Berbekal iseng-iseng apply kerjaan sana-sini secara online, minggu lalu Miyeon interview dan test di sebuah perusahaan yang lumayan bagus.
Support dari keluarga, sahabat-sahabat, dan tentu- Jaehyun, adalah kekuatan baginya.
Hari ini pengumuman hasil, Miyeon, Hyunjae, Jaehyun, Mama, Papa, Heejin, stand by di depan laptop Miyeon, di hadapan layar yang menampilkan email yang belum di buka.
"Ayo kak, berdoa dulu. Biar aku aja yang klik!" kata Heejin, Miyeon gemeteran.
"Bentar," Miyeon berbalik, menatap kedua orang tuanya bergantian.
"Ma, Pa. Maaf kalau kakak bikin Mama dan Papa kecewa ke sekian kalinya." ucap Miyeon sedikit berkaca-kaca, yang kemudian di elus rambutnya sama Mama.
"Yang penting kakak sudah mencoba, kalau belum keterima ya belum waktu dan rezekinya. Gak apa-apa, kesempatan buat kakak masih banyak." tutur Papa, Jaehyun juga mengangguk setuju.
"Iya, Yu. Kamu gak usah cemas. Masih banyak kesempatan di tempat lain, yang penting doa dan usaha kita seimbang." Miyeon senyum, sambil mengangguk, satu tangannya pegangan sama Jaehyun, tangan lain pegangan sama Mama dan Papa.
"Buruan dek, buka!" kata Hyunjae semangat, Heejin memejamkan mata seiring dengan mata Miyeon juga yang terpejam, membuka e-mail, dan....
"Selamat, kamu dinyatakan lolos tahap akhir. Selamat bergabung dengan perusahaan kami!"
"AAAAAAA!!!!!" Semuanya teriak kegirangan, khususnya Miyeon yang teriaknya melengking parah.
Seneng banget, lebih dari itu.
"Kakak selamaaaaat!" Mama dan Papa berpelukan dengan bangga, termasuk Heejin, Hyunjae ngasih tos aja, ada pawang Miyeon, bahaya kalo main peluk.
Miyeon nangis terharu, bangga, lega, gak nyangka.
"Selamat ya, sayang. Sabar dan usaha kamu terbayar. You did well, aku bangga sama kamu." Bisik Jaehyun sambil natap mata Miyeon, keduanya berkaca-kaca, dan akhirnya pelukan.
Miyeon nangis dalam peluk Jaehyun. Sambil berbisik,
"Makasih untuk selalu ada di samping aku, nemenin aku." Jaehyun senyum, lalu ngusap rambutnya Miyeon.
Sebelum,
"Ekheeem!" Papa batuk.
Keduanya lepasin pelukan dengan wajah memerah.
Kalau ditanya, bagaimana hubungan Miyeon dengan Mama Jaehyun?Miyeon akan jawab, gak sebaik itu.
Terbukti, pesan-pesan yang selalu Mama Jaehyun kirim setiap hari adalah...
"Tolong jauhin Jaehyun. Jangan keras kepala dan egois."
Begitu kira-kira.
Cerita? Enggak akan, Miyeon telan semuanya sendirian. Dia gak bilang siapapun, termasuk Jaehyun. Papa dan Mama, apa lagi. Miyeon pasti bakalan disuruh lepasin Jaehyun, dan Miyeon gak mau.
Biarin aja, egois, egois sekalian.
Miyeon berusaha baik-baik aja, saat ketemu Jaehyun setiap Miyeon nganterin makan kalau Jaehyun jaga malam.
Kayak malam ini,
Begitu Jaehyun buka ruangan, Miyeon bisa liat Jaehyun keliatan capek banget, tapi wajahnya berubah begitu ngeliat Miyeon.
"Aku masih semangat! Capeknya hilang!" ucap Jaehyun sambil ngangkat kedua tangannya dengan ceria, Miyeon ketawa pelan.
Dalam hatinya membatin, gimana bisa tanpa Jaehyun?
"Capek itu wajar, sini kamunya." Miyeon menepuk sebelahnya, tapi Jaehyun malah ngambil posisi tiduran di paha Miyeon.
Mata Jaehyun terpejam, Miyeon usapin kepala Jaehyun dengan lembut, lalu elus pipinya perlahan.
"Makan dulu ayo baru bobo bentar." Jaehyun ngangguk, masih merem, dan peluk pinggang Miyeon erat.
"Suapin, ya?" Miyeon senyum sambil ngangguk.
"Iya, kamunya bangun dulu." Jaehyun akhirnya ngambil posisi duduk.
Sambil nyuapin Jaehyun, keduanya saling bertukar cerita. Tentang apapun yang terjadi hari ini, maupun sebelumnya.
"Oh ya, kamu besok jadi ke Surabaya?" tanya Miyeon, Jaehyun ngangguk.
"Iya, tungguin ya? Aku bawa oleh-oleh lapis Surabaya kesukaan Mbah dan Mama nanti." jawab Jaehyun, Miyeon senyum dan ngerapiin rambut Jaehyun.
"Kamunya aja dulu sehat-sehat dan selamat disana ya?" Jaehyun ngangguk lagi, kali ini menggemaskan di mata Miyeon.
Tanpa sadar, seseorang memotret mereka diam-diam.
**
Begitu Miyeon pulang dan nyimpen motornya di garasi, Miyeon segera masuk ke dalam rumah, disana Papa lagi nunduk dan menengadah waktu Miyeon datang.
"Aku pulang, Pa.." sekilas Miyeon ngelirik jam tangan, masih jam 9 malam. Dan gak biasanya Miyeon liat Papa diam kayak gini.
"Duduk, Kak." Miyeon yang masih bingung memutuskan buat nurut.
"Apa kakak gak sakit hati? Atau memang berpura-pura kuatin hati?" ujar Papa tanpa menoleh ke arah Miyeon.
"Pa.. maksudnya apa- "
"Tadi Mamanya Jaehyun kesini, marah-marah. Ngehina keluarga kita." Miyeon kaget, baru menyadari di atas meja ada gelas berisi teh yang selalu Mama hidangkan kalau ada tamu, dimana gelas itu masih terisi teh manis yang penuh.
"Dia ngata-ngatain kakak, Papa sakit hati, Mama berantem sama Mamanya Jaehyun. Kakak tau kan, gimana sabarnya Mama? Tapi dia gak terima anaknya di hina gitu, tadi Mama teriak-teriak."
Bahu Miyeon merosot kebawah, Miyeon nunduk dan nangis keras. Dia tau kemana arah pembicaraan Papa, dan kalau udah menyangkut keluarganya begini, apalagi Mama dan Papa.. Miyeon gak bisa.
Miyeon langsung masuk ke kamar Mama dan Papanya, meminta maaf ke Mama. Termasuk Heejin yang ada disana.
"Kak, Mama tau Jaehyun baik... Tapi, Mama gak akan bisa liat kakak di injek-injek sama Mamanya nanti."
Begitulah, kira-kira.
Jaehyun, tiga hari di Surabaya dengan pikiran kalut, beneran sekalut itu karena Miyeon gak bisa dihubungi, Heejin dan orang tuanya juga. Hyunjae mendadak galak.
Tapi, di hari ini. Hari kepulangannya ke Bandung, begitu Jaehyun beli oleh-oleh, satu pesan yang ditunggu akhirnya muncul, Jaehyun seneng banget.
From : Miyu
Sayang, hati-hati di perjalanan pulang, ya? Jangan lupa nanti istirahat, vitaminnya diminum, terus.. ganti baju dan mandi dulu sebelum tidur. Pake air anget kalo dingin ya? Makan juga masak aja jangan junk food terus, aku stok banyak daging sama sayur di kulkas kamu. Resep menu buat 7 hari udah aku tempel di counter, aku udah cuciin baju kamu yang di keranjang.
Jaehyun baru mau bales,
From : Miyu
Jaehyun, kita sampai sini aja ya? Aku pengen kita akhirin semuanya. Makasih, dan maaf buat segalanya. Kamu baik, kamu bisa dapetin yang lebih baik dari aku. Jangan temuin aku lagi, ya? Aku pasti baik-baik dan jaga diri, kamupun, oke?
Belum Jaehyun ngebales, foto dp WA Miyeon berubah jadi botak. Iya, Jaehyun di blokir.
Tanpa sempat tahu alasannya, Jaehyun sudah bisa menebak.