. Ia bersama beberapa rekan polisi bermaksud berkunjung ke rumah Sasuke untuk memberi selamat. Tapi apa yang terjadi sungguh diluar dugaan.

Fugaku berteriak meminta salah seorang rekan mengambil suntikan penenang di gudang. Sasuke masih terus berontak dan berteriak mencaci maki Shion.

" Sasuke ayah mohon tenanglah!"

" WANITA JALANG!! MATI SAJA KAU!! KAU TAK PANTAS HIDUP!! KEMBALIKAN HINATA!! BIAR KAU SAJA YANG MATI!!"

Shion terbelalak mendengarnya. Sekrang polisi wanita menghampirinya dan membawanya menjauh. Sampai diruang tamu tangis Shion pecah. Ia menangis histeris.

Hatinya hancur berkeping-keping. Bahkan sakit ditubuhnya tak sebanding dengan sakit hatinya. Baru beberapa hari yang lalu Sasuke mengatakan mencintainya. Tapi hari ini pria itu menghajarnya dan berteriak ingin dia mati.

Teriakan Sasuke masih terdengar. Beberapa polisi masih berusaha menahannya. Saat akhirnya suntikan penenang berhasil diberikan, perlawanan Sasuke mulai melemah. Wajahnya basah oleh keringat dan air mata.

" Kenapa ayah tega melakukan ini? Aku tahu ayah tidak pernah menyukaiku sejak aku lahir. Tapi ini sangat menyakitiku. Kenapa kau tak membunuhku saja."

Sambil terisak Sasuke berkata lirih sebelum akhirnya pingsan. Tangis Fugaku tak terbendung lagi. Tak peduli dihadapan rekannya, Fugaku menangis memeluk putranya.

" Maafkan ayah, Sasuke. Ayah melakukan ini karena menyayangimu. Ayah sungguh tak ingin kehilnganmu. Maafkan ayah."

Sungguh kejadian menyedihkan tak terduga. Hari itu Sasuke kembali dibawa ke rumah sakit. Shion mendapatkan perawatan atas luka lebam dan goresan dilehernya.

Fugaku datang menghampiri Shion. Gadis itu hanya diam. Tatapan matanya kosong. Bulir bening tak henti mengalir membasahi pipinya.

" Maaf kau harus mengalami semua ini karena perbuatanku. Harusnya aku tak membiarkan kau sendirian."

Tak ada sahutan. Fugaku menghela nafas. Rasa bersalah memenuhi hatinya.

" Aku akan mengantarmu pulang saat kau sudah baikan. Aku akan membayar dua kali lipat dari perjanjian. Terima kasih sudah mau membantuku. Sekali lagi aku minta maaf karena melibatkanmu."

Masih tak mendapat respon, Fugaku akhirnya beranjak meinggalkan Shion dalam ruang perawatan. Berjalan gontai menuju tempat Sasuke dirawat. Namun ia tak berani masuk. Seorang Uchiha Fugaku tak memiliki keberanian menemui putranya sendiri.

Tubuhnya merosot didepan pintu. Kembali ia menangis. Pikirannya terasa gelap. Dia merasa begitu berdosa karena menjadi ayah yang gagal. Fugaku meratapi hidupnya yang sungguh penuh duka.

Black RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang