Chapter 4 : New Home or New Enemy?

204 5 3
                                    

A/N

Guys sorry banget, kalo ceritanya kepotong. Sumpah padahal words-nya mencapai 1088. Capek bro ngeluarin idenya. Tapi, karena wattpad sama jaringan lagi kamvret se kamvret-kamvretnya, akhirnya gini deh. Btw, gue belom sempat ngecek sama nih cerita soalnya tadi pagi burur-buru. So guys, enjoy for this story (:

**********************

--- SEBELUMNYA DI CHAPTER 3 : MY PARENTS HATES ME? ---

Aurent mengendarai mobil, saat melewati taman dapat ia liat keluarganya tengah memakan es krim dan tertawa. Aurent terpaksa menghela nafas pasrah. Detik-detik telah berlalu, akhirnya ia pun telah sampai di depan rumah mewah bercat putih yang membuat kesan elegan.

Lalu ia pun memarkirkan mobilnya di depan halaman rumah tersebut, lalu berjalan ke arah pintu rumah tersebut, dan memencet bel yang berada di samping pintu.

Setelah menunggu kira-kira 3 menit tampak seorang pemuda yang berdiri tegak menatap Aurent.

Reevaldo Lutfi Martha.

--- CHAPTER 4 : NEW HOME OR NEW ENEMY? ---

AUTHOR P.O.V.

Valdo tengah memainkan DOTA di PS kamarnya dapat mendengar ketukan dari luar, lalu ia mendengar bel rumahnya berbunyi. Mem-pause game, Valdo berjalan keluar bermaksud untuk membukakan pintu, lalu dapat ia lihat kedua sahabat ga jelasnya berdiri di depan rumahnya,

"Lo pada mau ngapain kesini?" tanya Valdo.

"NGINEEEEEEP!" jawab Ghani ceria.

"Oh, yodah, masuk noh, gue lagi main DOTA di kamar", 

"DOTA? Sims ada ngga?" tanya Ghani.

"Ngapain lo main game anak TK gitu?" tanya Devan

"Katanya ada yang gay-gay gitu. Gue mau bikin kita gay My Sexy Devan", ujar Ghani dan terkiki geli.

"Ada kok lo ambil aja di sebelah TV noh", ujar Valdo, yang sedang membuka baju karena dia masih memakai seragam sekolah, lalu,

TING TONG

terdengar bunyi bel lagi, menghela nafas akhirnya Valdo membuka pintu tanpa memakai baju, dan dapat ia lihat seorang gadis bermata biru ke abuan menatap Valdo.

"Aurent! Tumben-tumbennya jalang kek elo datang ke rumah gue. Mau apa lo? Minta dipuasin hm?" sahut Valdo tajam.

"Mungkin gue salah alamat, gue mendingan cabut dulu", ujar Aurent.

"Sana pergi jauh-jauh! Dasar jalang", Valdo pun segera membanting pintu dan masuk ke rumah. Aurent menghela nafas dan segera menaikki mobilnya, tapi,


"AUREEENT", teriakan ceria datang ke dari sebelah kanan Aurent, Tara berlari kecil ke arah Aurent dan memeluk Aurent erat.

"Eh, kamu kok mau pergi gitu. Kenapa?" tanya Tara.

"Itu, tadi anak cowo yang di dalam ngusir aku", ujar Aurent datar. 

"Valdo maksud kamu?" tanya Tara.

"Iya tan", wajah putih Tara memerah karena kesal dengan anak sul-- maksudnya tunggalnya.

"Hh.... REEVALDO LUTFI MARTHA! KEMARI KAU ANAK MUDA!" teriak Tara yang membuat telinga Aurent sakit.

Dan dari dalam keluarlah tiga orang pemuda yang tengah lari terbirit-birit dan hormat kepada Tara. 

End of SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang