-bertemu lagi

386 71 50
                                    

Miyeon dengan berat membuka matanya. Hal yang pertama kali dia liat kali ini adalah langit-langit ruangan, belum lagi hidungnya mencium bau obat-obatan dan sterilisasi.


Rumah sakit. Iya, Miyeon di rumah sakit sekarang. Setelah pingsan tadi di Beverly Dago. Belum sepenuhnya sadar, Miyeon bisa ngerasain tangan kanannya berat karena jarum infus.


Separah inikah..? Batinnya. Tanpa tau kalau tangan kirinya kini digenggam erat sama-


"Jaehyun...?" ucapnya pelan dan lemah. Kepala laki-laki itu nunduk, gak nampakin muka.


Satu tangan Miyeon terulur pelan buat usap rambut Jaehyun perlahan, dan nangis. Asli, sesedih itu. Dia kangen banget sama Jaehyun.



Merasa menyesal juga kemarin-kemarin udah ngambil keputusan seenaknya. Iya, perempuan kebanyakan kayak gitu.


Mata Jaehyun mengerjap berkali-kali, telinganya juga menangkap suara tangisan dan-


"Yu?" Jaehyun menegakkan kepalanya, natap Miyeon. Miyeon ngangguk-ngangguk dan natap Jaehyun.


"Maaf.. maafin aku, Jaehyun." Jaehyun cuma tersenyum tipis lalu genggam tangan Miyeon, ngusap pelan sambil elus rambutnya Miyeon.


"Kamu kurusan, Yu.. "


"Kamu juga, kurus." kata Miyeon, masih lemes banget. Jaehyun jadi gak tega. Perlahan tangan Jaehyun ngambil jaketnya yang ada di bangku, Miyeon natap Jaehyun kebingungan.


"Aku udah telepon Mama kamu. Kamu istirahat dulu aja selagi di infus." ujar Jaehyun pelan sambil ngelusin dahi dan rambutnya Miyeon.


"Kamu... Mau kemana?" tanya Miyeon, takut.


"Pergi.. aku gak mau buat kamu merasa susah lagi, Yu. Ngeliat aku sekarang udah cukup, kan..?" jawab Jaehyun yang ngebuat Miyeon sedikit tersentak. Gak gini...


"Kamu pikir aku nyariin kamu kemana-mana ini bikin aku tenang?" ujar Miyeon, nahan air matanya lagi.


"Enggak... Aku emang egois, cuma mikirin diri aku sendiri. Tapi aku juga punya alasan untuk itu, Jaehyun..." Ucapan Miyeon bikin Jaehyun mikir, oh.. tentang Mamanya.


"Ya udah.. kan udah liat aku sekarang, Yu? Aku akan baik-baik aja sesuai yang kamu minta." Miyeon menghela nafas, air mata turun lagi semakin deras, Miyeon memalingkan wajahnya kesamping- gak tau lagi harus gimana.


Jeda dua menitan,


"Kamu menyerah gitu aja?" tanya Miyeon lagi, Jaehyun natap Miyeon dan menggelengkan kepalanya.


"Kamu yang nyerah duluan, Yu. Dengan memutuskan hubungan kita secara sepihak, kamu pikir ngakhirin semuanya? Enggak, aku juga makin kacau."


"Sama halnya dengan kamu." sambung Jaehyun.


"Ayo kita perjuangin sama-sama lagi kalau kamu mau dan berjuang keras ngeluluhin hati orang tua kita." ucap Jaehyun, belum Jaehyun ngomong, gorden tempat Miyeon dirawat kebuka, nampilin Mama dan Papa Miyeon disana.


"Gak usah, Jaehyun." tutur Mama.


"Gak perlu repot-repot lagi. Kalian mungkin memang belum berjodoh aja." Sambung Mama, masih teringat gimana dulu Mama gak direstuin, apalagi perkataan Ibunya Jaehyun yang nyakitin banget kena hati.


Papa cuma bisa ngelus-ngelus bahunya Mama, sambil ngisyaratin Jaehyun buat keluar.


Miyeon makin nangis lagi, Jaehyun perlahan memundurkan langkahnya dan segera keluar, tapi langkahnya terhenti begitu-


To My Youth ; Cho MiyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang