4 || E M E R G E

1.6K 268 33
                                    

Korban Ke-tujuh

Kim Jungwoo-17 tahun.



Seorang siswa dengan predikat tidak berguna dan lemah. Yang baru saja tadi siang Renjun kasihani kondisi kehidupannya. Seseorang yang rasanya, meski ia hidup atau tidak pun, orang lain tidak akan pernah ambil pusing.

Renjun menopang dagunya sambil terus berpikir. Apalagi, tatkala ia teringat pasal si penjaga sekolah yang entah kebetulan atau tidak, mengatakan soal korban ketujuh bertepatan ketika Renjun menyaksikan aksi bullying  yang terjadi pada Jungwoo.

Apa Yuta hanya menerka-nerka kala itu? Tapi kenapa bisa setepat itu?

Apa ia adalah pembunuh nya?

Atau... ia mengetahui siapa pembunuhnya?

Setelah kabar tersebut tersebar di kalangan detektif maupun kepolisian, seluruh tim penanganan kasus ini kembali berkumpul di markas. Merelakan waktu istirahat mereka, untuk membicarakan perihal kelanjutan dari kasus pembunuhan keji ini. Terkecuali Jaemin, yang di-izinkan pulang oleh Mark, karna harus menjaga Hanbi--adiknya--yang tinggal sendirian di rumah.

"Baiklah Ren, apa yang kau ingat?" tanya Yangyang.

Renjun memejamkan matanya sejenak untuk menerawang ingatannya, kemudian ia kembali membuka matanya, sambil menatap tajam ke sekelompok pria di depannya tersebut.

"Korban jatuh terlungkup di sebuah lorong, persisnya beberapa meter sebelum pintu belakang sekolah. Sepertinya, dia mencoba melarikan diri, karena itu ia berada tak jauh dari pintu tersebut. Barang-barang nya berserakan keluar dari dalam tasnya; sebuah buku tulis coklat yang sudah jelek, sebuah pena yang seperti sudah patah karena terinjak, kacamata yang lensanya retak, dan tas miliknya yang terlempar agak jauh darinya."

"Hanya itu?"

Renjun menggeleng. "Sebenarnya... aku melihat seperti sebuah goresan pisau di tiang penyanggah gedung yang berada tak jauh dari tubuh korban, padahal korban tewas dikarenakan oleh racun bukan pisau; lalu sebuah gembok kombinasi ganda berwarna metalik yang bagian atasnya telah terlepas masih tergantung di pintu besi belakang sekolah tersebut, dan satu hal lagi yang membingungkan..."

"Apa? Cepat katakan!" ujar Chenle antusias.

"Aku melihat sapu tanah, tak jauh dari situ. Sebuah sapu yang aku yakin benar sebelumnya digunakan oleh seorang penjaga sekolah muda, bernama Yuta."

"Yuta?" tanya Mark sambil kemudian mem-bolak-balik kertas. Kemudian ia berhenti setelah membaca sesuatu. "Dia salah satu tersangka, benar 'kan?"

Renjun dan Jeno sebagai penyamar sekolah mengangguk.

"Besok, dia sudah pasti akan di-amankan kepolisian. Masalahnya, barang bukti berupa sapu miliknya sudah ada."

"Apa selain dia tidak ada tersangka lain? Feeling ku berkata ada yang janggal," ujar Jeno.

"Ada. Tapi kemungkinan mereka sebagai tersangka masih sepuluh persen," jawab Mark.

"Siapa?" ujar Jisung penasaran.

"Lee Taeyong, guru Kimia. Dia menjadi tersangka karena di temukan membawa sebuah jarum suntik bekas. Tapi alibinya kuat, bahwa ia membawa itu sebagai bahan praktek untuk pelajarannya. Dan memang benar, hari itu ia mengajar menggunakan jarum tersebut untuk memindahkan larutan. Kemudian, satu tersangka lagi... seorang murid bernama Xiaojun-"

"Tunggu, bukannya dia saksi mata?" potong Renjun.

"Memang benar. Tapi, gelagatnya yang aneh membuat semua curiga, bahwa dia bukan saksi mata, melainkan pelaku." Yangyang akhirnya angkat suara, karena merasa Mark pasti lelah sedari tadi terus berujar.

DISGUISE [NCT Ver] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang