Part 9

1K 107 2
                                    


Naruto © Masashi Kishimoto


Sasuke x Hinata

Cermin adalah sesuatu yang selalu jujur. Ia merefleksikan segala sesuatu apa adanya. Ada yang begitu senang menatapnya berlama-lama. Ada pula yang begitu membencinya. Karena memang seperti itulah manusia. Sebaik apapun sesuatu pasti ada yang menyukai dan membencinya.

Seperti halnya kini cermin di kediaman keluarga Hyuuga. Terlihat seorang wanita teramat cantik. Matanya yang indah semakin menawan dengan riasan. Pipinya merona manis. Bibirnya yang biasanya polos kini berwarna kemerahan.

Tubuhnya berbalut kimono serba putih. Sebagian rambut indigonya disanggul dan sebagian lagi dibiarkan tergerai. Tak bosan-bosannya Hyuuga Hinata menatap dalam cermin. Senyum seolah tak sirna dari wajahnya. Sungguh pemandangan yang membahagiakan.

Sejak kecil Hinata bercita-cita menjadi seorang pengantin yang cantik. Hari ini cita-citanya terwujud. Sebentar lagi ia akan menyandang marga Uchiha. Menjadi seorang mempelai untuk Uchiha Sasuke.

Jemarinya menyentuh cicin pertunangannya. Dua bulan lalu mereka resmi bertunangan. Dan kini saatnya Sasuke dan Hinata menapaki jenjang kehidupan baru.

Tengah asyik menatap cermin lagi, seseorang mengetuk pintu kamarnya. Hinata menoleh dan mendapati adiknya disana. Hanabi tersenyum takjub melihat penampilan kakaknya hari ini. Ia bergegas menghampiri Hinata dan memeluknya. Berbagai pujian mengalir dari bibirnya untuk sang kakak.

Tak lama kemudian terdengar ketukan pintu lagi. Kali ini sang ibu yang datang. Beliau tersenyum lembut menghampiri kedua putrinya. Haru dan bahagia bercampur dihatinya.

" Kau cantik sekali nak. Pengantin paling cantik yang pernah ibu lihat. Sasuke sungguh pria yang beruntung." Ucapnya sembari menyentuh lembut pipi putri sulungnya.
" Terima kasih. Tapi ibu jauh lebih cantik dariku." Hinata tersipu malu. Wajahnya kian merona.
" Selama ini kau sudah menjadi anak ibu yang baik. Kini jadilah seorang istri yang baik. Ibu terbaik untuk anak-anakmu kelak."

Hinata memeluk ibunya. Ia sungguh merasa terharu. Sang ibu membelai rambutnya.
" Acaranya sebentar lagi dimulai. Semuanya sudah menunggu."
" Baik bu."

Mereka bertiga keluar dengan senyuman lebar. Sementara itu cermin lain di kediaman keluarga Hyuuga merefleksikan sebaliknya. Telihat sebuah kesedihan dan kemarahan disana. Hyuuga Neji yang sedang terluka menatap benci bayangan dirinya.

Mengutuk diri sendiri karena kehilangan cintanya. Dia tak bisa membayangkan bagaimana melewati hari ini. Menghadiri pernikahan orang yang begitu ia cintai. Neji ingin lari. Tapi tidak bisa melakukannya. Ia tak mau menjadi seorang pengecut.

Hinata mulai memasuki kuil. Disana Sasuke sudah menunggu. Memakai kimono serba hitam Sasuke begitu gagah dan tampan. Matanya tak berkedip saat menatap mempelainya yang tersenyum malu-malu. Saat Hinata sampai disisi Sasuke, upacara pernikahan dimulai.

Sebuah pernikahan sakral yang hanya dihadiri kerabat dekat. Hiashi dan Fugaku sepakat melangsungkan pernikahan putra putri mereka secara tradisional. Tak ada yang lebih baik selain budaya sendiri.

Kedua mempelai begitu serasi. Para tamu undangan ikut bahagia. Mendo'akan segala hal baik. Tentu terkecuali bagi Hyuuga Neji. Ditengah acara berlangsung, ia pergi dari kuil. Sungguh tak tahan melihatnya. Dalam hati terus merutuki diri. Ternyata dirinya memanglah seorang pengecut.

Upacara pernikahan berlangsung dengan lancar. Kini Sasuke dan Hinata resmi menjadi suami isteri. Raut mereka sungguh memancarkan kebahagiaan. Bersiap menapaki kehidupan baru berumah tangga yang bahagia.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Black RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang