8 || Ninth victim

1.3K 225 64
                                    

Mark terlihat bersikeras menunggu didepan pagar sekolah. Menilik satu-persatu siswa-siswi, dan berharap orang yang ia nantikan sejak tadi, lekas menampakkan diri. Pria itu mengetuk-ngetukkan ujung sepatunya sembari bersandar. Sesekali ia melenguh singkat dan mengusap-usapkan tangannya yang kedinginan. Ini musim gugur ngomong-ngomong. Udara hari ini tidak bagus untuk berlama-lama di tempat terbuka.

Tak lama seorang gadis yang terlihat kusam, berjalan tanpa menoleh kiri-kanan, alhasil ia tak menyadari presensi Mark yang menunggunya sedari tadi. Mengetahui itu, Mark segera menghadang gadis itu sampai gadis tersebut agak tersentak.

"Kim Ahran, Ikut aku sebentar!" Mark menarik paksa pergelangan tangan gadis tersebut secara sepihak.

Sementara Ahran berusaha melepaskan cengkraman Mark darinya. Ia merasa sedikit kesal tentu saja. "Lepaskan! Apa-apaan kau?!"

"Nanti kau akan mengerti, pokoknya ikut saja!"

.

.
"HYUNG!"

Mark dan Ahran menghentikan langkahnya, kemudian memutar kepala kebelakang guna mengetahui siapa orang yang memekik barusan. Mark mendengus saat tau orang itu adalah Renjun.

Renjun berlari mendekat, lengkap dengan wajah kesalnya.

"Kenapa kau memaksanya ikut bersamamu, hyung?"

"Bukan urusanmu."

"Ta-tapi..."

"Jangan ganggu! Kami punya urusan berdua," ketus Mark, dan berderap pergi sambil masih membawa Ahran setelahnya.

Renjun tercenung.

Tunggu, apa yang dia bilang barusan?

Kami? Berdua?

APA-APAAN?!

Tidak, ini tidak bisa di biarkan!

Baru akan melangkah menyusul Mark dan Ahran, langkah Renjun harus terhenti karena Jaemin dan Jeno yang sudah datang dan langsung merangkulnya sok akrab.

"Renjun-ah, aku lapar," keluh Jeno.

"Aku juga," imbuh Jaemin.

"Lalu?"

"Kalau dipikir-pikir kau belum pernah mentraktir kami." Jeno menaik turunkan alisnya, sementara Jaemin mengiyakan dengan penuh semangat dibelakang.







***




Sesampainya di sebuah tempat yang cukup sepi, Mark akhirnya melepaskan cengkramannya pada pergelangan tangan Ahran.

"Sekarang, apa yang kau inginkan?" desis gadis itu.

"Kau tau sesuatu 'kan?"

"Sesuatu apa?"

"Jangan pura-pura bodoh, sekarang jawab, mengapa lonceng itu bisa ada padamu?"

Ahran terkekeh. "Kau mengingatkanku pada seseorang, Mark Lee."

Mark terdiam, memilih menuntut Ahran melanjutkan kalimatnya. "Aku memulai penyamaran ini lebih dahulu dari tim-mu. Aku muncul sebagai siswa sekolah tersebut sejak terkemukanya korban ke-lima. Dan kau tau? Aku mengenal seorang siswa yang mirip denganmu."

Ahran tersenyum misterius. "Dia seorang pemuda, juga seorang ketua kelas. Waktu itu, dia juga menarikku secara paksa, seperti yang kau lakukan barusan. Dia memaksaku untuk jadi temannya. Dia bilang, sebagai ketua kelas, ia tidak ingin adanya diskriminasi. Mungkin dia pikir aku adalah siswi yang kurang pergaulan saat itu. Meski usianya sangat jauh jika dibandingkan dengan usia asliku, aku menyadari betapa dewasanya dia."

DISGUISE [NCT Ver] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang