-luka pertama

562 98 31
                                    

"Mi, PT. X lagi buka lowongan kerja loh!" Kata Hongseok waktu Miyeon baru aja dateng sambil naruh helmnya diatas rak.


Jelas itu jadi kabar pagi yang menyenangkan, karena perusahaan swasta itu adalah perusahaan impian Miyeon untuk kerja sejak lulus kuliah dulu.

Cuma, dia gak sempat buat daftar karena waktu itu pendaftaran udah ditutup, dan PT. X gak rekrut pegawai lagi setelah itu.


"Serius? Mana coba liat?" Seru Miyeon antusias sambil duduk sebelah Hongseok, bahkan Miyeon belum sempat naruh tasnya. Hongseok ngoper laptopnya ke Miyeon, kemudian senyum-senyum waktu liat Miyeon yang fokus baca persyaratan disana.


"Cobain deh, kamu pasti bisa masuk sekarang." Miyeon senyum menampilkan lesung pipi yang ngebuat Hongseok juga ikutan senyum lebih lebar.


Gak lama, Miyeon ambil pulpen dan kertas, buat nulis persyaratannya. Dia juga gak lupa buat keluarin laptop dari dalam tasnya. Dan sesegera mungkin kirim persyaratan tersebut ke e-mail hrd disana.


"Makasih kak Hongseok." ujar Miyeon, Hongseok nganggukin kepalanya.



Mood Miyeon buat ngajar malah down begitu dia masuk setelah jam istirahat, padahal ke kelas anak-anak yang di walikelasin sama dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mood Miyeon buat ngajar malah down begitu dia masuk setelah jam istirahat, padahal ke kelas anak-anak yang di walikelasin sama dirinya sendiri.

Karena Miyeon tau, mereka pasti ga mau belajar. Maunya cerita dan sharing-sharing, tapi kan tetep harus ngejar materi. Beberapa kali Miyeon selang dengan pembekalan materi, gak ada yang ngerjain.



"BUUUUU GAMAU BELAJAR BUUU!" teriakan itu langsung ditimpali dengan anak-anak lain yang setuju, Miyeon cuma bisa narik nafas dan simpen buku absen, tas laptop, dan tempat pensilnya diatas meja guru.


"Materi kalian udah ketinggalan jauh dari kelas sebelah, jadi-"


"Ah, gak seru nih ibu." Miyeon menghela nafasnya kasar, berusaha gak peduli dengan langsung koneksikan laptopnya ke proyektor.


Miyeon juga langsung pake kacamatanya, kemudian mulai menjelaskan materi.


Selama menjelaskan materi, Miyeon berusaha semaksimal mungkin. Bangku yang disusun dengan latar U ngebuat ruang ditengah-tengah untuk Miyeon bebas jalan-jalan sambil menjelaskan materi ke para siswanya.

Langkah kakinya terhenti disebelah anak laki-laki yang terkenal pendiam, nilai akademik pas-pasan, dengan orang tua yang susah banget dihubungi.

"Jadi, sebelum kita mulai praktek nan...ti..."

Ucapan Miyeon terputus, waktu Miyeon ngerasa sebuah telapak tangan mengusap dan pegang paha kanannya.
Miyeon noleh, air mata udah gak bisa ditahan. Yang bikin dia kesal, anak itu malah senyum.

"WEEEH GILA LU?!" Seru anak-anak yang ngeliat kejadiannya, beberapa terpusat ke Miyeon, beberapa lagi ke sang pelaku yang sekarang malah ketawa.

To My Youth ; Cho MiyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang