13 || Misunderstanding

1.2K 210 67
                                    

Setelah mengejar dan mendapati pemuda itu berjalan dengan tempo cepat, Ahran memutar tubuh Mark dalam sekali sentakan. Membuat pria itu menghentikan langkahnya. Ia memandang Mark seakan meminta penjelasan. Sementara pria itu hanya memandang Ahran dengan ekspresi gusarnya.

"Kenapa? Kau ingin meninjuku atau melontarkan kalimat-kalimat kebencian juga?" Mark tersenyum miring.

"Mereka tidak membencimu Mark-sshi. Mereka hanya tidak mengerti apapun."

"Jadi, kau ingin aku melakukan apa?"

"Beritau semuanya kepada mereka. Kau dan masalahmu. Kau dan alasanmu." Ahran memandang Mark serius.

Mark sempat terdiam sejenak, kemudian menggeleng. "Aku tidak bisa."

"Kau ingin kesalahpahaman ini terus berlanjut?"

Ponsel Mark berbunyi dan itu cukup untuk menghentikan konversasi diantara mereka. Mark memberi gestur untuk menjauh dan mengangkat panggilannya kira-kira tiga meter dari Ahran. Sementara Mark berbicara di sana, gadis itu sibuk menajamkan indra pendengarnya. Kasarnya, dia sedang menguping.

Yang bisa dia dengar hanyalah nama Haechan. Dan itu cukup membuatnya penasaran. Apa Haechan yang menelepon?

Setelah menyudahi panggilannya, Mark bergegas menuju kearah Ahran. "Haechan baru saja meneleponku. Dia dalam bahaya, aku harus segera kesana!"

"Kau tau lokasinya?"

"Hanya ada satu daerah yang sering disebut neraka di Seoul. Daerah itu adalah tempat dimana para pecundang jahat menyembunyikan diri. Tidak jauh dari sini, aku bisa sampai dalam sepuluh menit jika berlari."

"Aku ikut!" ujar Ahran sambil mencegat Mark yang baru akan mulai berlari.

"Tidak! Dan jangan dulu beritau yang lain! Ini berbahaya!"

"Lalu kenapa kau memberitau ku? Kau ingin membuatku khawatir? Maaf saja, aku sulit merasakan ke-khawatiran terutama pada orang yang belum lama kukenal," ujar Ahran.

"Karena itu aku hanya memberitaumu. Tim ku berisi orang-orang yang mudah khawatir. Namun aku benci di khawatirkan."

Ahran tak bisa berkata apa-apa lagi. Dia tidak mengerti kenapa jalan pikir Mark begitu berbeda. Sekali lagi, langkah Mark kembali dicegat Ahran dengan menarik belakang kemejanya.

"Bagaimana denganmu?" ujar gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kau bilang ini berbahaya! Lalu bagaimana dengan dirimu sendiri?!"

Mark terkekeh. "Kau bilang kau tidak mudah khawatir."

Ahran diam. Mark menepis pelan tangan Ahran dan memilih berlari tanpa sedikitpun pamit pada gadis itu. Sementara Ahran memandang punggung itu semakin menjauh.

Sekarang ia mengerti, kenapa Mark melarang mereka untuk mencari Haechan. Bukan karena dia tidak peduli pada Haechan, tapi karena dia tidak ingin semakin banyak yang terluka. Ia tidak ingin yang lainnya turun tangan untuk mencari Haechan lantaran ia tau itu berbahaya. Sayangnya, rekan-rekan timnya salah mengartikan dan malah menganggapnya jahat.

Semakin dipikir Ahran semakin merasa ia perlu melakukan sesuatu. Ia pun putar arah dan berlari kencang menuju markas kembali.

Setelah sampai ia berpapasan dengan Renjun yang baru saja keluar dari pintu utama. Pria berwajah kekanakan itu tersenyum sumringah kearah Ahran.

"Kim Ahran!" sapanya.

Ahran mendatangi Renjun. "Kau punya mobil?"

Renjun menggeleng polos.

"Aishh... Dasar miskin!" ketus Ahran sembari kembali berlari menuju kedalam.

"He-hei... Kau bilang apa barusan?!" teriak Renjun dan merungut kesal. Benar-benar kacau sudah image nya di hadapan Ahran.

DISGUISE [NCT Ver] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang