--- SEBELUMNYA DI CHAPTER 2 : MEET THE 'TAI' GUY ---
"Yaudah dong jangan bicara yang ngga-ngga",
"General fact kan? Ngapain lo nindih sobat gue hah?"
"Oh, jadi elo sobat pria brengsek ini, gue kasih tau ya sama elo, ajarin sobat lo tata krama. BYE!"
Mengambil SLR gue pun jalan ke mobil,
"HEH! TAS LO NGGA MAU?"
"NGGA! ITU TAS BUTUT!" gaped gue sama tuh tas, emang sih baru beli 5 tahun yang lalu, tapi yaaa gue gaped. Isinya juga cuma kertas gajelas kok. Huh, gitu aja kok rempong.
--- CHAPTER 3 : MY PARENTS HATES ME? ---
AUTHOR P.O.V.
Aurent memasuki rumah setelah memarkirkan mobilnya di garasi. Dari luar sayup-sayup dapat di dengar ibundanya tengah berbicara dengan seorang wanita dan pria,
"Jadi Din, kamu setuju dengan rencana ku?", tanya seorang wanita.
"Tentu saja! Aku sudah muak dengan anak itu. Dia selalu bolos. Bahkan Vany, anak angkat aku tidak pernah berbuat seperti itu. Bahkan Vany lebih dari Aurent. Vany lebih cantik dari Aurent, baik, ramah, pintar. Bahkan nilai raport Aurent tidak ada di tangan ku sampai hari ini. Mungkin karena nilainya merah, hahahahaha", tawa ibunda Aurent terdengar sampai keluar,
"Assalamualaikum", salam Aurent lalu mencium tangan ibundanya serta kedua sahabatnya.
"Liatlah sekarang. Anak liar ini telah pulang. Mengapa kau pulang cepat? Bolos ha?", tanya Bunda Aurent tajam.
"Ngga bun, Laurentzi--",
"Sudahlah bunda sudah muak denganmu!",
"Adina tenanglah..", Tara menenangkan sahabat dekatnya itu.
"Anak ini sungguh memalukan",
"Adina...", suami Tara, yang juga sahabat ibunda Aurent ikut menenangkan sahabatnya
"Kau mempremalukanku!",
"ADINA!" sentak Tara dan Devano, sepasang suami istri.
"APA!" teriak Adina.
"Kamu ini telah berubah ya! Kau tak tau jika anakmu ini lah yang menenangkanmu saat anak lelakimu yang kedua meninggal hah!", Aurent menatap datar adu mulut yang ada di hadapannya, daripada menonton ini, lebih baik Aurent kekamar dan menutup pintunya.
"Sudah biasa bunda gituin gue. Lebih mentingin Vany ketimbang gue anak kandungnya sendiri", Aurent berbicara sendiri dan wajah masih tetap datar. Bahkan dia tidak dapat mengeluarkan ekspresi apapun.
Aurent memandangi langit kamarnya, dan menutup matanya,
"AKU BENCI DENGAN ANAK ITU! AKU SUDAH MUAK DENGANNYA! BAHKAN RYAN AKAN MEMASUKKANNYA KE PANTI ASUHAN. DAN HAHAHA TERIMAKASIH KALIAN YANG AKAN MENAMPUNGNYA!" tawa ibunda Aurent menggema.
Tampak jelas bulir air mata Aurent jatuh dari matanya yang tertutup. Isak kecil terdengar dari mulutnya.
Dapat ia dengar pintunya terbuka,
"Jika tante Tara akan mengadopsiku, ku akan menjawab ya", ujar Aurent.
"Akhirnya! Aku mempunyai anak perempuan!", teriak Tante Tara yang menyentakkan Aurent.
"Aurent nanti kamu perginya pake mobil kamu aja ya. Ntar tante bm kamu. Untung tante punya bm kamu. Nanti tante kasih alamatnya ya. Kamu packing-packing sekarang ya. Tante pergi dulu. See you!" Tante Tara keluar dan menutup pintu kamar Aurent.
Aurent membuka matanya dan mengambil kardus kosong dan mengepak buku-bukunya ke dalam kotak tersebut,
"Well to the well any well by the well ternyata jalang ini akan pergi dari rumah KU ternyata. Wow to the wow wow! Aku sangat sedih dengan mu. Tapi aku juga senang karena suara teriakanmu tidak akan terdengar lagi oleh ku", Vany menekan kata 'ku'
"Oh iya, kau tau, singkirkan semua ini dari sini. Karena akulah anak dari Adina Azzahra dan Ryanto Entzi hahahahaha!", Vany keluar kamar Aurent.
'Setidaknya aku dari rahim ibuku, sedangkan kau anak pungut", ujar Aurent dalam.
Sore pun tiba, packing yang dilakukan Laurent sudah selesai. Saat akan meninggalkan rumah, rumah sangat sepi. Karena ibunda dan Vany serta ayahnya pergi jalan-jalan. Padahal saat Aurent kecil dialah yang paling sering diajak jalan-jalan oleh mereka. Tapi sekarang...
Ia pun meletakkan surat di bawah lemari orang tuanya lalu pergi ke tempat yang dialamatkan oleh tante Tara.
Aurent mengendarai mobil, saat melewati taman dapat ia liat keluarganya tengah memakan es krim dan tertawa. Aurent terpaksa menghela nafas pasrah. Detik-detik telah berlalu, akhirnya ia pun telah sampai di depan rumah mewah bercat putih yang membuat kesan elegan.
Lalu ia pun memarkirkan mobilnya di depan halaman rumah tersebut, lalu berjalan ke arah pintu rumah tersebut, dan memencet bel yang berada di samping pintu.
Setelah menunggu kira-kira 3 menit tampak seorang pemuda yang berdiri tegak menatap Aurent.
Reevaldo Lutfi Martha.
**********
sorry for very super duper update guys. Yang jelas feedbacks kalian kita tunggu lo. Btw, pendapat kalian tentang cerita ini and cerita sebelah a.k.a Who Are You? gimana? Ditunggu jawaban dari kaliaaaaan
lots of love,
ampxx
KAMU SEDANG MEMBACA
End of Sunshine
Teen FictionGimana jadinya kalo keluarga lo lebih mentingin anak adopsi ketimbang lo ? Nyesek iya. Sakit iya. Itu yang gue rasain belakangan ini. Tapi sejak gue ketemu dia, hidup gue agak berubah. Catat itu, agak. Karena apa ? anak adopsi itu udah ngambil tingk...