Chapter 8 : Back Normal

88 5 0
                                    

--- SEBELUMNYA DI CHAPTER 7 : KEPO~! ---

"Kepo bet sih lu", dan Aurent pun cabut sambil membawa 2 botol air minum serta kitkatnya.

Hhh.... mungkin hari ini kata-kata kepo jadi penyemangat Aurent.

--- CHAPTER 8 : BACK NORMAL ---

AUTHOR P.O.V.

Keesokan harinya, Aurent kembali seperti biasa. Yap, yang dingin, cuek, dan hemat bicara.

Mengendarai mobilnya lalu memarkirkannya di parkiran sekolah. Dan berjalan cepat seperti biasa.

"Hello Aurent",

"Hai Rent",

"Hai kak",

Sapaan yang kemarin dijawab kini tidak, ya seperti itu.

"Hai Aurent!" Devan menyapa Aurent dengan senyuman mautnya.

"Lo siapa? Minggir", cetus Aurent dingin. Devan kembali kebingungan melihat Aurent yang bertolak belakang dengan kemaren.

"Lah elo kenapa ngga ceria?"

"Serah gue. Sekarang minggir",

Devan entah mengapa menurut begitu saja.

Meletakkan tas di kursi, Aurent pun pergi ke ruang fotografi untuk mengambil tripod. Dan ternyata di dalam ruang Fotografi ada.

.

.

.

.

.

Bian.

"Lo ngapain disini?" Ucap Aurent dingin sambil menatap Bian tajam.

"Gini, gue pengen minta maaf soal kejadian kemaren",

"Basi",

"Rent please, maafin gue",

"Gue bukan Aurent yang bodoh, yang selalu nurutin kemauan elo. Karena apa? Aurent yang dulu udah mati",

Aurent segera pergi dan memegang pinggangnya, dan segera berlari ke kantin. Untuk membeli air mineral.

"Bang gue beli empat botol bang",

"Ini neng cans", langsung diminumnya air itu cepat dan habis dalam waktu kurang lebih,,  7 menit.

"Uangnya mana neng cans?"

"Nih bang. Tambah 5 lagi yak. Ini uangnya bye",

"Neng lebih ini neng!"

"Udah biarin buat perawatan muka, item tuh",

Yap, cukup abaikan percakapan absurd dengan abang-abang penjual kemaren. (Yang dibilang gans padahal kaga)

~~~

Malam harinya, Aurent pergi ke Rumah Sakit buat check up sedangkan Valdo, Devan, dan Ghani pergi ke club.

"Kamu mau kemana nak?" Tanya Tara kepada Valdo.

"Tempat biasa",

"Kamu ini udah mama bilangin jang-"

"Diem napa mam? Aku juga ngga hamburin uang mama kan", Tara menatap anaknya yang keluar dan mengendarai mobilnya, sedangkan dia sendiri menghela nafas pasrah.

Berbalik badan, Tara melihat Aurent dengan sweter putih dan celana jeansnya berjalan keluar.

"Eh Rent,mau kemana?"

"Ke dokter bentar Bun",

"Kamu mau ngapain kesana sayang?"

"Temen ada yang sakit",

"Oh yaudah, hati-hati ya", ucapan Tara di sambut anggukan oleh Aurent. Padahal Aurent ingin check up ke dokter atau lebih tepat sepupunya, Deonaldi Atmaja.

Sesampainya di RS, ia segera ke tempat Deon, dan membuka pintu ruangnya.

■■■■■■■■
Feedbacks cuy.

End of SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang