-omongan orang

1.5K 168 37
                                    

Beli makanan sebelum berangkat ke sekolah udah jadi rutinitas Miyeon setiap hari.


Kaya sekarang, Miyeon baru aja selesai beli kue basah. Mau lanjut lagi perjalanan.



Perjalanan dari Rumah ke Sekolah tempatnya ngajar 30 menit-kalo gak macet, dan gak ada drama ban motor bocor. Miyeon paling takut banget kalau telat, bisa-bisa dicoret sama yang piket. Imbasnya? Honor transport berkurang.




"Pagi Ibuuuuu!"



Sapaan itu rutin Miyeon denger setiap hari, anak-anak menyalami tangannya sambil senyum. Miyeon juga refleks senyum.



Seenggaknya ini jadi pembuka hari yang (semoga aja) indah.



Masuk ke ruang guru, Miyeon ngeliat beberapa meja masih kosong, disana cuma ada Bapak sekretaris jurusan yang emang rajin banget dateng pagi.


"Sarapan Pak," ucap Miyeon sambil naruh bungkusan kue basahnya diatas meja panjang tanpa kursi ditengah-tengah ruang guru.


"Aduh tau aja saya belum sarapan. Bu Miyeon beli atau bikin?" Tanya Pak Taeil, Sekretaris Jurusan yang paling rajin, baik, dan sedikit suka gosip.


"Beli Pak, kalo bikin gak sempet. Tadi aja bangun kesiangan."


"Bikin laporan wali kelas ya, Bu? Lihat di status WA Ibu hehe." Ujar Taeil sambil ngambil bolu kukus dan dilahap habis.


"Iya pak, tinggal di print nih. Nanti boleh ikut print gak pak?"


"Boleh dong, kan Ibu udah kasih saya kue hehehe."


Miyeon cuma senyum aja, terus langsung jalan ke ruangan disebelah ruang guru.


Dia nyebutnya itu basecamp. Bareng :

1. Wendy-Guru Seni Budaya,
2. Mina-Guru Bahasa Jepang,
3. Hongseok-Guru Kewirausahaan sekaligus Kejuruan.

Dan Miyeon sendiri- Guru Kejuruan. Dulu Miyeon kuliah ambil Teknik Informatika. Ngajar dua mata pelajaran di jurusan inti, dan satu mata pelajaran di jurusan lain.


Miyeon sama Mina bisa terbilang masih junior ngajar disini, baru setahun. Lebih senior Wendy dan Hongseok yang hampir 5 tahunan ngajar disini.

"Pak Taeeeeiiiiiillllll, ih banyak makanan terus disini mah."


Miyeon gak kenal itu suara siapa, Miyeon sibuk nyiapin bahan ajar hari ini.

"Iya itu dari Bu Miyeon-"


"Eh, yang sombong itu bukan, Pak Taeil? Di jurusan kita mah pada gak suka soalnya sombong banget."


Miyeon auto-diem.


Diajak ngobrol di jurusan sana aja gak pernah, kok bisa-bisanya ngenilai dia kaya gitu?




Begitulah kira-kira awal mulanya Miyeon mulai insecure, padahal awalnya dia ngerasa baik-baik aja dengan sikap dia di sekolah selama ini. Dia berusaha gak kepikiran, tapi ini malah ngeganggu tiap malem.


Belum lagi, omongan Om dan Tantenya tadi waktu berkunjung kerumahnya.


"Gaji honornya Miyeon emang cukup Mbak, buat keperluan rumah sehari-hari?" -Om dan Tante yang anaknya kerja diluar kota.


"Kasian loh masih muda, mending kerja di kantoran aja daripada jadi guru honorer."


Mamanya Miyeon cuma senyum aja, sambil bilang


"Buat sehari-hari mah masih ada dari gaji Papanya Miyeon, belum lagi dari warung masakan saya. Jadi gak cemas karena selalu tercukupi."



"Biarin aja gaji Miyeon mah buat dia sendiri lah, biar ngerasain enaknya beli ini itu dan nabung dari uang sendiri." Sambung Mamanya, bolehkah Miyeon ngerasa seneng punya Mama kayak Mama Seohyun?


Miyeon juga pengen kali, dapet kerjaan yang enak dan sesuai. Cuma buat saat ini dia menekuni yang ada dulu.

Miyeon basicnya bukan pendidikan tapi seenggaknya dia tau dasar mengajar dan gak malu buat nanya kalau ada yang gak dia ngerti.


Lagipula,Miyeon dapet pekerjaan ngajar ini cuma 3 hari setelah dia wisuda, disaat Miyeon udah hampir kurang lebih setahun kerja, temen-temennya masih ada yang nyari bahkan belum dapet kerja. Seenggaknya Miyeon bisa sedikit bangga sama dirinya sendiri.


Semua pikiran buruk dateng sebelum Miyeon tidur, yang akhirnya ngebuat Miyeon gak bisa istirahat.


Rasa cemas, takut gagal, sedih, kira-kira itu yang Miyeon rasain sekarang.




Miyeon akhirnya cuma bisa nangis. Seenggaknya bisa bikin dia sedikit ngerasa lega.

To My Youth ; Cho MiyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang