"Aku sudah disekolah."
Sungchan berujar lirih sambil menegak kasar salivanya. Kalimat itu adalah garis awal dimana mereka akan memulai melakukan penyergapan hari ini--dengan Sungchan sebagai umpannya.
"Kami juga sudah berada kurang dari 7 meter di sebelah barat pintu masuk. Bergeraklah ke arah koridor kelas 12, katakan kalau kau akan menemuinya disana! Jeno sudah memasang cctv."
Sungchan mengiyakan dan memutuskan panggilan tersebut. Ia membuka sebuah aplikasi chat, dan menekan salah satu username yang terlihat aneh sendiri.
Temui aku di koridor kelas 12. Bawa serta racun-nya.
Sekiranya itulah yang Sungchan tuliskan disana. Tak lama, ponselnya bergetar. Tampaknya pembunuh itu begitu bersemangat sampai dia jadi fast respons begitu.
Kau tidak membawa polisi 'kan? Jika aku melihat polisi di area situ, aku akan membunuhmu dari jauh.
Sungchan mendengus. Ia memutar bola matanya kesal. Ia memang tidak membawa polisi, tapi ia membawa komplotan detektif yang liciknya melebihi apapun dimuka bumi ini.
Tidak. Sudah cepat kemari! Balas Sungchan.
Beberapa saat Sungchan menunggu dengan resah. Ia mengetuk-ngetukkan ujung sepatunya. Sesekali ia bersandar dan mengecek ponselnya.
"Kau benar-benar ingin mati rupanya." Suara itu membuat Sungchan lantas menoleh. Dilihatnya pemuda kurus yang mengenakan baju serba hitam itu dengan seksama. Ia tidak menggunakan penutup wajah apapun sehingga Sungchan bisa melihat dengan jelas.
"Ka-kau..." Sungchan terbata-bata selagi orang tersebut hanya tinggal beberapa langkah lagi kearahnya.
"Kenapa? terkejut?" ujarnya tepat di wajah Sungchan.
Sungchan bahkan sampai menahan nafas sangking tegangnya. Entah kenapa aura disini rasanya mulai berbeda dari sebelumnya. Lebih suram dan menekan. Orang tersebut merogoh koceknya, dan ia mengeluarkan suntikan itu. Ia memberikan benda itu pada Sungchan. Pemuda tinggi dihadapannya pun tak punya pilihan selain mengambilnya.
"Tunggu apa lagi? cepat lakukan! Aku akan disini sampai kau mati, agar aku bisa memastikan kalau kau tidak berbohong."
Ya ampun, mana sih orang-orang bodoh itu! umpat Sungchan dalam hatinya lantaran nyawanya sudah diujung tanduk dan para detektif belum juga sampai. Kemudian Sungchan teringat sesuatu. Sesuatu yang ia lupakan sampai rasanya ia ingin menghantukkan kepalanya ke dinding.
Ia lupa mengirimi para detektif itu pesan. Padahal kesepakatannya begitu. Jika penjahat itu mulai mendekat, ia harus segera mengirimi pesan agar mereka lekas bergerak. Tapi Sungchan saja bahkan tidak tau kapan penjahat ini sudah berada sedekat ini dengannya.
Apa ini efek nervous?
Sungchan memandang suntikan ditangannya tersebut. Ia sedikit penasaran cairan berbahaya macam apa yang berada di dalamnya sampai bisa membunuh orang sekejap mata begitu. Diam-diam dia berharap keajaiban datang padanya seperti pertolongan.
Dipandanginya lagi pemuda itu yang masih memantaunya seraya netranya menuntut agar Sungchan segera menyuntikkan cairan tersebut. Hati Sungchan langsung ketar-ketir. Ia tidak tau berapa ember yang akan habis jika keringatnya saat ini ditampung. Sunggu ia seperti mandi keringat dingin.
Aku janji aku akan jadi anak yang baik setelah ini. Aku akan memakan semua sarapan yang ibu siapkan untukku setiap pagi dan aku akan sering-sering mentraktir para detektif itu sepuasnya jika aku selamat. Jadi Tuhan, kumohon biarkan aku hidup lebih lama lagi. Bisik Sungchan dalam benaknya. Lucu sekali mengingat dulu ia sempat ingin mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISGUISE [NCT Ver] ✔
Mystery / ThrillerApa jadinya jikalau detektif berusia 23 tahun, ditugaskan untuk kembali menjadi bocah Sekolah Menengah Atas? Hal ini dikarenakan sebuah misi rahasia, dengan tujuan menangkap pembunuh siswa berantai dalam suatu sekolah. Inilah mereka, para detektif j...