Kawasan Cheonggye Cheon yang menandai perubahan dalam paradigma bertransportasi di Kota Seoul. Tempat ini selalu saja ramai oleh pengunjung, yang biasanya datang untuk mengabadikan gambar, atau hanya sekedar mengamati pergerakan air--yang mengalir deras satu arah, di bawah jembatan. Tentu saja, para pengunjung hanya mendatangi tempat ini pada pagi hingga menjelang tengah malam.
Namun, lain ceritanya jika itu dini hari.
Tempat ini sepi, dan hanya bertemankan oleh gemerisik angin subuh.
Dan waktu tersebut, adalah waktu yang tepat, bagi seorang pria paruh baya--dengan baju kaos abu-abu--tak berlengan--dan berwajah bak pereman--untuk berlalu lalang dengan sahaja--meski ia membawa sekarung barang curian, hasil 'panen-nya' hari ini.
Tatapnya, terus menyusuri setiap sudut di sekelilingnya secara bergantian. Memastikan bahwa tidak akan ada orang yang mungkin saja akan mencurigai-nya, mengadukan kepada polisi, dan membuatnya berakhir di sel tahanan.
Pria paruh baya tersebut menghentikan langkahnya, saat ia merasa ada suara langkah kaki seseorang tepat di belakangnya. Ia merasa kalut, cemas jikalau seseorang berhasil memergokinya. Ia memutuskan berbalik, dan yang ia lihat adalah, seorang pemuda dengan setelan baju hitam-putih lengkap dengan topi putih dan earphone yang melekat di telinganya. Porsi tubuhnya yang mungil dan wajahnya yang kekanakan, membuat siapapun akan mengira, bahwa ia adalah seorang bocah.
Pria pencuri itu terkekeh remeh. "Anak kecil rupanya. Mengagetkan saja."
Merasa aman dan tidak terancam, pemuda tersebut melanjutkan jalannya. Tanpa menyadari bahwa, pemuda yang ia bilang 'anak kecil' tadi... menyeringai.
Pemuda kecil tersebut, mendekatkan Mic dari Earphone milik-nya ke arah mulut. Ternyata, ia tengah terhubung dalam komunikasi bersama seseorang.
"Kawasan Cheonggye Cheon, seorang pria dengan kaos abu-abu, usianya sekitar 35 tahun keatas, ia membawa karung besar berwarna coklat dengan robekan kecil di ujungnya. Ah, iya! ada sedikit noda lumpur di bagian lengan dan sudut bawah bajunya, ia memakai celana--"
"Ren! Sudah kubilang, 'kan? kau tak perlu menjabarkan rupa pelaku se-detail itu! Untuk apa kau memberitahu soal noda di pakaiannya?" potong suara di seberang sana.
Pemuda berwajah bocah, bernama Renjun tersebut, selalu saja menjabarkan segala yang di-ingat oleh otaknya secara men-detail. Ah, terlalu detail mungkin lebih tepat.
Renjun mendengus, "Baiklah-baiklah, sekarang ia masih di sekitaran Cheonggye Cheon, tampaknya ia tak punya kendaraan pribadi, jadi cepatlah sebelum ia pergi jauh,"
"Aku tau! polisi sudah berada dekat dari situ, tugasmu selesai. Kau boleh pergi."
"Okay!" sorak Renjun senang, dan mulai memutar jalannya ke arah berlawanan.
Belum lama ia melangkah, suara sirine dari mobil polisi memasuki rungu-Nya. Renjun berjalan mantap dengan langkah kaki bangga. Misi mudah ini, membuatnya besar kepala.
Tertangkap kau, tuan pencuri!
***
Renjun yang berjalan sambil memainkan ponselnya, tanpa sengaja malah menabrak segerombolan pemuda berseragam sekolah, yang bertubuh lebih tegap darinya.
"Maaf," ujar Renjun singkat.
Namun, saat Renjun berniat melanjutkan jalannya, salah satu diantara segerombolan anak sekolah tersebut menarik pakaian yang dikenakan Renjun, membuat pemuda kecil itu kembali terseret satu langkah kebelakang, sontak Renjun melepas tatapnya dari ponsel dan beralih memandang satu-persatu wajah anak sekolah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISGUISE [NCT Ver] ✔
Mystery / ThrillerApa jadinya jikalau detektif berusia 23 tahun, ditugaskan untuk kembali menjadi bocah Sekolah Menengah Atas? Hal ini dikarenakan sebuah misi rahasia, dengan tujuan menangkap pembunuh siswa berantai dalam suatu sekolah. Inilah mereka, para detektif j...