-mundur

511 99 31
                                    


ayo siapa yang kangen? 😁



ayo siapa yang kangen? 😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Miyeon dikasih waktu seminggu dari sekolah untuk pemulihan. Termasuk empat tiket liburan ke luar negeri.

Tapi hari ini, Yonghwa menyarankan Miyeon untuk berhenti kalau dirasa Miyeon udah gak sanggup. Seohyun juga gak memaksa Miyeon untuk bertahan kalau anaknya malah makin tersiksa.

Paket-paket yang dikirim orang tua Rio, Miyeon simpan untuk barang bukti.

Hal ini, jelas ngebuat Hyunjae ikut turun tangan dan menurunkan egonya.

Dengan gengnya Hyunjae, Jungkook, Bangchan .... Tiga job seekers itu nganterin Miyeon sampe gerbang sekolah.

Bahkan, Hyunjae berniat anter sampe ke ruang guru. Miyeon sedikitnya ngerasa tenang dan senang dengan adanya trio ini.

Mereka juga nge-bid disekitar tempat sekolah Miyeon ngajar. Yang penting, Miyeon ini merasa aman.

"Miyu, lo kalo ada apa-apa telpon gue. Bocah dua ini semalem begadang, pasti nanti di pos malah molor." Kata Jungkook yang langsung dipukulin sama Hyunjae.

"Makasih banyak, ya? Gue ... Masuk dulu." Miyeon langsung ngelangkahin kakinya buat masuk kedalam, rasanya ragu, berat, sakit.

Terlebih, ketika Miyeon baru aja mau masuk ke ruang guru yang tertutup, samar-samar Miyeon denger...

"Ya gitu aja lebay, masa sampe pengen tenangin diri." Miyeon cuma bisa narik nafasnya pelan- kalo gak tanggung ini akhir semester, udah pengen ngundurin diri.

Jelas itu bukan suara Mina atau Wendy, yang Miyeon tau dua temennya lagi di gedung sebelah ada urusan.

Waktu pintu terbuka, nampaklah seorang perempuan dengan gelagapan, senyum canggung ke Miyeon.

"Eh, udah baikan Bu?" Miyeon gak banyak omong, cuma senyum dan berlalu masuk kedalem.

Anak itu di skors. -ujar Hongseok, Miyeon nganggukin kepalanya, paham.

"Bu, dipanggil Kepsek." kata Pak Taeil, Miyeon langsung tarik nafasnya dalam-dalam. Dan langkah selanjutnya memberanikan diri buat menuju ke ruang kepala sekolah.





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sementara itu, yang Jaehyun lakukan saat tau Miyeon diperlakukan seperti itu sekarang adalah bolak-balik ke kantor firma hukum milik Doyoung.

"Iya iya, gue tinjau dulu." ujar Doyoung sambil ngeliatin bukti-bukti yang dibawa Jaehyun. Jaehyun langsung senderin punggungnya ke sofa.

"Balik dulu gih, lo belom mandi ya?" tanya Doyoung, Jaehyun ngangguk.

"Mana bisa tidur, mana bisa tenang sebelum ini beres Bang," jawab Jaehyun yang kemudian langsung memejamkan matanya. Doyoung ngangguk ngerti.

"Emang ini siapa?" Jaehyun langsung berdiri, berniat buat ninggalin ruangan Doyoung, sementara Doyoung nunggu jawaban.

"Calon," tutur Jaehyun.

"Calon istri?" Jaehyun ngangguk, kemudian senyum tipis. ngaku-ngaku aja dulu.

"Doain aja, Bang." Doyoung langsung nepuk bahu Jaehyun kemudian nemenin Jaehyun keluar, berjanji buat bantuin Jaehyun.


Miyeon buang nafasnya sejenak kemudian mendengus waktu sampai di ruang kepala sekolah. Disana juga Ayahnya Rio duduk dan kayaknya akrab sama kepala sekolah.

"Duduk, Bu Miyeon." ujar kepala sekolah, Miyeon ngangguk sambil duduk.

"Langsung aja ya, Bu. Gimana kalau kita ambil jalan kekeluargaan aja?" Miyeon nunduk, tau ini bakalan terjadi.

"Iya Bu Miyeon, kalau harus bersujud di kaki ibu, saya sama keluarga saya pasti lakuin untuk minta maaf atas kelakuan Rio." sekarang Ayahnya Rio yang ngomong, Miyeon cuma diem sambil tegakin wajahnya. Kedua tangannya bertaut nahan kesal.

"Mumpung, masalahnya belum rame satu sekolah kita tutup sampai sini. Lagian kalau Bu Miyeon nuntut sesuatu Bapaknya Rio gak akan segan buat kasih, iya kan Pak?" Bapaknya Rio ngangguk, nanggapin ucapan dari Kepala Sekolah.

Miyeon langsung ngerogoh tasnya, ngeluarin empat tiket yang dikasih kemarin dari sekolah. Miyeon tempatin langsung diatas meja.

"Ini, saya kembaliin."

"Kalau sekiranya ini bakalan berimbas ke sekolah, saya juga mulai besok gak akan kerja disini lagi. Jadi, gak perlu merasa terbebani dan takut gimana-gimana. " ujar Miyeon sambil berdiri, Miyeon mau pamit keluar,

"Bu Miyeon, ini bukan hal yang harus di besar-besarin kalau kata saya. Tolong ibu pertimbangkan lagi," kata kepala sekolahnya yang ngebuat Miyeon gak merubah keputusannya, dia tetep jalan keluar.


Kesal dan sedih rasanya. Terlebih yang bilang ini bukan hal besar adalah sesama perempuan.

Mungkin, bagi yang gak mengalami ini bukan apa-apa, tapi bagi Miyeon luka batinnya gak mudah buat terobati gitu aja.



"Miyu, baik-baik aja sekarang?" pesan dari Jaehyun yang bikin Miyeon secara ga langsung menahan air mata.

Tapi,

"Yu, udah mau pulang? Sama gua dianter ya?" ujar si Christ alias Bangchan.

Miyeon ngangguk.

To My Youth ; Cho MiyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang