"Kakak berangkat, bantuin Mama di warung ya. Lagi rame banget tuh." Tunjuk Miyeon ke arah luar dimana memang warung Mamanya lebih rame kalau hari libur. Heejin nganggukin kepalanya sambil jalan kesana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kemarin juga Yerin kesini lho, bawa mantel oleh-oleh dari Korea, dia bulan madu terus sama suaminya." Kata si Mbah sambil mindahin buah-buahan dari Miyeon ke piring.
Miyeon senyum aja. Ya wajar lah, keluarga Yerin dan suaminya itu kolaborasi keluarga kaya raya. Mau ke Korea tiap hari juga bisa.
Ditambah ... Entah kenapa, Mbah ini lebih ngasih perhatian lebih ke sepupu-sepupunya yang lain ketimbang sama Miyeon dan Heejin.
Atau, apapun yang Miyeon atau Heejin punya dan yang mereka kerjakan... Pasti aja di bandingin sama sepupu-sepupunya.
"Kamu kapan mau nikah, Yu? Keduluan Eunbi loh nanti." ujar si Mbah sambil senggol lengannya Miyeon. Miyeon cuma tarik nafasnya aja dalem-dalem.
"Ya biarin Eunbi aja duluan," jawab Miyeon dingin.
"Emang kamu ngejar apa lagi?" tanya si Mbah.
"Banyak." Miyeon memutuskan buat duduk, kata Mama... Kalau mulai naik darah ada baiknya duduk dulu.
"Lolos gak CPNS itu?" Miyeon gelengin kepalanya.
"Yah, gimana kamu mau berkembang kalo gitu. Di sekolah dengan gaji segitu emangnya cukup?" Miyeon senyum lembut, meski dalam hatinya gondok.
"Kata Papa- bersyukur dan jangan mengeluh, itu salah satu cara agar kita selalu merasa cukup." Si Mbah angguk-angguk, meskipun bisa Miyeon liat wajah tua Mbahnya itu sedikit gak suka kalau Miyeon bicarain tentang Papanya.
"Oh ya, kata Yerin pacarmu Dokter?" Baru aja Miyeon mau nafas, eh ternyata di bombardir lagi pertanyaan- ya udah.
Gosipnya pasti dengan cepat menyebar. Mau ga mau ya Miyeon yang harus beresin.
"Dulu juga suaminya Yerin kan calon dokter-"
"Mbah mau liat ga?" Potong Miyeon, udah capek dengerin ocehan si Mbah tentang cucu kesayangannya.