AURENT P.O.V.
Gue melangkah keluar dari mobil, sebenernya gue udah datang dari tadi. Tapi entah apa yang gue lakuin, gue merenung gitu. Entah apa yang gue renungin, gue ngga tau juga sih.
Menaiki tangga jurusan IPA, banyak kaka atau abang kelas yang nyapa gue. Actually, gue ngga mau jadi populer, mungkin karena gue pendiem dan penyendiri -dengan style ngga nerd- mereka menganggap gue cool, jadi julukan gue itu yaa... ice girl.
Yap dan sampailah gue di depan kelas 11-IPA A. Kelas yang selalu di banggakan guru, kepsek, dan seluruh warga sekolah. Kelas paling disiplin, bersih, tertib, dan jenius. Gue pun memasuki kelas ini dan duduk di depan yaitu kursi nomor dua barisan ketiga. Oke itu bukan di depan, tapi di tengah.
Sambil meletakkan tas, gue melihat kiri kanan. Dan berberapa siswa saja yang baru datang, dari pada bosen gue pun pergi ketaman sambil denger musik dan baca novel If I Stay.
DEVAN P.O.V.
Guys, can you give some applause? Why? BECAUSE GUE DATANG JAM 06.00! Biasanya sih jam 06.45. Jadi ini adalah hal terindah dalam hidup gue. Rekor baru.
Jalan ke lorong jurusan IPS yang ngelewatin taman, gue ngeliat cewek lagi denger musik and baca novel. Gue tau siapa dia. Dia itu, Laurentzi Lauza Az-Zahra. Cewe cantik kedua setelah mama. Anak 11-IPA A yang paling jenius. Rambut yang selalu dia ikat bun membuat garis rahangnya terlihat sekaligus mempertegas kecantikannya.
Anak klub Fotografi yang sering dibanggakan guru, karyanya pernah masuk majalah terkenal se Nasional. Tapi yang anehnya itu, dia sering banget minum air. Makan sekali aja gue ga pernah liat. Kalau liat pun cuma roti isi selada and tomat yang segitiga itu.
Oke, gue akui, kalau i had i crush on her. Sejak MOS, jangan ciein gue, ntar gue blushing.
Gue merhatiin dia sampai bel bunyi nyaring. Dia pun berdiri dan jalan ngelewatin gue. Gue pun ngeliatin dia sampai punggungnya itu menghilang dari pandangan gue.
Gue pun berjalan ke arah kursi taman untuk duduk, tapi gue nginjak benda petak dan sedikit tebel. Dan itu adalah novel If I Stay. Pas buka halaman pertama gue baca tulisan yang isinya:
Hi buddy, dude, girls, or whoever you are. Please, balikin buku ini kalo elo nemuin.
-Lurentzi Lauza Az-Zahra-Seperti biasa, tulisannya selalu rapi. Gue pun pergi ke kelas 11-IPA A buat balikin buku dia yang terjatuh.
Di depan kelas 11-IPA A, gue pun langsung mengetuk pintu yang menyebabkan semua pandangan melihat ke arah gue.
Berberapa siswi tampak berteriak kecil yang membuat anak lelaki kesal, "Woi! Diamlah! Dia cuma manusia! Bukan fenomena binatang!" Anjir gue disamain sama binatang.
"Tapi ini fenomena ganteng, woi! Lo cemburu?!" Dan debat pun berlangsung, Aurent hanya diam mencoret-coret buku,
"SUDAH CUKUP!" satu kelas pun hening karena Mrs.Dera berteriak dengan kencang.
"Kalian ini kelas unggul atau tidak sih? Tidak bisa menjaga tata tertib? Saya pikir kelas ini lebih baik dari yang lain ternyata sama saja",
"Sudahlah! Devan, ada apa kemari?" Tanya Mrs.Dera setelah menyelesaikan pidato singkatnya.
"Saya ingin mengembalikan buku Mrs. ",
"Oh baiklah. Panggil siswa yang mempunyai buku tersebut",
"Laurentzi!" Aurent yang sedang mencoret kertas terdiam, dia pun berdiri dan berjalan ke arah gue.
"Mana novel gue yang jatuh di taman?" Aurent menatap gue dengan mengintimidasi sekaligus membuat gue gugup.
"N-Nih ",
KAMU SEDANG MEMBACA
End of Sunshine
Teen FictionGimana jadinya kalo keluarga lo lebih mentingin anak adopsi ketimbang lo ? Nyesek iya. Sakit iya. Itu yang gue rasain belakangan ini. Tapi sejak gue ketemu dia, hidup gue agak berubah. Catat itu, agak. Karena apa ? anak adopsi itu udah ngambil tingk...